Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERUBAHAN MUTU FISIK PISANG CAVENDISH SELAMA PENYIMPANAN DINGIN PADA KEMASAN PLASTIK PERFORASI DAN NON-FORASI Arti, Inti Mulyo; Miska, Moch. Ega Elman
UG Journal Vol 14, No 11 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produk holtikultura buah pisang Cavendish memerlukan perlakuan penyimpanan dan pengemasan yang baik dan tepat hingga sampai ke tangan konsumen. Pisang lebih banyak dijual segar dan memiliki sifar perishable atau mudah rusak, sehingga sangat penting memberikan perlakuan yang tepat untuk mempertahankan mutu buah pisang. Plastik dapat menghambat permeabilitas oksigen, mengendalikan laju respirasi dan transpirasi pada buah pisang dan memperpanjang umur simpan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan mutu secara fisik pisang Cavendish yang dikemas dalam plastik perforasi dan non-forasi pada susut bobot, tingkat kecerahan, derajat kemerahan dan derajat kekuningan pada pisang Cavendish dibandingkan dengan control tanpa kemasan. Hasil penelitian menunjukan plastik non-forasi mampu mempertahankan bobot buah pisang dengan peningkatan nilai susut bobot terendah pada hari ke tujuh namun memberikan dampak kebusukan pada bagian ujung buah. Perubahan bertahap pada kenampakan fisik, tingkat kecerahan, derajat kemerahan dan derajat kekuningan tanpa perubahan yang drastis terdapat pada pisang Cavendish yang disimpan dalam plastik perforasi selama penyimpanan dingin.
Penekanan Pertumbuhan Colletotrichum sp. Penyebab Penyakit Antraknosa Oleh Beberapa Agens Hayati Pada Skala In Vitro Evan Purnama Ramdan; Risnawati Risnawati; Putri Irene Kanny; Moh Ega Elman Miska; Shyntiya Ayu Lestari
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 24, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/agrium.v24i2.8061

Abstract

Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyakit utama cabai, dengan kehilangan hasil yang ditumbulkan dapat mencapai 50-100%. Salah satu alternatif pengendalian yaitu penggunaan agens hayati. Beberapa agens hayati koleksi BBPOPT telah berhasil diuji penenakannya terhadap Pyricularia grisea, sehingga perlu diuji pada patogen lain. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji beberap agens hayati terhadap penekanan pertumbuhan Colletotrichum. Sejumlah 5 agens hayati (Pseudomonas fluorescens, Gliocladium sp., Paenibacillus polymyxa, Trichoderma sp., dan Bacillus subtilis) akan diuji kemampuan pertumbuhan Colletotrichum sp. Penelitian dilakukan di Laboratorium Menengah Agroteknologi, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Kampus F7 Ciracas. Penelitian ini menggunakan rancangan rancangan acak lengkap. Masing-masing agens hayati ditanam pada media PDA untuk diuji antagonis dengan Coletotrichum sp secara dual culture dan diulang sebanyak 4 kali. Analisis statistik menggunakan program SAS 9.1 dengan mengolah data yang diperolah dengan ANOVA. Penelitian menunjukkan hasil bahwa dari semua agens hayati berpengaruh nyata secara statistik terhadap penekanan Colletotrichum dibandingkan dengan kontrol. Agens hayati terbaik menekan pertumbuhan Colletotrichum yaitu P. fluorescens sebesar 36.08%, kemudian diikuti oleh Trichoderma sp dengan penekanan pertumbuhan sebesar 35%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa agens hayati yang diuji mempunyai potensi untuk mengendalian Colletotrichum.
Characterization of Arbuscular Mychorrizal Fungus from Sugar Palm (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.)West Java and Banten KARAKTERISASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA RHIZOSFER AREN (Arenga pinnata (Wrmb) Merr.) DARI JAWA BARAT DAN BANTEN Moh Ega Elman Miska; Ahmad Junaedi; Ade Wachjar; Irdika Mansur
Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Silvikultur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.7.1.%p

Abstract

The diversity of AMF has been recorded as much as 250 types which associated with certain plants and inhabit the areas of tropical, temperate, and even the arctic. This research aims to find out the diversity of Arbuscular Mycorrhizal Fungus under the sugar palm tree stands in different locations. Soil were sampled from the rhizosphere of sugar palm in three subdistricts i.e. Cianjur, Sukabumi, and Lebak. These samples were processed directly by wet sieving and sentrifugation method to separate the AMF spore., These spores were then identified immediately. The results showed there were four genera and 14 morpho types AMF spores, which consists of: seven types of Glomus sp.; five types of Acaulospora sp.; one Scutellospora sp.; and one Gigaspora sp.Key words : AMF, Banten, diversity, sugar palm, West Java.
Respon Pertumbuhan Tanaman Iler (Coleus scutellarioides (L.) Benth) pada Kondisi Cekaman Kekeringan terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Eva Proditus Sianturi; Budiman Budiman; Moh. Ega Elman Miska
Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Silvikutur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.12.1.17-22

Abstract

Iler plant (Coleus artopurporeus L benth) is a plant that was originally cultivated as an ornamental plant and then developed as a medicinal plant because it contains flavonoids and anthocyanins. Drought stress is a major environmental problem that causes various changes in plant morphological, metabolic and physiological functions. Utilization of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) is an effort to support the growth and development of iler plants in drought stress conditions. This study aims to determine the effect of AMF inoculation on the growth of iler plants under drought stress conditions, determine the optimal level of drought stress for ilher plant growth, and determine the best interaction between AMF inoculation and the level of drought stress on the growth of iler plants. The design used in this study was a completely randomized factorial 2-factor design. The first factor is AMF inoculation consisting of 2 levels, namely, without administration of AMF inoculum and AMF inoculum administration. The second factor is drought stress consists of 3 levels namely, 100% field capacity, 90% drought stress, and 45% drought stress. The results showed the effectiveness of the AMF inoculum test was able to increase the growth of iler plants based on parameters plant height, number of leaves, number of branches, leaf area, root length, root volume, root dry weight, number of spores and root infection. The optimal level of drought stress for iler plant growth is 90% drought stress, it is based on the parameters of plant height, number of leaves, number of branches, leaf area, root length, number of spores and root infection. There is the best interaction between AMF inoculation and 90% drought stress level on the growth of iler plants. These interactions can increase plant height, leaf area, number of spores and root infection. Keywords: arbuscular mycorrhizal fungi (FMA), drought stress, iler plants
RESPON PERTUMBUHAN SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN BERBAGAI MEDIA TANAM PADA SISTEM BUDIDAYA AKUAPONIK Moh. Ega Elman Miska; Inti Mulyo Arti
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2020.v4i1.2815

Abstract

Ketersediaan lahan pertanian diperkotaan sangat terbatas sehingga memberikan dampak pada mahalnya harga pangan utamanya komoditas hortikultura dan hewan. Teknik budidaya sistem akuaponik menjadi alternatif bagi pertanian perkotaan. Sistem akuaponik tidak membutuhkan lahan yang luas dan tanpa tanah. Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk  mengetahui respon pertumbuhan selada pada berbagai media tanam dan menetapkan media tanam terbaik dalam menurunkan konsentrasi karbon organik total dan ammonia dalam mendukung pertumbuhan selada yang optimal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu media tanam yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: batu apung tunggal, batu apung dan cocopeat perbandingan 3:1, batu apung dan cocopeat 1:3, dan cocopeat tunggal. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan selada dipengaruhi perlakuan media tanam tunggal (batu apung) pada parameter tinggi tanaman dan luas daun. Parameter panjang akar dipengaruhi perlakuan media campur (batu apung dan cocopeat dengan perbandingan 3:1). Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh perlakuan media tanam campuran (batu apung dan cocopeat), yaitu pada parameter panjang ikan (perbandingan 1:3) dan kualitas air (KOT) (perbandingan 3:1). Media tanam terbaik untuk menurunkan konsentrasi amonia dan karbon organik total dalah media campuran antara batu apung dan cocopeat, baik dengan perbandingan 1:3 (menurunkan konsentrasi ammonia) dan 3:1 (menurunkan konsentrasi Karbon Organik Total). 
PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP KEMAMPUAN PERKECAMBAHAN BENIH AREN (Arenga pinnata Merr.) Atia Aryuni Putri; Budiman Budiman; Ummu Kalsum; Moh Ega Elman Miska
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2021.v5i2.5284

Abstract

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) merupakan tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan pada masa yang akan datang dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Akan tetapi populasi tanaman aren semakin berkurang dan semakin langka karena hanya dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan membutuhkan waktu yang lama untuk perkecambahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap kemampuan perkecambahan biji aren. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 5 ulangan yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu tanpa perlakuan (kontrol) (K0), Skarifikasi Mekanis (K1), skarifikasi mekanis + NaOCl 1% selama 10 menit (K2), skarifikasi mekanis +  GA3 100 ppm selama 20 menit (K3) dan skarifikasi mekanis +  Asam Sulfat 85% selama 50 menit (K4). Terdapat 25 unit percobaan dengan setiap unit percobaan terdiri dari 5 biji aren sehingga diperoleh 125 biji aren. Data yang didapatkan dianalisis dengan Analysis of variance (ANOVA) dengan taraf 5% dan apabila ada perbedaan dilakukan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi mekanis + NaOCl 1% selama 10 menit berpengaruh mempercepat prosess perkecambahan biji aren dapat dilihat pada semua parameter, yaitu laju perkecambahan, uji perkecambahan, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, Panjang plumula kecambah dan panjang akar.