Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR KEONG MAS PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI Sulfianti Sulfianti; Miming Berlian; Eko Priyantono
Jurnal Agrotech Vol 8 No 2 (2018)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.011 KB) | DOI: 10.31970/agrotech.v8i2.18

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas pupuk organik cair keong mas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai November 2018 di Desa Sidondo III Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama adalah pembuatan pupuk organik cair menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan yaitu A (Penambahan cangkang keong mas), B (penambahan daging keong mas), C (penambahan cangkang+daging keong mas) dan D (tanpa penambahan keong mas). Tahap kedua adalah aplikasi pupuk organik cair setiap perlakuan di lahan persawahan. Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan penambahan cangkang+daging keong mas memberikan hasil tertinggi terhadap kandungan N,P,K pupuk cair dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan Cangkang+daging keong mas nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT DAN TOTAL ASAM KEFIR AIR KELAPA Yuanita Indriasari; Miming Berlian; Nurmiftah Hujana
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v7i1.71

Abstract

Kefir air kelapa dibuat dengan teknik fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus, dimana sangat membutuhkan gula dalam media tumbuhnya. Kandungan gula dalam air kelapa sangat bergantung pada tempat tumbuhnya dan konsentrasi gula yang ditambahkan selama proses pengolahan kefir, sehingga perlu dilakukan kajian tentang analisis mutu kimiawi (total asam) dan mikrobiologi (jumlah bakteri asam laktat) minuman kefir dari air kelapa muda jika ditinjau dari habitat/tempat tumbuhnya tanaman kelapa dan konsentrasi sukrosa dari media tumbuh saat fermentasi, untuk mendapatkan produk minuman kefir air kelapa terbaik. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial dengan 2 faktor yaitu tempat tumbuh (pantai dan gunung) dan konsentrasi sukrosa (5%, 10%, 15%). Selanjutnya data akan diuji sidik ragamnya dan dilanjutkan dengan DMRT 1% jika terdapat perbedaan respon antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter uji (Fhit > Ftab), dimana perlakuan K1S1 (kelapa gunung dengan konsentrasi sukrosa 5%) memberikan respon terbaik terhadap setiap parameter yang diuji, yaitu total bakteri asam laktat sebesar 5,80 x 107 cfu/ml dan total asam sebesar 1,6%. Hasil ini telah sesuai dengan standar mutu minuman probiotik menurut SNI 7552 : 2009 yaitu jumlah BAL lebih dari 106 Log cfu/ml dan Total asam 0,2 – 0,9%.
ANALISIS PENERIMAAN KONSUMEN MORINGA BISCUIT (BISKUIT KELOR) DIPERKAYA TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) Yuanita Indriasari; Fitriani Basrin; Miming Berlian Hi. B. Salam
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 26, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.882 KB)

Abstract

Daun kelor banyak dimanfaatkan menjadi pengkaya nutrisi pada berbagai produk pangan, akan tetapi penggunaannya masih belum optimal karena rasa pahit dan aroma langu daun kelor. Hal ini disebabkan tingginya kadar saponin pada daun kelor. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan menurunkan kadar saponin sehingga diperoleh tepung daun kelor dengan kadar saponin sebesar 0,79%; protein 28,705%; vitamin C 90,77 mg/100 g dan vitamin A 3590 μg/100 g. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruhnya pada produk pangan maka tepung daun kelor hasil penelitian ini (sampel T1W1P1) difortifikasi ke produk biskuit untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap tepung ini. Analisis daya terima produk biskuit ini dilakukan dengan cara 3 metode yaitu metode uji tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut (uji nilai importance to customer ), metode uji pembedaan (triangle test) untuk seleksi panelis dan uji deskriptif (uji scoring) untuk pengujian pengaruh penambahan tepung ekstrak daun kelor terhadap organoleptik biskuit. Penilaian dilakukan terhadap empat parameter yaitu warna, aroma, tekstur, dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel biskuit BK5 (tepung terigu 95%, tepung daun kelor 5%) dengan nilai masing-masing atribut yaitu Rasa = 4,20 (enak), warna = 3,84 (sesuai kontrol), aroma = 3,84 (tidak langu) dan tekstur = 4,16 (renyah). Hal ini berarti kadar saponin pada tepung daun kelor yang dapat diterima panelis sebesar 3,95 gr. Kata Kunci: Analisis Organoleptik, Biskuit, dan Daun Kelor,
Analisis Kadar Air pada Biji Kakao Terhadap Variasi Waktu Penyangraian: Tinjauan Khusus untuk Peningkatan Kualitas Produk: Moisture Content Analysis of Cocoa Beans in Response to Roasting Time Variation: Specific Review for Product Quality Enhancement Nadirah B. Andi Pallawa; Miming Berlian; Sulfianti
Journal of Sustainable Research In Management of Agroindustry (SURIMI) Vol. 4 No. 1 (2024): SURIMI : April 2024
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/surimi.v4i1.2264

Abstract

Kadar air dalam biji kakao dianggap penting dalam menentukan kualitas dan aroma produk kakao. Proses penyangraian, terutama variasi waktu penyangraian, menjadi fokus utama dalam mengontrol kadar air dalam biji kakao. Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai efek parameter penyangraian pada berbagai bahan pangan, penelitian yang mengeksplorasi karakteristik biji kakao setelah penyangraian dengan durasi yang berbeda masih dianggap kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini dengan menganalisis kadar air dalam biji kakao yang diberi perlakuan penyangraian dengan variasi waktu. Metode penelitian melibatkan penggunaan biji kakao varietas Forestero yang telah difermentasi dan dikeringkan, serta penyangraian menggunakan suhu awal 135°C dengan durasi 0, 10, 14, dan 18 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar air biji kakao mencapai titik optimal setelah 14 menit penyangraian, di mana penambahan waktu penyangraian lebih lanjut tidak menghasilkan penurunan yang signifikan dalam kadar air. Analisis statistik menegaskan bahwa perlakuan penyangraian selama 10, 14, dan 18 menit menghasilkan hasil yang serupa secara statistik. Temuan ini memberikan wawasan bagi industri kakao untuk mengoptimalkan proses penyangraian guna mencapai tingkat kelembaban yang diinginkan, sambil berkontribusi pada pemahaman ilmiah yang lebih luas tentang pengolahan biji kakao. Implikasi praktis dari penelitian ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, sementara kontribusinya terhadap pemahaman teoretis tentang perkembangan flavor kakao dapat menginspirasi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini
Analisis Kelayakan Kimiawi dan Organoleptik Produk Tortilla Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) Fitriani Basrin; Miming Berlian; Yuanita Indriasari; Ramadhani Chaniago
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 28 No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v28i2.708

Abstract

Untuk meningkatkan nilai gizinya, tortilla dapat difortifikasi dengan cara menggunakan bahan baku bernutrisi tinggi seperti ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L), yang memiliki kandungan antosianin tinggi sehingga sangat berpotensi sebagai sumber antioksidan. Penggunaan ubi jalar ungu sebagai bahan baku tortilla tentu akan mengubah kualitas kimiawi dan organoleptiknya, karena ubi jalar ungu memiliki kandungan nutrisi terutama antosianin sehingga memiliki warna, tekstur dan aroma khas yang akan mempengaruhi kimiawi dan organoleptik dari tortilla. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh penambahan ubi jalar ungu terhadap kualitas kimiawi (kadar air, total gula, kadar antosianin, aktivitas antioksidan) serta sejauh mana penerimaan konsumen akan produk tortilla ini secara organoleptik. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 (satu) faktor perlakuan yaitu rasio komposisi ubi jalar ungu dan ubi kayu yaitu T1 (1:5); T2 (2:4); T3 (3:3); T4 (4:2); T5 (5:1); dan T6 (6:0). Setiap perlakuan akan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Tortilla hasil percobaan selanjutnya diuji kimiawinya dan tingkat penerimaannya secara organoleptik menggunakan uji hedonik terhadap 25 orang panelis tidak terlatih yang dipilih secara random/acak. Parameter uji yang diamati yaitu rasa, warna, aroma dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio konsentrasi ubi jalar ungu dan ubi kayu yang paling mempengaruhi adalah perlakuan T5 (5 : 1), dengan nilai masing-masing parameter uji yaitu kadar air 5,63%, total gula 1,077%, antosianin 19,63 mg/100 g, aktivitas antioksidan 155,66 µg/ml, rasa (3,52), warna (4,22), aroma (4,31) dan tekstur (3,79).
Analisis Penerimaan Konsumen Moringa Biscuit (Biskuit Kelor) Diperkaya Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Yuanita Indriasari; Fitriani Basrin; Miming Berlian Hi. B. Salam
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 26 No 3 (2019): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v26i3.996

Abstract

Daun kelor banyak dimanfaatkan menjadi pengkaya nutrisi pada berbagai produk pangan, akan tetapi penggunaannya masih belum optimal karena rasa pahit dan aroma langu daun kelor. Hal ini disebabkan tingginya kadar saponin pada daun kelor. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan menurunkan kadar saponin sehingga diperoleh tepung daun kelor dengan kadar saponin sebesar 0,79%; protein 28,705%; vitamin C 90,77 mg/100 g dan vitamin A 3590 μg/100 g. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruhnya pada produk pangan maka tepung daun kelor hasil penelitian ini (sampel T1W1P1) difortifikasi ke produk biskuit untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap tepung ini. Analisis daya terima produk biskuit ini dilakukan dengan cara 3 metode yaitu metode uji tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut (uji nilai importance to customer ), metode uji pembedaan (triangle test) untuk seleksi panelis dan uji deskriptif (uji scoring) untuk pengujian pengaruh penambahan tepung ekstrak daun kelor terhadap organoleptik biskuit. Penilaian dilakukan terhadap empat parameter yaitu warna, aroma, tekstur, dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel biskuit BK5 (tepung terigu 95%, tepung daun kelor 5%) dengan nilai masing-masing atribut yaitu Rasa = 4,20 (enak), warna = 3,84 (sesuai kontrol), aroma = 3,84 (tidak langu) dan tekstur = 4,16 (renyah). Hal ini berarti kadar saponin pada tepung daun kelor yang dapat diterima panelis sebesar 3,95 gr.
ANTHOCYANIN LEVELS AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF TORTILLA PURPLE SWEET POTATO (Ipomoea batatas L) Fitriani Basrin; Miming Berlian; Yuanita Indriasari; Ramadhani Chaniago
AGROLAND The Agricultural Sciences Journal (e-Journal) Vol 8 No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agroland.v8i2.692

Abstract

Purple sweet potato is a source of anthocyanins that function as antioxidants, antimutagenic, and anti-carcinogenic so that it has the potential to be processed into various functional food products. The stability of anthocyanin levels in the product is greatly influenced by temperature during processing, where the use of high temperatures will damage and reduce anthocyanin levels. This research was conducted to determine the effect of processing and combination of raw materials on anthocyanin levels and antioxidant activity of tortilla products made from a combination of purple sweet potato (Ipomoea batatas L) and cassava. The research design used a completely randomized design, with the object of research being tortillas made from purple sweet potato obtained from Palolo District, Sigi Regency, Central Sulawesi Province, combined with cassava obtained from the local market in Palu City, Central Sulawesi Province. The results showed that the anthocyanin levels of tortilla products varied from 5% (P1) to 19.63% (P5). There was a very significant decrease in anthocyanin levels around 68.26 - 91.91%. The amount of antioxidant activity was measured by IC50, wherefrom the research it was known that the IC50 value of tortilla products ranged from 242.68 to 155.66 µg / ml which indicated that the antioxidant activity of tortilla products was weak and even almost inactive. Based on the results of the study, it is indicated that the processing of purple sweet potatoes into tortillas is not appropriate because the processing is predominantly using high temperatures so that it can damage the anthocyanin content and reduce antioxidant activity.