Mathan Yunip
Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementasi Metode Problem Solving dalam Meningkatkan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Nova Ritonga; Juliandes Leonardo Trisno Mone; Mathan Yunip; Yunardi Kristian Zega
Jurnal Shanan Vol. 5 No. 1 (2021): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.799 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v5i1.2622

Abstract

Today's learning has used a student-centered learning model. In this learning, the teacher uses various learning methods which are certainly more interesting and involve students directly. This learning system is in accordance with the education standards and curriculum in 2013. Although the 2013 curriculum has implemented student-centered learning, until now there are still teachers including Christian religious education teachers who still use conventional methods (lectures) which cause the learning process is less interesting and tedious. Therefore, a breakthrough is needed that can improve Christian religious education learning in schools. Thus, the purpose of this study is to describe the implementation of problem solving methods in improving the learning process of Christian religious education in schools. The method used in this research is literature study with literature review using books, journals, dictionaries, and other sources to describe the implementation of problem solving methods in Christian religious education learning. The result of this research is that the implementation of problem solving methods can improve Christian religious education learning in schools because students are actively involved in the learning process.
KAJIAN TEORITIS DAN TEOLOGIS TENTANG HUKUM TABUR TUAI (II KORINTUS 9:6-7) SEBAGAI LANDASAN PENGAJARAN KEPADA JEMAAT Mathan Yunip
MAWAR SARON: Jurnal Pendidikan Kristen dan Gereja Vol. 3 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62240/msj.v3i1.30

Abstract

Hukum tabur tuai sering dipahami untuk mendapatkan kepuasan diri dalam hal materi atau untuk medapatkan materi jauh lebih banyak dari jumlah yang diberikan. Jika pemahaman seperti ini yang menjadi pendorong dalam hal memberi persembahan, maka akan muncul hati yang penuh ketamakan dan motivasi yang salah. Tetapi Hukum tabur tuai memiliki pemahaman tentang ketaatan, kasih dan melakukan Firman Allah. Jadi "memberi" persembahan untuk pekerjaan Tuhan adalah sebagai ungkapan syukur dan ketaatan karna Anugerah-Nya yang telah rela mati gantikan kita.
Yesus Sebagai Anak Allah Berdasarkan Injil Yohanes Mathan Yunip
MAWAR SARON: Jurnal Pendidikan Kristen dan Gereja Vol. 4 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62240/msj.v4i1.37

Abstract

Teknologi yang semakin canggih membuat semua orang dapat mengakses apapun termasuk pengajaran-pengajaran baik yang sesuai firman Tuhan atau tidak. Hal ini dapat membuat orang-orang Kristen yang belum memiliki pemahaman yang benar tentang Anak Allah dapat terseret dan meninggalkan Yesus. Penelitian ini bertujuan memaparkan konsep Anak Allah berdasarkan Injil Yohanes dan memberikan gambaran kepada pendidik bagaimana mengajarkan konsep Anak Allah ini dalam Pendidikan Agama Kristen. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, pendekatan studi kepustakaan dengan metode analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Yohanes menunjukkan bahwa gelar Anak Allah itu berkaitan dengan kemesiasan Yesus, asal-usul-Nya, mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, hubungannya dengan Bapa, keunikan-Nya sebagai Anak Allah, delapan sifat-sifat keunikan Yesus sebagai Anak Allah. Mengajarkan konsep Anak Allah perlu dilakukan dengan pendekatan budaya dan memperhatikan isu-isu yang sedang berkembang khususnya pengajaran-pengajaran yang sedang mencoba mengaburkan iman kristen. Mengajarkan konsep Anak Allah dimulai sejak dini dengan memperkenalkan Yesus melalui mujizat-mujizat, dan terus berkembang kepada kesatuan Anak dengan Bapa.