Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU KUNJUNGAN PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI DI PUSKESMAS SUMBERLAWANG SRAGEN Firdha Fasa Sabilla; Tri Agustina; Nining Lestari; Supanji Raharja
Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 11, No 2 (2020): Juli
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/jkebin.v11i2.377

Abstract

Latar Belakang : Ibu hamil merupakan salah satu dari populasi yang berisiko tertular penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B, dan Sifilis. Lebih dari 90% anak yang mengalami infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B, merupakan tertular dari ibunya. Perlu upaya untuk memutus rantai penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu hamil ke bayinya, salah satunya dengan pemeriksaan triple elimination. Diperkirakan usia dan tingkat pendidikan akan mempengaruhi kunjungan pemeriksaan triple eliminasi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan tingkat pendidikan ibu hamil terhadap perilaku kunjungan pemeriksaan triple eliminasi Di Puskesmas Sumberlawang Sragen. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Sumberlawang, Kabupaten Sragen pada bulan September sampai November 2019. Sampel yang digunakan adalah 60 orang. Data diambil dengan cara wawancara. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode Chi Square, Fisher, dan Kruskall Wallis. Hasil : Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia (p = 0,610) dan tingkat pendidikan (p = 0,567) dengan kunjungan pemeriksaan triple elimination. Simpulan: Ada Tidak terdapat hubungan antara usia dan tingkat pendidikan dengan kunjungan pemeriksaan triple elimination pada ibu hamil di Puskesmas Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah. Kata kunci: Usia, Tingkat Pendidikan, Triple Eliminasi, Ibu Hamil
Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Kejadian Ruptur Perineum: Sebuah Systematic Review Valda Yulia Annisa; Yuni Prastyo Kurniati; Ratih Pramuningtyas; Supanji Raharja
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.949 KB)

Abstract

Ruptur perineum merupakan robekan pada perineum yang dapat terjadi secara spontan ataupun terencana dengan alat disebut tindakan episiotomi. Ruptur perineum lebih sering terjadi pada wanita primipara karena perineum yang masih utuh, belum pernah dilewati oleh kepala bayi ataupun perineum kaku. Kejadian ruptur perineum dapat dicegah dengan melakukan pijat perineum yang bermanfaat untuk melancarkan aliran darah dan menjaga elastisitas otot perineum sehingga persalinan menjadi lebih mudah. Untuk mengetahui pengaruh pijat perineum terhadap kejadian ruptur perineum. Penelitian ini menggunakan systematic review mengambil sumber dari database online yakni PubMed, ScienceDirect, Google Scholar, Garuda, dan Research Gate menggunakan kata kunci (“perineal massage”) AND (“rupture perineum” OR “trauma perineum” OR “perineal tears” OR “laceration perineum”). Data dalam penelitian dianalisis secara naratif dengan ekstraksi data yang memuat: nama penulis, tahun, judul, desain penelitian, sampel, dan hasil dengan limitasi waktu pencarian 2015-2020. Screening artikel menggunakan metode PRISMA, dari 609 artikel didapatkan 7 artikel yang sesuai dengan kriteria restriksi. Penelitian melibatkan nulipara, primipara, dan multipara, rata-rata usia ibu 20-35 tahun, serta usia kehamilan trimester ketiga. Ruptur perineum dapat dipengaruhi oleh paritas dan usia ibu. Terjadinya ruptur perineum pada nulipara dan primipara akan lebih tinggi dibandingkan multipara disebabkan karena perineum yang belum meregang. Usia 20 - 35 tahun merupakan usia yang optimal dan disarankan bagi ibu untuk melahirkan. Pada usia tersebut organ reproduksi ibu sudah matang, emosi ibu stabil, ibu kooperatif, dan siap untuk persalinan. Pijat perineum yang dilakukan pada nulipara, primipara, dan multipara usia 20-35 tahun diminggu-minggu terakhir kehamilan dapat menurunkan kejadian ruptur perineum dan episiotomi saat persalinan.