Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Puskesmas Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2013 Mahpolah Mahpolah; Nina Rahmadiliyani; Tri Astuti; STIKES Husada Borneo; Alumni STIKES Husada Borneo
Jurnal Kesehatan Indonesia Vol 5 No 3 (2015): Juli
Publisher : HB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.195 KB)

Abstract

Background, achieve optimal growth and development, in the Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO / UNICEF recommend four important things to do, those are, first giving breast milk to the infant immediately within 30 minutes after the baby has born and then exclusive breastfeeding from birth until 6 months old infant, the third is supplement feeding (MP-ASI) since infants aged 6 months to 24 months besides breastfeeding, and continue breastfeeding until 24 months or more. Fact, there are still many mothers who are not breastfeed their babies exclusively, more than 50% infants in Indonesia have got extra food prematurely. The purpose of this study is to describe the level of mother’s knowledge about feeding in 0-6 months old infants. This is a descriptive study. Research sites in the Karang Bintang Public Health Centre, the sample study were mothers with babies 0-6 months ie 55 people. With the sampling method is Accidental sampling. Results showed that mother's knowledge of supplement feeding in infants aged 0-6 months in the Work Area of Karang Bintang Public Health Center in 2013 is just a few mothers who have good knowledge of infant feeding, which is 11 mothers (20.0%), while enough knowledge is 19 mothers (34.5%) and a less knowledge only 25 mothers (45.5%).
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR Fransisca Imelda Ice; Imelda Ingir Ladjar; Mahpolah Mahpolah
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.11

Abstract

Masalah yang sering muncul pada pasien gangguan kardiovaskuler adalah kecemasan. Kecemasan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.Sedangkan komunikasi terapeutik dianggap sebagai salah satu yang dapat menurunkan kecemasan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan metode komunikasi yang dilakukan perawat untuk membantu penyembuhan pasien, melalui teknik komunikasi yang terencana sehingga terbentuknya rasa saling percaya antara perawat dan pasien. Komunikasi terapeutik bertujuan agar kecemasan dapat terkendali, dan pasien dapat mengembangkan konsep diri dengan baik, sehingga pasien kooperatif terhadap tindakan perawatan. Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien gangguan kardiovaskular yang dirawat diruangan Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien yang dirawat diruangan Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin, Menggunakan teknik purposive sampling dan menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil menunjukan komunikasi terapeutik perawat di ruangan Alamanda sebesar 52,6% baik. Kecemasan Pasien diruangan Alamanda sebesar 63,2 cemas sedang, Hasil statistik menunjukan hasil adanya korelasi lemah (rs=0,330) dengan nilai probabilitas p= 0,043, yang berarti terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada pasien kardiovaskular dengan korelasi lemah. Sehingga disarankan kepada Perawat untuk mempertahankan komunikasi terapeutik yang efektif kepada pasien.
KAJIAN BAHAN BERBAHAYA FORMALIN, BORAKS ,RHODAMIN B DAN METHALYN YELLOW PADA PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DI BANJARBARU Sajiman Sajiman; Nurhamidi Nurhamidi; Mahpolah Mahpolah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.771 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i1.26

Abstract

Pangan jajanan bermanfaat terhadap penganekaragaman makanan dalam rangka peningkatan mutu gizi makanan yang dikonsumsi. Makanan jajanan memberikan kontribusi masing-masing sebesar 22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan energi dan protein anak sekolah dasar (Rahmi AA dan Muis SF, 2005). Namun demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan.Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan Survei, penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) diwilayah Kota Banjarbaru. Populasi adalah pangan jajan  yang dijual oleh penjaja di lingkungan  SD di wilayah kota Banjarbaru. Sampel adalah pangan jajanan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan berdasarkan uji kimia yang akan dilakukan. Data dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan secara laboraturium terhadap sampel pangan jajanan yang telah dikumpulkan.Hasil pemeriksaan terhadap sampel tidak ditemukan kandungan bahan berbahaya (Formalin, Boraks, Rodhamin B dan Methalyn Yellow) pada makanan jajanan yang dijual dilingkungan Sekolah Dasar di Kota Banjarbaru. Kata Kunci : Formalin, Boraks, Rodhamin B dan Methalyn Yellow
Pertumbuhan Dan Perkembangan Motorik Kasar Bayi Dengan Pemberian Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Ulin Banjarbaru sajiman sajiman; Nurhamidi nurhamidi; Mahpolah mahpolah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 1 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.436 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v7i1.168

Abstract

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita merupakan proses yang teramat penting dalam menentukan masa depan anak baik secara fisik, mental maupun perilaku.Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan. Penelitiaan ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar bayi dengan pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Ulin Banjarbaru. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan design cross sectional.Populasi adalah semua bayi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Seungai Ulin, sedangkan Sampel adalah bayi usia 3 - 6 bulan yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data pemberian ASI Ekslusif dengan menggunakan kuesioner, data pertumbuhan bayi diukur dengan metode antropometri dengan Indeks IMT/U dimana berat badan (BB) di ukur dengan alat timbang Dacin dan panjang badan (PB) diukur dengan alat pengukur panjang badan, sedangkan untuk mengukur perkembangan menggunakan instrument kuesioner pra-skrining perkembangan (KPSP). Analisis menggunan Mann Whitney U Test Hasil menunjukkan bahwa 63,3% bayi sudah tidak mendapatkan ASI Eksklusif, 80,0% bayi berkembang dengan normal dan selebihnya mengalami perkebangannya meragukan. Sebanyak 73,3% bayi tumbuh normal selebihnya mengalami pertumbuhan dengan kegemukan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pertumbuhan antara bayi yang mendapat ASI ekslusif dan yang tidak mendapat ASI eksklusif (p=0,235), sedangkan bayi yang mendapat ASI eksklusif mengalami perkembangan yang berbeda dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (p=0,040)
METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN Fitri Yuliana; Mahpolah Mahpolah; Debby Rosyana
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 8, No 1 (2017): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.857 KB)

Abstract

Latar Belakang: Perawatan tali pusat secara benar dapat mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi baru lahir. Perawatan tali pusat secara terbuka di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin telah dilakukan sejak ±10 tahun terakhir dan tidak pernah dilaporkan adanya kejadian infeksi tali pusat pada bayi.Tujuan : Mengidentifikasi metode perawatan tali pusat terbuka di RSUD. Ulin BanjarmasinMetode : Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh bayi sakit selama satu bulan terkahir dan diambil secara Accidental Sampling sebanyak 35 bayi serta data dianalisis secara univariat.Hasil : Metode perawatan tali pusat secara terbuka memiliki rata-rata pelepasan tali pusat 7 hari (60%) dan 5 – 7 hari (40%).Simpulan : Rata-rata pelepasan tali pusat pada bayi dengan perawatan tali pusat secara terbuka di RSUD. Ulin 60% lebih lambat ( 7hari).Kata Kunci : Perawatan tali pusat terbuka, Pelepasan tali pusat, Bayi Baru Lahir