Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

REKONFIGURASI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kV UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PENYALURAN DAYA SISTEM KELISTRIKAN KAMPUS UNDANA PENFUI KUPANG Agusthinus S. Sampeallo; Nursalim Nursalim; Kristoforus Kato Sado
Jurnal Media Elektro Vol 6 No 2 (2017): OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.867 KB) | DOI: 10.35508/jme.v0i0.586

Abstract

Universitas Nusa Cendana Kupang merupakan salah satu pelanggan tenaga listrik dari PT. PLN (Persero) Cabang Kupang Rayon Kupang dengan kontrak daya sebesar 650 kVA dan tegangan sistem 20 kV. Masukan dari sistem kelistrikan undana dimulai dari gardu hubung milik PLN yang terletak didalam kampus undana kemudian daya diteruskan ke gardu kubikel milik undana. Keluaran dari gardu kubikel akan disalurankan melalui jaringan tegangan menengah yang terdiri atas tiga jalur utama yakni, jalur Rektorat lama, Rektorat Baru, dan jalur Kedokteran. Ketiga jalur distribusi tegangan menengah tersebut akan melayani tujuh buah transformator. Masalah utama yang terjadi pada sistem kelistrikan undana penfui adalah sering terjadinya pemadaman yang disebabkan oleh pembembanan lebih pada salah satu jalur beban yakni pada jalur rektorat lama yang mensuplai lima buah transformator. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan rekonfigurasi jaringan tegangan menengah 20 kV untuk peningkatan kualitas penyaluran daya sistem kelistrikan kampus undana penfui kupang agar tidak terjadi pembembanan lebih pada salah satu jalur beban sehingga tidak menyebabkan ketidak seimbangan beban. Dari hasil analisa kondisi eksisting sistem kelistrikan kampus undana penfui kupang adalah sumber akan memberikan daya P = 0.31164421 MW, Q = 0.12765602 Mvar, atau S = 0.439300 MVA dengan cos phi 0.85. dengan total losses daya secara keseluruhan adalah 0.0001258 MW. Sedangkan hasil rekonfigurasi sistem kelistrikan kampus undana penfui kupang adalah sumber akan memberikan daya P = 0.40599625 MW, Q = 0.16497407 Mvar, atau S = 0.57097032 MVA dengan cos phi 0.85. dengan total losses daya secara keseluruhan adalah 0.000062325 MW.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN MAJEMEN SEKOLAH SMK MUHAMMADIYAH KUPANG Nursalim Nursalim; Agusthinus S. Sampeallo
Jurnal Media Elektro Vol 6 No 2 (2017): OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.517 KB) | DOI: 10.35508/jme.v0i0.587

Abstract

Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan saat ini sudah tidak bisa dihindari lagi, karena telah menyatu dengan perkembangan setiap aktivitas, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Demikian halnya guru sebagai tenaga profesional, harus mampu mengimbangi laju perubahan tersebut. Sikap yang harus direfleksikan oleh guru di antaranya melalui apresiasi, inovasi, dan kreasi untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti yang dicantumkan pada peraturan kompetensi guru dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005. SMK Muhammadiyah kupang adalah merupakan salah satu sekolah yang menjadikan sekolah sebagai pusat pendidikan, da’wah, dan pengkaderan yang unggul dan andal yang ada di kota kupang. Pada dasarnya SMK Muhammadiyah mempunyai banyak kegiatan baik yang bertaraf lokal maupun yang bertaraf nasional, namun kegiatan tersebut kurang bergaung di masyarakat kota kupang yang disebabkan karena kurangnya media promosi yang dimiliki oleh SMK Muhammadiyah kota kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan system informasi dan manajemen berbasis website untuk membantu SMK muhammadiyah kota kupang agar dapat mempublikasi hasil-hasil kegiatan yang pernah diikutinya. Selain itu, dengan adanya sistem manajemen ini, maka SMK Muhammadiyah kota kupang dapat dengan mudah mengelola system administrasinya. Berdasarkan hasil kegiatan dapat dilihat bahwa adanya system informasi dan manajemen sekolah berbasis website di SMK Muhammadiyah dapat memberikan kemudahan kepada guru untuk memanajemen serta mempromosikan hasil kegiatan sekolah mereka ke masyarakat khususnya mengenai kegiatan sekolah SMK Muhammadiyah Kota Kupang.
ANALISIS KINERJA PLTS 25 KWP DI GEDUNG LABORATORIUM RISET TERPADU LAHAN KERING KEPULAUAN UNDANA TERHADAP VARIASI BEBAN Agusthinus S. Sampeallo; Wellem F. Galla; Fredyrick Mbakurawang
Jurnal Media Elektro Vol 7 No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.251 KB) | DOI: 10.35508/jme.v0i0.600

Abstract

Sistem Pembangkit Energi Surya Laboratorium Riset Terpadu Lahan Kering Kepulauan UNDANA merupakan pembangkit Energi Surya dengan kapasitas 25 kWp yang dimanfaatkan oleh Laboratorium Lahan Kering untuk menyuplai energi listrik guna kegiatan praktikum mahasiswa dan kegiatan perkuliahan lapangan . Sistem pembangkit ini dilengkapi dengan sistem baterai yang akan bekerja apabila sel surya tidak mampu memenuhi kebutuhan beban. Sistem ini dilengkapi juga dengan tiga buah inverter. Namun, pada saat sistem beroperasi, hanya bekerja satu inveter saja, dikarenakan dua inverter lainnya mengalami kerusakan. Sejak sistem beroperasi sampai saat ini, belum pernah dilakukan analisis terhadap kinerja sistem sehingga belum diketahui apakah sistem pembangkit ini bekerja dengan baik dan efisien. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap kinerja sistim dengan melakukan pengukuran- pengukuran terhadap daya output PV ( yang merupakan Input inverter ), output arus , tegangan inverter, output daya inverter, serta efisiensi inverter. Pengukuran dilakukan untuk tiga kondisi selama tiga hari, dengan diberikan variasi beban. Berdasarkan hasil pengukuran selama tiga hari, diperoleh hasil untuk kemampuan PLTS dalam mengoperasikan beban maksimal adalah 3.401 Watt pada hari ketiga ( D3 ), dengan rata- rata daya yang disuplai dari sistim PV adalah 4,1 kW dan daya output inverter yang diberikan ke beban rata- rata adalah 2,0 kW, efisiensi rata- rata inverter dalam mensuplai daya dari PV untuk beban adalah 58,59 %.Hal ini dikarenakan daya yang disuplai dari sistim PV disuplai tidak hanya pada beban lahan kering I dan II,tetapi juga akan disuplai pada sistem baterai.Sehingga daya dari sistim PV terbagi dua.
ANALISIS RUGI DAYA INSTALASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH LABORATORIUM RISET TERPADU LAHAN KERING KEPULAUAN UNDANA Agusthinus S. Sampeallo; Wellem F. Galla; Romulus Mamung Sare
Jurnal Media Elektro Vol 7 No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.366 KB) | DOI: 10.35508/jme.v0i0.677

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan besarnya rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada instalasi JTR saluran penghubung Lahan I dan Lahan II Laboratorium Lahan Kering Terpadu UNDANA. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi yaitu dengan melakukan pengukuran besar arus dan tegangan pada saluran penghubung JTR Laboratorium Riset Terpadu Lahan Kering Kepulauan UNDANA. Sumber data yang digunakan adalah berupa data primer dan data sekunder. Data akan diolah dengan perhitungan dan analisis. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data diperoleh bahwa besar rugi daya yang terjadi pada JTR Lahan I adalah 92.766053 Watt atau 0.882994 %. Drop tegangan terbesar pada JTR Lahan I terjadi di Saluran E1 pada fasa R = 3.823206 Volt atau 1.859536 % sedangkan drop tegangan terkecil pada JTR Lahan I terjadi pada Saluran H, pada fasa R =0.000429 Volt atau 0.000264 %, fasa S = 0.0000795 volt atau 0.0000428 %, dan fasa T = 0.0000795 Volt atau 0.0000442 %. Besar rugi daya yang terjadi pada JTR Lahan II adalah 3.433982 Watt atau 0.163271 %. Drop tegangan terbesar pada JTR Lahan II terjadi pada Saluran B2, fasa R = 0.364115 Volt atau 0.174552 %, fasa S = 0.40394 Volt atau 0.169154 %, dan fasa T = 0.121372 Volt atau 0.054525 %. Drop tegangan terkecil terjadi pada Saluran D, fasa R = 0.000254 Volt atau 0.000122 %, fasa S = 0.0000716 Volt atau 0.0000299%, dan Fasa T = 0.0000848 Volt atau 0.0000381%. Rugi daya dan drop tegangan yang terjadi pada JTR Laboratorium Riset Terpadu Lahan Kering Kepulauan UNDANA di pengaruhi oleh besarnya arus, panjang saluran, dan jenis serta luas penampang penghantar yang digunakan.
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN PEMAKAIAN SENDIRI PLTU BOLOK PT. SMSE (IPP) UNIT 3 DAN 4 MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Agusthinus S. Sampeallo; Nursalim Nursalim; Patrisius J. Fischer
Jurnal Media Elektro Vol 8 N0.1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.483 KB) | DOI: 10.35508/jme.v8i1.1442

Abstract

Bolok Steam Power Plant has its own 6.3 kV usage network to service loads such as Feed Water Pump and Circulating Pump Feed. This self-use network is expected to supply unit loads at the Bolok coal-fired steam power plant without any interference. The presence of disturbances such as short circuit in the electric power system can cause problems such as damage to electrical equipment and the emergence of a power outage. Therefore problems that arise like this require an analytical study to determine the short circuit current that will occur while reducing the consequences that arise. This study aims to determine the largest short circuit fault current with the help of ETAP 12.6.0 software. Short circuit simulation results with ETAP 12.6.0 will be compared with manual calculations based on positive, negative and zero sequence impedance values from the point of disturbance location. Based on the results of the research that has been done, it is known that the type of two-phase short circuit interference to the ground is the largest type of interference, which is equal to 10,615 kA on the generator bus. Whereas for the smallest type of short circuit interference is the type of disturbance one phase to the ground that is equal to 3,967 kA on the OutGoing II bus. From the results of the simulations conducted, it can also be seen that changes in the value of short circuit fault currents are affected by changes in the number of operating loads. The more load that operates the positive and negative sequence impedance the smaller and the value of the short circuit current will be greater, while the zero sequence impedance does not affect the amount of load operating, as well as the opposite.
ANALISIS KOORDINASI DAN SETTING OVER CURRENT RELAY (OCR) PADA PEMAKAIAN DAYA SENDIRI PLTU SMS ENERGY MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Nursalim Nursalim; Agusthinus S. Sampeallo; Ahieser P.L Willi
Jurnal Media Elektro Vol 8 No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.393 KB) | DOI: 10.35508/jme.v0i0.1884

Abstract

ABSTRACT The research aims to determine the size of the OCR Motor Pump, Grading Time OCR Motor Pump, coordination Motor Pump OCR and auxiliary OCR on PLTU SMS Energy in the Bolok industrial area. Research started by collecting electricity data PLTU SMS Energy in the form of secondary data. These data are used to create single line diagrams, simulations and analysis using ETAP 12.6.0. The results of the research get an OCR Setting with the following short-circuiting value parameters. Setting relay Bus 1 FCP with Ip = 3 A and TMS = 0.1 s, setting relay Auxiliary bus I with IP = 2 A and TMS = 0.21 s, setting relay bus OutGoing 1 with IP = 0.6666 A and TMS = 0.30 s and setting relay bus G1 with IP = 1 A and TMS = 0.45 S. TMS OCR on Pump motor is plotted faster due to the most downstream OCR location with smaller short-circuited tension. From the coordinating curve of Grading Time obtained that has been in accordance with IEEE Standard 242-namely 0.2 – 0.4 seconds. Keywords: Over Current Relay, OCR Coordination, Grading time, OCR setting, ETAP 12.6.0 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran settingan OCR Motor Pump, Grading Time OCR Motor Pump, koordinasi OCR Motor Pump dan OCR auxiliary pada PLTU SMS Energi di kawasan industri Bolok. Penelitian diawali dengan mengumpulkan data kelistrikan PLTU SMS Energy berupa data sekunder. Data-data tersebut digunakan untuk membuat single line diagram, simulasi dan analisis menggunakan ETAP 12.6.0. Hasil Penelitian mendapatkan Settingan OCR dengan parameter nilai arus hubung singkat sebagai berikut. Setting Rele Bus 1 FCP dengan Ip = 3 A dan TMS = 0,1 s, Setting Rele Bus Auxiliary I dengan Ip = 2 A dan TMS = 0,21 s, Setting Rele Bus OutGoing 1 dengan Ip = 0,6666 A dan TMS = 0,30 s dan Setting Rele Bus G1 dengan Ip = 1 A dan TMS = 0,45 s. TMS OCR pada motor Pump disetting lebih cepat karena letak OCR paling hilir dengan ganguan hubung singkat lebih kecil. Dari koordinasi kurva didapatkan Grading Time yang sudah sesuai dengan standar IEEE 242-yakni 0.2 – 0.4 detik. Kata Kunci: Over Current Relay, Koordinasi OCR, Grading time, Settingan OCR, ETAP 12.6.0
ANALISIS PENGATURAN POSISI TAP ON LOAD TAP CHANGER PADA TRANSFORMATOR DAYA 30 MVA 70/20 KV DI GI MAULAFA Agusthinus S. Sampeallo; Wellem F. Galla; Darius M. K. Jala
Jurnal Media Elektro Vol 8 No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.02 KB) | DOI: 10.35508/jme.v0i0.1886

Abstract

ABSTRACT The Maulafa substation is a sub-system in the electrical power distribution system in the city of Kupang, has two transformers of 30 MVA 70/20 kV each equipped with OLTC. OLTC installation aims to obtain a stable secondary voltage value despite the voltage drop on the primary side, this is because the tap changer works by changing the coil ratio in a transformer. The results of calculations and analyzes performed on transformer 1 OLTC, tap position is in position 9, with a voltage range of 20.94 kV at peak load, with a primary voltage of 69.12 kV. For the lowest load, it is in position 9 with a voltage range of 20.85 kV with a primary voltage of 68.81 kV. Whereas for transformer 2 the primary voltage is 69.08 kV for peak load and 68.91 kV for lowest load, being in position 2 for peak load and position 1 for lowest load, with a range of voltage of 21.19 kV and 20 respectively. 88 kV. The OLTC tap position of transformer 1 can still be reduced to position 6 with a voltage range of 20.21 kV for peak loads and 20.11 kV for the lowest loads. Both transformers have the same loading, both peak load and lowest load of 26 MW for peak load and 15 MW for lowest load. ABSTRAK Gardu Induk Maulafa merupakan sub sitstem dalam sistem penyaluran daya listrik yang ada di Kota Kupang, memiliki dua buah transformator masing-masing 30 MVA 70/20 kV yang dilengkapi dengan OLTC. Pemasangan OLTC yang bertujuan untuk mendapatkan nilai tegangan sekunder yang stabil meskipun terjadi drop tegangan pada sisi primer, hal ini dikarenakan tap changer bekerja dengan cara merubah perbandingan lilitan dalam sebuah transformator. Hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan pada OLTC transformator 1, posisi tap berada pada posisi 9, dengan jangkauan tegangan 20,94 kV pada saat beban puncak, dengan tegangan primer sebesar 69,12 kV. Untuk beban terendah, berada pada posisi 9 dengan jangkauan tegangan sebesar 20,85 kV dengan tegangan primer sebesar 68,81 kV. Sedangkan untuk transformator 2 tegangan primernya sebesar 69,08 kV untuk beban puncak dan 68,91 kV untuk beban terendah, berada pada posisi 2 untuk beban puncak dan posisi 1 untuk beban terendah, dengan Jangkauan tegangan masing-masing 21,19 kV dan 20,88 kV. Posisi tap OLTC transformator 1 masih bisa diturukan ke posisi 6 dengan jangkauan tegangan sebesar 20,21 kV untuk beban puncak dan 20,11 kV untuk beban terendah. Kedua transformator memiliki pembebanan yang sama, baik beban puncak maupun beban terendah yakni 26 MW untuk beban puncak dan 15 MW untuk beban terendah.
EVALUASI PENYETELAN RELE JARAK PADA JARINGAN TRANSMISI 70 kV BOLOK – MAULAFA MENGGUNAKAN DIGSILENT 15.1.7 Agusthinus S. Sampeallo; Nursalim Nursalim; Maria Alfiana Sea Sagho
Jurnal Media Elektro Vol 9 No I (2020): April 2020
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jme.v0i0.2671

Abstract

ABSTRAKDalam menjamin keandalan penyaluran daya listrik maka, rele jarak sebagai rele proteksi utama pada jaringan transmisi 70 kV Bolok - Maulafa harus mampu mendeteksi dan melokalisr gangguan yang ada. Rele Jarak bekerja dengan membandingkan impedansi pada saluran (impedansi gangguan) dengan impedansi terpasang (impedansi penyetelan). Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah penyetelan yang ada sekarang sudah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Buku Pedoman Proteksi dan Kontrol Penghantar. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan penyetelan yang terpasang dengan ketentuan penyetelan yang diatur dalam Dok:PDM/SGI15:2014 yang kemudian dilakukan simulasi mengguanakan DigSilent 15.1.7 untuk melihat jangkauan rele jarak berdasarkan penyetelan ituDari hasil evaluasi, penyetelan impedansi oleh PT.PLN sudah tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dan untuk penyetelan waktu trip sudah sesuai dengan ketentuannya. Berdasarkan hasil perhitungan penyetelan baru (sesuai standar) rele jarak didapat nilai penyetelan baru untuk zona 1 dan zona 2 bay penghantar Bolok - Maulafa sebesar 4.69870.18⁰ sec.ohm dan 13.65870.18⁰ sec.ohm. Sedangkan untuk penghantar Maulafa - Bolok sebesar 4.264 70.18⁰ sec.ohm dan 6.07670.18⁰ sec.ohm. ABSTRACT In ensuring the reliability of electrical power distribution, distance relays as the main protection relays on the transmissiom line 70 kV Bolok - Maulafa must be able to detect and localize existing disturbances. Distance Rele works by comparing the impedance of the line (fault impedance) with the installed impedance (tuning impedance). This research was conducted to see whether the current settings are in accordance with the provisions in the introductory Protection and Control Handbook. This evaluation is carried out by comparing the settings attached to the tuning conditions set out in the Doc: PDM / SGI15: 2014 which are then simulated using DigSilent 15.1.7 to see the distance relay range based on that adjustment.From the evaluation results, the impedance setting by PT.PLN is no longer in accordance with the existing provisions and for setting the trip time in accordance with the provisions. Based on the calculation results of the new settings (according to the standard) distance relay, the value of the new settings for zone 1 and zone 2 of the Bolok - Maulafa conveyor bay is 4.69870.18⁰ sec.ohm and 13.65870.18⁰ sec.ohm. As for the conductor of Maulafa - Bolok, it is 4,26470.18⁰ sec.ohm and 6,07670.18⁰ sec.ohm.
ANALISIS TEGANGAN SALURAN TRANSMISI 70 KV PADA SISTEM TIMOR DENGAN PARAMETER ABCD Wellem F. Galla; Agusthinus S. Sampeallo; Adrianus Lenjo
Jurnal Media Elektro Vol 9 No I (2020): April 2020
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jme.v0i0.2673

Abstract

ABSTRAK Umumnya pada sistem tenaga listrik letak antara pusat pembangkit dengan pusat beban berjauhan. Tenaga listrik biasanya di butuhkan saluran transmisi yang cukup panjang untuk menyalurkan daya listrik ke pusat-pusat beban tersebut. Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan Parameter ABCD saluran transmisi untuk menentukan tegangan, arus, faktor daya serta daya yang di kirim dari GI Bolok sampai ke GI Maulafa, GI Naibonat dan GI Nonohonis. Parameter ABCD adalah suatu rangkaian kutub empat yang dapat menggambarkan saluran transmisi karena memiliki dua terminal input dan dua terminal output. Jarak saluran transmisi dari GI Bolok ke GI Maulafa 14.5 kms menggunakan penghantar jenis ACSR HAWK 240 mm2, jarak dari GI Maulafa ke GI Naibonat 35.97 kms menggunakan penghantar ACSR OSTRICH 152 mm2, jarak dari GI Naibonat ke GI Nonohonis 62.29 kms menggunakan penghantar ACSR OSTRICH 152 mm2. Hasil dari penelitian ini, untuk Saluran Bolok –Maulafa VS 69.76 kV dengan VR 68.69 kV, IS dan IR 259 A, PfS dan PfR 0.9, PS 31.27 MW dengan PR 30.07 MW. Saluran Maulafa – Naibonat VS 68.98 kV dengan VR 67.52 kV, IS dan IR 121 A, PfS dan PfR 0.9, PS 14.44 MW dengan PR 14.10 MW. Saluran Naibonat – Nonohonis VS 67.27 kV dengan VR 65.10 kV, IS dan IR 104 A PfS dan PfR 0.9, PS 12.09 MW dengan PR 11.70 MW. Saluran Bolok – Maulafa rugi-rugi daya tiap saluran sebesar 1.11 MW, regulasi tegangan 1.27 % dengan effisiensi saluran 98.14 %. Saluran Maulafa – Naibonat rugi-rugi daya sebesar 0.59 MW, regulasi tegangan 2.16 % dan effisiensi saluran 97.45 %. Saluran Naibonat – Nonohonis rugi-rugi daya sebesar 0.69 MW, regulasi tegangan 3.34 %, dan effisiensi saluran 96.38 %. Dari hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa jatuh tegangan berada pada kondisi yang stabil berdasarkan aturan SPLN 1 1978. ABSTRACT Generally in the electric power system, the location between the power plant and the load center is far apart. Electric power usually need transmission line that has long enough line to deliver electrical power to the load centers. This research was using the ABCD Parameters to determine the voltage, current, power factor and power sent from the Bolok Substation to the Maulafa Substation, Naibonat Substation and Nonohonis Substation. The ABCD Parameter is a series of four poles that can describe the transmission line since it has two input ports and two output ports. The distance of the transmission line from Bolok Substation to Maulafa Substation is 14.5 kms using ACSR HAWK type 240 mm2, distance from Maulafa Substation to Naibonat Substation 35.97 kms using ACSR OSTRICH 152 mm2, distance from Naibonat Substation to Nonohonis Substation 62.29 kms using ACSR OSTRICH 152 mm2 152 mm2. The results of this study are Bolok – Maulafa line VS 69.76 kV with VR 68.69 kV, IS and IR 259 A, PfS and PfR 0.9, PS 31.27 MW with PR 30.07 MW. Maulafa – Naibonat line VS 68.98 kV with VR 67.52 kV, IS and IR 121 A, PfS and PfR 0.9, PS 14.44 MW with PR 14.10 MW. Naibonat – Nonohonis line VS 67.27 kV with VR 65.10 kV, IS and IR 104 A, PfS and PfR 0.9, PS 12.09 MW with PR 11.70 MW. Bolok – Maulafa line the power losses in each line are 1.11 MW, voltage regulation is 1.27%, with line efficiency is 98.14%. Maulafa - Naibonat line, the power losses of 0.59 MW, voltage regulation is 2.16%, with line efficiency of 97.45%. Naibonat - Nonohonis line, the power losses of 0.69 MW, voltage regulation is 3.34%, with line efficiency is 96.38%. The above calculation results show that the drop voltage is in a stable state based on the rule SPLN 1 1978.
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN UDARA 20 KV DI PENYULANG NAIONI PT. PLN (PERSERO) ULP KUPANG UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS PEMUTUSAN FUSE CUT OUT MENGGUNAKAN ETAP 12.6 Wellem F Galla; Agusthinus S. Sampeallo; Julian I. Daris
Jurnal Media Elektro Vol 9 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jme.v0i0.3208

Abstract

Jaringan distribusi di penyulang Naioni sering mengalami gangguan seperti gangguan hubung singkat, maka untuk meminimalisir dampak gangguan tersebut perlu adanya koordinasi antara peralatan proteksi yang terpasang. Salah satu peralatan proteksi yang di gunakan pada jaringan distribusi yaitu Fuse Cut Out (FCO). Fuse Cut Out sendiri adalah pengaman distribusi untuk memproteksi dari gangguan arus lebih akibat terjadinya gangguan hubung singkat. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan arus gangguan hubung singkat dan rating Fuse Cut Out pada penyulang Naioni Kupang, untuk keperluan koordinasi Fuse Cut Out dengan Fuse Cut Out, apabila terjadi gangguan hubung singkat di jaringan distribusi. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa Arus gangguan hubung singkat terkecil adalah gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah, dengan arus gangguan sebesar 0,524 kA. Arus gangguan hubung singkat terbesar yaitu gangguan hubung singkat 2 phasa ke tanah, dengan arus gangguan sebesar 12,099 kA. Penentuan Fuse Cut Out pada penyulang dihitung berdasarkan SPLN (64 : 1985). Rating Fuse Cut Out yang terpasang pada transformator adalah 2 A , 4 A dan 6A ,sedangkan Fuse Cut Out yang terpasang pada jaringan distribusi dengan kapasitas terkecil yaitu 4 A, dengan arus beban maximum 1,44 A, sedangkan Fuse Cut Out dengan kapasitas terbesar yaitu 200 A dengan arus beban maximum 111,66 A. Koordinasi antara Fuse Cut Out dengan Fuse Cut Out pada jaringan distribusi Penyulang Naioni, apabila terjadi gangguan hubung singkat maka zona pemutusan Fuse Cut Out terdiri dari zona tingkat satu, zona tingkat dua, zona tingkat tiga. Dengan waktu pemutusan dari 0,0001 s sampai 0,114 s dan gangguan hubung singkat yang terjadi sebesar 0,480 kA sampai 5,753 kA.