Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMANFAATAN HAMA KEONG MAS MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR PADA KELOMPOK TANI PADI DESA SIDONDO III KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH Sulfianti Sulfianti; Wirdha Wirdha; Eko Priyantono
Jurnal Abditani Vol. 2 No. 1 (2019): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.526 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v1i0.22

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini merupakan program kemitraan masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarkat sehingga tercipta masyarakat yang mandiri secara ekonomi. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Sidondo III ini bertujuan untuk mentransfer teknologi tepat guna pembuatan pupuk organik cair keongmas yang ramah lingkungan, murah dan mudah kepada kelompok tani padi, sehingga secara tidak langsung dapat membantu petani dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mengurangi ongkos produksi dalam hal penyediaan pupuk. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai Desember 2018. Tahapan kegiatan meliputi kegiatan Sosialisasi/penyuluhan, pendampingan dan pelatihan manajemen usaha, Demonstrasi dan praktek langsung pembuatan pupuk organik cair keong mas, serta monitoring dan evaluasi. Kelompok Mitra pada kegiatan ini adalah perwakilan gabungan kelompok tani padi Desa Sidondo III yang tergolong dalam kelompok tani Sejahtera, dan Sumber Rejeki. Hasil dari kegiatan ini adalah kelompok tani mitra mampu membuat dan memproduksi pupuk organik cair keong mas secara mandiri sehingga dapat mengurangi ongkos produksi budidaya padi.
EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR KEONG MAS PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI Sulfianti Sulfianti; Miming Berlian; Eko Priyantono
Jurnal Agrotech Vol 8 No 2 (2018)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.011 KB) | DOI: 10.31970/agrotech.v8i2.18

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas pupuk organik cair keong mas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai November 2018 di Desa Sidondo III Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama adalah pembuatan pupuk organik cair menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan yaitu A (Penambahan cangkang keong mas), B (penambahan daging keong mas), C (penambahan cangkang+daging keong mas) dan D (tanpa penambahan keong mas). Tahap kedua adalah aplikasi pupuk organik cair setiap perlakuan di lahan persawahan. Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan penambahan cangkang+daging keong mas memberikan hasil tertinggi terhadap kandungan N,P,K pupuk cair dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan Cangkang+daging keong mas nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
ANALISIS NPK PUPUK ORGANIK CAIR DARI BERBAGAI JENIS AIR CUCIAN BERAS DENGAN METODE FERMENTASI YANG BERBEDA Sulfianti; Risman; Inang Saputri
Jurnal Agrotech Vol 11 No 1 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/agrotech.v11i1.62

Abstract

Berbagai macam jenis beras yang beredar dipasaran berpotensi menghasilkan limbah air cucian beras yang melimpah. Salah satunya air cucian beras kepala, air cucian beras ketan merah, beras ketan hitam dan beras ketan putih yang berasal dari industri rumah tangga pembuatan tape ketan. Selain limbah air cucian beras, terdapat limbah organik seperti limbah tomat dan sawi yang berasal dari pasar yang juga berpotensi untuk diolah menjadi pupuk organik cair (POC). Pupuk Organik cair (POC) dapat diproduksi dengan cara fermentasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu jenis air cucian beras yang meliputi 5 perlakuan yaitu : B0 = Tanpa air cucian beras, B1 = Air cucian beras putih, B2 = Air cucian beras ketan putih, B3 = Air cucian beras ketan hitam, B4 = air cucian beras ketan merah. Faktor kedua adalah metode fermentasi yang terdiri dari 2 taraf yaitu : F1=fermentasi secara aerob, F2=fermentasi secara anaerob. Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kandungan hara pada pupuk organik cair (POC) yang lebih tinggi terdapat pada fermentasi anaerob meski belum memenuhi standar. Dilihat dari pupuk organik cair (POC) yang dihasilkan kandungan N tertinggi yaitu perlakuan B2F2 yaitu sebesar 0.33% (air beras ketan putih), kandungan P tertinggi fermentasi anaerob yaitu perlakuan B4F2 sebesar 0.0195% (air beras merah), dan kandungan K tertinggi fermentasi anaerob yaitu perlakuan B2F2 sebesar 0.26% (air beras ketan putih).
Analisis Kadar Air pada Biji Kakao Terhadap Variasi Waktu Penyangraian: Tinjauan Khusus untuk Peningkatan Kualitas Produk: Moisture Content Analysis of Cocoa Beans in Response to Roasting Time Variation: Specific Review for Product Quality Enhancement Nadirah B. Andi Pallawa; Miming Berlian; Sulfianti
Journal of Sustainable Research In Management of Agroindustry (SURIMI) Vol. 4 No. 1 (2024): SURIMI : April 2024
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/surimi.v4i1.2264

Abstract

Kadar air dalam biji kakao dianggap penting dalam menentukan kualitas dan aroma produk kakao. Proses penyangraian, terutama variasi waktu penyangraian, menjadi fokus utama dalam mengontrol kadar air dalam biji kakao. Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai efek parameter penyangraian pada berbagai bahan pangan, penelitian yang mengeksplorasi karakteristik biji kakao setelah penyangraian dengan durasi yang berbeda masih dianggap kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini dengan menganalisis kadar air dalam biji kakao yang diberi perlakuan penyangraian dengan variasi waktu. Metode penelitian melibatkan penggunaan biji kakao varietas Forestero yang telah difermentasi dan dikeringkan, serta penyangraian menggunakan suhu awal 135°C dengan durasi 0, 10, 14, dan 18 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar air biji kakao mencapai titik optimal setelah 14 menit penyangraian, di mana penambahan waktu penyangraian lebih lanjut tidak menghasilkan penurunan yang signifikan dalam kadar air. Analisis statistik menegaskan bahwa perlakuan penyangraian selama 10, 14, dan 18 menit menghasilkan hasil yang serupa secara statistik. Temuan ini memberikan wawasan bagi industri kakao untuk mengoptimalkan proses penyangraian guna mencapai tingkat kelembaban yang diinginkan, sambil berkontribusi pada pemahaman ilmiah yang lebih luas tentang pengolahan biji kakao. Implikasi praktis dari penelitian ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, sementara kontribusinya terhadap pemahaman teoretis tentang perkembangan flavor kakao dapat menginspirasi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini
CONTENT OF NPK HARA INGREDIENTS IN LIQUID ORGANIC FERTILIZER FROM VARIOUS TYPES OF RICE WASHING Sulfianti Sulfianti; Eko Priyantono; Risman Risman
AGROLAND The Agricultural Sciences Journal (e-Journal) Vol 8 No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agroland.v8i2.693

Abstract

This research aims to assess the NPK nutrient content of liquid organic fertilizers from various types of rice washing water. This research was conducted in September 2020 at Sidondo III Village, Sigi Biromaru District, Sigi Regency and the Soil Laboratory of the Faculty of Agriculture, Tadulako University. This study was designed using a completely randomized design (CRD) with 5 treatments, namely P0 (without rice water), P1 (white rice washing water), P2 (white glutinous rice washing water), P3 (black glutinous rice washing water), and P4 (red glutinous rice washing water), the treatment was repeated 4 times so that there were 20 experimental units. The observation parameters in this research were the observation of temperature, pH, POC color, and aroma of POC during the fermentation process as well as the N, P, and K content in the resulting POC. The results showed that the treatment with the addition of washing water for white glutinous rice (P2) produced the highest content compared to other treatments with an N content of 0.15%, but in the observation of P and K content, the addition of washing water for red glutinous rice (P4) gave the results. the highest with a P content of 0.09% and K of 0.14% but not different from the addition of washing water for white glutinous rice (P2).
IMPROVING THE QUALITY OF RICE THROUGH THE PROCESS OF PARBOILED GRAIN TO BE HEALTHY RICE Eko Priyantono; Sulfianti Sulfianti; Risman Risman
AGROLAND The Agricultural Sciences Journal (e-Journal) Vol 8 No 1 (2021) : June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agroland.v8i1.694

Abstract

Rice is one of the staple food in Indonesia which is easy to serve and contain high level carbohydrate, thus influenced the daily activities and human health. The aim of this research is producing low glucose healthy parboiled rice and obtaining the chemical content of Mekongga parboiled rice. This research was held Chemistry Laboratory of Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University. This research used Mekongga parboiled rice which used completely randomized design with one factor, i.e. kind of treatments, P1 (water soaking with 300 C + steaming for 20 min), P2 (water soaking with 400 C + steaming for 20 min), P3 (water soaking with 500 C + steaming for 20 min), P4 (without water soaking + steaming for 20 min), P5 (without treatment (Control)). Water content, ash content, starch content and sugar reduction were observed in this research. Water soaking with 300 C + steaming for 20 min treatment showed the best result if compared with other treatments in water content level (9.28%), ash content (0.798%), starch content (65.71%), sugar reduction (0.71%), and amylose (23.75%).