Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Teaching anti-discrimination attitudes through christian religious education in school Sianipar, Desi; Sairwona, Wellem; Hasugian, Johanes Waldes; Ritonga, Nova; Zega, Yunardi Kristian
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 3, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v3i4.4101

Abstract

This study aims to figure the implementation of anti-discrimination Christian Religious Education (CRE) at school and various things that can significantly shape students' anti-discrimination attitudes. By using descriptive qualitative methods, namely by adopting the research procedures of Miles and Habermas and support of other literature, the researchers found that CRE at schools has a strategic place in teaching anti-discrimination attitudes toward students. In this regard, the contextual and biblical CRE curriculum design and learning model presented in the class can lead students to have attitudes that do not discriminate against one another. Teaching anti-discrimination attitudes through CRE can be done simultaneously. CRE teachers lay the foundation or instill Christian values that differences are the reality and how students can accept and appreciate differences. Those are strengthened by the application of the CRE curriculum that contains the topic of anti-discrimination and synergized learning models in which students can interact, communicate and relate in different realities.
EVALUASI IMPLEMENTASI PAK KELUARGA DI GKRI JEMAAT DIASPORA CAWANG JAKARTA TIMUR Nova Ritonga; Djoys A. Rantung
Jurnal Shanan Vol. 2 No. 2 (2018): Oktober
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.53 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v2i2.1538

Abstract

PAK keluarga merupakan pendidikan yang sangat penting bagi seluruh anggota keluarga. Melalui PAK keluarga, seluruh anggota keluarga dapat mengenal dan memahami Allah yang disembah dan memampukan seluruh keluarga hidup sesuai dengan firman Allah serta dapat menjadi teladan bagi sesama. PAK keluarga tidak lepas dari peran orang tua sebagai pribadi yang diberi tanggung jawab oleh Allah dalam mengupayakannya, selain orang tua seluruh anggota keluarga juga memiliki peran yang sangat penting. Untuk itu dibutuhkan komitmen dari seluruh keluarga sehingga PAK keluarga dapat terwujud. PAK keluarga yang telah diimplementasikan perlu dievaluasi secara berkala untuk mengetahui proses dan manfaat implementasi PAK itu sendiri. Evaluasi dilakukan mencakup unsur-unsur PAK keluarga, seperti: pengajar, peserta didik, kurikulum, metode, sarana, lingkungan, dan pendanaan.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi Pendidikan Agama Kristen (PAK) keluarga di GKRI Jemaat Diaspora Cawang.Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan evaluasi. Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP (context, input, process, dan product). Sampel ditetapkan menggunakan model sampel bertujuan (purposive sampling). Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 keluarga yang terdiri orang tua dan anak. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, sedangkan teknik analisis data menggunakan model deskripsi analitis.Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pemahaman keluarga tentang PAK keluarga sudah memadai. Evaluasi konteks (contect) dihasilkan bahwa pemahaman dan penguasaan orang tua tentang landasan PAK keluarga pada kategori kurang baik, pemenuhan kebutuhan PAK keluarga bagi anak pada kategori baik. Evaluasi masukan (input) ketersediaan pendidik dan peserta didik pada kategori sangat baik (100%), sarana yang digunakan cukup memadai, orang tua mengetahui berbagai strategi PAK keluarga, perencanaan dana dalam kategori sangat tidak baik.Evaluasi proses (process) implementasi PAK keluarga berada pada kategori baik, belum memiliki dan menggunakan kurikulum (buku), penggunaan bahan ajar masih minim. Strategi yang digunakan tergolong memadai, dan orang tua berperan dengan baik. Dari evaluasi hasil (product) ditemukan bahwa keluarga memperoleh hasil yang baik. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa keluarga belum memahami pentingnya evaluasi implementasi PAK keluarga.Kata kunci: evaluasi, implementasi, Pendidikan Agama Kristen (PAK) keluarga.
TEOLOGI SEBAGAI LANDASAN BAGI GEREJA DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Nova Ritonga
Jurnal Shanan Vol. 4 No. 1 (2020): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.84 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v4i1.1766

Abstract

AbstrakGereja adalah persekutuan orang kudus. Gereja memiliki tugas dan panggilan untuk melakukan pengajaran yang benar kepada orang percaya yang sesuai dengan ajaran Alkitab. Tugas pengajaran itu antara lain adalah Pendidikan Agama Kristen (PAK) gereja. Terkait dengan tugas tersebut, harus dilakukan secara terus-menerus agar dapat menjawab kebutuhan orang percaya. Agar relevan, gereja perlu melakukan pengembangan mengingat adanya pengaruh perkembangan zaman yang masuk ke dalam gereja. Selain itu, adanya perubahan perilaku dan gaya hidup yang ditunjukkan jemaat yang cenderung mengikuti perkembangan zaman. Di samping itu, gereja juga diperhadapkan dengan pengajaran-pengajaran yang menyimpang dari Alkitab dan dasar teologi yang benar. Dalam upaya melakukan pengembangan PAK, gereja tidak bisa dilepaskan dari teologi yang merupakan isi dari PAK itu sendiri. Pengajaran yang dilakukan di gereja berpusat pada Allah dan karya-karya-Nya. Untuk memahami itu, dibutuhkan teologi sebagai sarana untuk mempermudah menjelaskan apa yang menjadi kehendak Allah atas umat-Nya. Dengan menjadikan teologi sebagai landasan pengembangan PAK Alkitabiah, gereja akan bertumbuh menjadi gereja produktif yang menghasilkan jemaat yang dewasa dan mampu mengimplementasikan imannya di dalam kehidupannya sehari-hari. Artikel ini ditulis dengan metode kualitatif deskriptif melalui penelitian kepustkaan. Kesimpulan dari artikel ini adalah gereja perlu memahami bahwa PAK adalah tugas gereja yang sangat penting dan perlu terus dikembangkan. PAK adalah bagian dari upaya berteologi gereja, maka gereja harus mengembangkan PAK berdasarkan teologi dan teologi adalah landasan dalam pengembangan PAK di gereja.Kata Kunci: Pendidikan Agama Kristen, Teologi, Gereja
Implementasi Metode Problem Solving dalam Meningkatkan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Nova Ritonga; Juliandes Leonardo Trisno Mone; Mathan Yunip; Yunardi Kristian Zega
Jurnal Shanan Vol. 5 No. 1 (2021): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.799 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v5i1.2622

Abstract

Today's learning has used a student-centered learning model. In this learning, the teacher uses various learning methods which are certainly more interesting and involve students directly. This learning system is in accordance with the education standards and curriculum in 2013. Although the 2013 curriculum has implemented student-centered learning, until now there are still teachers including Christian religious education teachers who still use conventional methods (lectures) which cause the learning process is less interesting and tedious. Therefore, a breakthrough is needed that can improve Christian religious education learning in schools. Thus, the purpose of this study is to describe the implementation of problem solving methods in improving the learning process of Christian religious education in schools. The method used in this research is literature study with literature review using books, journals, dictionaries, and other sources to describe the implementation of problem solving methods in Christian religious education learning. The result of this research is that the implementation of problem solving methods can improve Christian religious education learning in schools because students are actively involved in the learning process.
Lokakarya Pengembangan Teknologi Pendidikan bagi Guru-Guru di Desa Ujung Gunung Ilir Serepina Hasibuan; Nova Ritonga; Desmon Adu; Setiaman Larosa; Daniel Daniel; Rudy Roberto Walean; Saedo Marbun
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 1: Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/realcoster.v6i1.316

Abstract

The digital era certainly has implications for the use of technology in the world of education. The more developed the times, the more superior the resources. One of the standards of excellence of an educational institution is the sophisticated technology used. Therefore, technology needs to be mastered by educational actors. PkM activities are carried out by the tutoring method where teachers are directly guided in technology practice. Before carrying out PkM activities, the team conducted observations and interviews with several teachers and after the activities the team evaluated the results of the activities. PkM conducted by STTMSL lecturers and students aims to equip elementary, middle and high school teachers around the campus environment with adequate technological capabilities for this digital era. The activity carried out on November 15, 2022 was held with three sessions, namely: making creative and interactive PPT slides, making questions and assessment graphs from google forms and how to use them and introducing the Canva application as one of the applications that help teachers to prepare designs for certificates, diplomas, flyers, posters, advertisements, short videos for learning, and so on. Through this activity, teachers can improve their self-competence, especially in terms of utilizing technology to support learning in schools.Keywords: canva; digital; google forms; workshop; powerpoint; technology AbstrakEra digital tentunya berimplikasi pada penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Semakin berkembangnya zaman maka semakin unggul pula sumber dayanya. Salah satu standar keunggulan suatu lembaga pendidikan adalah canggihnya teknologi yang digunakan. Oleh karena itu, teknologi perlu dikuasai oleh pelaku pendidikan. Kegiatan PkM dilakukan dengan metode tutoring di mana guru secara langsung dibimbing dalam praktik teknologi. Sebelum melaksanakan kegiatan PkM, Tim melakukan observasi dan wawancara dengan beberapa guru dan setelah kegiatan tim melakukan evaluasi hasil kegiatan. PkM yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa STTMSL bertujuan untuk memperlengkapi guru-guru SD, SMP dan SMA di sekitar lingkungan kampus dengan kemampuan teknologi yang memadai untuk era digital ini. Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 15 November 2022 diselenggarakan dengan tiga sesi yakni: membuat slide PPT kreatif dan interaktif, membuat soal dan grafik penilaian dari google form dan bagaimana penggunaanya serta memperkenalkan aplikasi Canva sebagai salah satu aplikasi yang membantu guru untuk mempersiapkan desain sertifikat, ijazah, flyer, poster, iklan, video singkat untuk pembelajaran, dan lain sebagainya. Melalui kegiatan ini, guru-guru dapat meningkatkan kompetensi diri khususnya dalam hal memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran di sekolah. Kata kunci: canva; digital; formulir google; lokakarya; powerpoint; teknologi
TEOLOGI PENDERITAAN: MENGAJARKAN KONSEP PENDERITAAN BERDASARKAN ALKITAB Nova Ritonga
MAWAR SARON: Jurnal Pendidikan Kristen dan Gereja Vol. 3 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62240/msj.v3i1.33

Abstract

Penderitaan tidak pernah lekang dari kehidupan manusia. Karena itu banyak orang termasuk orang kristen salah memahami penderitaan yang dialaminya. Mereka mempersalahkan diri sendiri, orang lain, situasi dan juga Tuhan. Ini menunjukkan ketidak mengertikan manusia akan maksud dan tujuan penderitaan itu dalam hidupnya, akibatnya orang-orang tersebut tidak mempercayai lagi Tuhan yang penuh kasih karena menganggap tidak mungkin Tuhan itu penuh kasih sedangkan Ia membiarkan manusia menderita. Penelitian ini bertujuan mengajarkan penderitaan berdasarkan pandangan Alkitab sehingga orang kristen memahami penderitaan secara benar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dimana penulis mencari sumber-sumber yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman yang kurang tentang penderitaan membuat orang kristen mengeluh ketika mengalami penderitaan, perlu dilakukan pengajaran sejak dini kepada orang-orang kristen di berbagai lini pendidikan kristen untuk memberikan pemahaman yang benar tentang penderitaan, penderitaan tidak selalu diartikan sebagai hukuman Tuhan, melalui penderitaan kuasa Tuhan nyata.
Konsep Firman Tuhan Dalam Menghadapi Praktik Sinkretisme Berdasarkan Ulangan 18:9-14 Nova Ritonga
MAWAR SARON: Jurnal Pendidikan Kristen dan Gereja Vol. 5 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62240/msj.v5i1.53

Abstract

Sinkretisme adalah suatu aliran yang menyatukan baik antar agama maupun ajaran agama dengan budaya lokal. Di kalangan kekristenan masih ditemukan adanya orang-orang Kristen yang menunjukkan kehidupan sinkretisme dan hal ini membuat kekristenan menjadi kabur/tidak murni lagi. Praktik kehidupan yang menganut sinkretisme dalam kekristenan tidak bisa dibiarkan karena tindakan ini dapat memengaruhi orang Kristen yang taat kepada Allah dan juga dapat mengaburkan pandangan orang yang bukan menganut agama Kristen terhadap kekristenan dengan anggapan bahwa agama Kristen adalah merupakan sinkretisme. Memang orang Kristen masih hidup di tengah-tengah masyarakat yang sarat dengan hal ini, namun perlu ada upaya yang konkrit dalam memberikan pemahaman yang benar dan alkitabiah kepada orang kristen agar dalam menjalani kehidupan benar-benar memiliki pengertian yang benar tentang apa yang diimaninya khususnya berkaitan dengan sinkretisme ini. Untuk itu, perlu ada penggalian yang lebih dalam akan firman Allah yang dapat dijadikan pedoman dan apologetis dan bahkan sebagai bahan pengajaran yang benar untuk menghadapi praktik-praktik sinkretisme di tengah-tengah orang Kristen atau jemaat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengungkapkan kebenaran Alkitab tentang praktik sinkretisme berdasarkan Ulangan 18:9-14 dengan menggunakan metode eksegesis teks analisis kata. Berdasarkan hasil kajian dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orang yang melakukan sinkretisme adalah kekejian di mata Tuhan dan orang tersebut akan menerima konsekuensi dari perbuatannya yaitu tidak menikmati berkat Tuhan, dalam arti lain dimiskinkan. Dalam referensi lain disebut tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah.
Peran Orangtua Sebagai Pendidik Spiritual Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 Di Era Revolusi Industri 4.0: Tinjauan Teologis Dan Pedagogis Dalam Pendidikan Agama Kristen Nova Ritonga
MAWAR SARON: Jurnal Pendidikan Kristen dan Gereja Vol. 6 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62240/msj.v6i2.59

Abstract

Era Revolusi Industri 4.o adalah era keterbukaan, di mana semua informasi dapat dengan mudah diakses oleh siapapun termasuk anak-anak kristen. Kecanggihan teknologi dan keterbukaan informasi dapat mempengaruhi spiritual anak-anak. Anak-anak dengan mudah terpengaruh tayangan-tayangan yang menarik hati mereka sehingga membuat mereka kurang memperhatikan pertumbuhan imannya. Selain itu, kepedulian orangtua dalam mendidik iman anak juga semakin berkurang karena orangtua dituntut dengan berbagai kesibukan yang menyita waktu mereka. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana peran orangtua dalam mendidik spiritual anak-anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 di era revolusi 4.0. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan di mana data diperoleh dari sumber-sumber atau literatur yang dipilih berkaitan dengan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ada orangtua yang memberikan perhatian terhadap pendidikan spiritual anak-anaknya dengan berpedoman kepada Alkitab dan ada juga orangtua yang tidak memberi perhatian terhadap pendidikan spiritual anak-anak. Peran orangtua sebagai pendidik spiritual anak dilakukan dengan berbagai cara seperti mengajak anak doa pagi atau doa malam, membaca Alkitab, memutarkan film rohani, menyediakan buku renungan, mengajak anak ke gereja dan menasihati anak untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orang tua kristen memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan spiritual anak baik ditinjau dari tinjauan teologi maupun pedagogik Pendidikan Agama Kristen. Ditinjau dari sisi teologis dan pedagogik PAK, orang tua dalam menjalankan perannya sebagai pendidik spiritual anak, orang tua harus lebih dahulu memiliki spiritual yang benar di hadapan Allah, mengenal Allah secara benar, menjadi motivator, fasilitator, guru, sahabat bahkan menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Pembinaan Jiwa Nasionalisme Anak-Anak Sekolah Minggu GPdI Imanuel Kagungan Rahayu Melalui Bercerita dan Lomba Kebangsaan Nova Ritonga; Saedo Marbun
Devotion: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/devotion.v1i1.31-44

Abstract

Melihat kurangnya wawasan kebangsaan yang dimiliki anak-anak sekolah minggu di Gereja Pantekosta di Indonesia Imanuel Kagungan Rahayu, maka dianggap perlu untuk melakukan pembinaan wawasan kebangsaan supaya pemahaman kebangsaan dari anak-anak sekolah minggu dapat ditingkatkan, dengan demikian jiwa nasionalisme akan tumbuh sejak dini. Selain itu, gereja belum pernah melakukan pembinaan jiwa nasionalisme secara khusus bagi anak-anak sekolah minggu. Pada masa kini juga terjadinya penurunan rasa nasionalisme di kalangan peserta didik di sekolah dan ini dapat berdampak pada anak-anak sekolah minggu yang belum memiliki pemahaman tentang kebangsaan yang kuat. Untuk itu perlu dilakukan upaya pembinaan sejak dini kepada anak-anak generasi bangsa ini. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pembinaan jiwa nasionalisme kepada anak-anak sekolah minggu agar memiliki rasa cinta akan tanah air Indonesia yang kuat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan skema berikut: 1) persiapan, 2) pelaksanaan, 3) penyusunan laporan dan publikasi. Kegiatan PkM berupa pembinaan jiwa nasionalisme bagi anak-anak sekolah minggu dilakukan dengan dua cara. Pertama, kegiatan bercerita tentang sejarah kemerdekaan Republik Indonesia dan tanggungjawab anak-anak sekolah minggu sebagai warga negara. Kedua, kegiatan lomba kebangsaan. Ada pun hasil kegiatan ini adalah anak-anak sekolah minggu: 1) memahami sejarah kemerdekaan Indonesia dengan lebih baik, 2) bisa lebih memahami dan menghargai pengorbanan para pahlawan kemerdekaan, 3) bisa mengembangkan rasa cinta terhadap Indonesia. Berdasarkan hasil PkM dapat disimpulkan bahwa pembinaan jiwa nasionalisme bagi anak-anak sekolah minggu perlu dilakukan sejak dini agar jiwa nasionalisme anak-anak tertanam dengan kuat. Pembinaan jiwa nasionalisme bagi anak-anak merupakan tanggungjawab semua pihak termasuk gereja.
Peran Pemimpin Gereja dan Etika Kristen dalam menyikapi Isu Kontemporer di Era Revolusi Industri 4.0 Nova Ritonga
EUANGGELION: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Lentera Bangsa Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61390/euanggelion.v4i2.61

Abstract

Abstract: This article discusses the role of church leaders and Christian ethics in the era of the Fourth Industrial Revolution. Church leaders have a crucial responsibility in providing guidance and correct answers amidst the issues and challenges faced by the congregation and society. The literature review method was used in writing this article. The objective of this article is to explore the role of church leaders in addressing contemporary issues and upholding Christian ethics. The findings indicate that church leaders need to be sensitive and caring towards the congregation, and they play various roles such as administrators, organizers, decision-makers, group facilitators, board chairpersons, and counselors. The conclusion drawn is that church leaders must be able to provide guidance based on the Word of God and Christian ethics in dealing with complex issues in the era of the Fourth Industrial Revolution.Abstrak: Artikel ini membahas peran pemimpin gereja dan etika Kristen di era Revolusi Industri 4.0. Pemimpin gereja memiliki tanggung jawab penting dalam memberikan arahan dan jawaban yang benar di tengah persoalan dan isu yang dihadapi oleh jemaat dan masyarakat. Metode penelitian kepustakaan digunakan dalam penulisan artikel ini. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menggali peran pemimpin gereja dalam menghadapi isu-isu kontemporer dan menegakkan etika Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemimpin gereja harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap jemaat serta berperan sebagai administrator, organisator, pembuat keputusan, fasilitator kelompok, ketua dewan pengurus, dan konselor. Kesimpulan yang diperoleh, pemimpin gereja harus mampu memberikan arahan yang didasarkan pada firman Tuhan dan etika Kristen dalam menghadapi isu-isu yang kompleks di era Revolusi Industri 4.0