Ummu Kalsum
ummukalsum89@gmail.com

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

RESPON TANAMAN KEDELAI VARIETAS CENENG PADA INTENSITAS CAHAYA BERBEDA Laili Munawaroh; Ummu Kalsum; Purwanti Budi Laksono; Irwan Siallagan
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2018.v2i2.2669

Abstract

Tanaman yang ternaungi mengakibatkan ketersediaan cahaya menjadi berkurang terutama pada intensitas cahaya. Perbedaan karakteristik tanaman yang diatur oleh gennya menyebabkan kemampuan beradaptasi terhadap kondisi ternaungi menjadi berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati respon tanaman kedelai varietas Ceneng pada kondisi lingkungan dengan intensitas cahaya yang berbeda. Perlakuan pada penelitian ini menggunakan 1 faktor, yaitu naungan. Perlakuan tersebut meliputi perlakuan naungan ± 59% menggunakan pohon pada 0 minggu setelah tanam (MST), naungan paranet pada 8 MST dan tanpa naungan sebagai kontrol. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, lebar dan panjang daun, waktu berbunga, jumlah bunga, jumlah polong total, jumlah polong hampa dan polong isi, kandungan klorofil serta gula pada daun.  Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analysis of varians (anova) dengan taraf α = 5%. Hasil uji anova yang signifikan berbeda dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan pada tanaman kedelai varietas Ceneng meningkatkan kandungan klorofil a, klorofil b dan karotenoid daun, namun kadar antosianin menjadi menurun. Perlakuan naungan 59% dan 8 MST memberikan rata-rata kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan tanpa naungan. Perlakuan naungan pada kedelai varietas Ceneng yang cocok adalah naungan 8 MST. 
ANALISIS RENDEMEN MINYAK ATSIRI SERAI WANGI (Cymbopogon nardus (L.) PADA BEBERAPA VARIETAS Qurrotul A’yun; Budi Hermana; Ummu Kalsum
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2020.v4i2.3343

Abstract

Minyak serai wangi merupakan salah satu komoditas atsiri yang memiliki prospek yang cukup besar diantara minyak atsiri lainnya, selain manfaatnya sebagai produk minyak atsiri atau biasa dikenal dengan citronella oil juga mempunyai kegunaan sebagai vegetasi konservasi yang berpotensi mencegah terjadinya erosi tanah dan merehabilitasi lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase rendemen minyak atsiri dan untuk mengetahui hasil rendemen pada ketiga jenis dalam mencapai rendemen yang sesuai standar Nasional Indonesia (SNI). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) 1 faktor dimana 3 perlakuan varietas yang berbeda yaitu varietas Lenabatu, Mahapengiri Klon G1 dan Mahapengiri G2. Varietas yang memiliki tinggi tanaman yang tertinggi adalah Lenabatu, namun jumlah anakan yang terbanyak dimiliki oleh Mahapengiri klon G2. Bobot basah, bobot seluruh tanaman dan bobot kering tidak terlihat adanya perbedaan diantara ketiga kultivar. penelitian menunjukan analisis rendemen tertinggi pada ketiga jenis serai wangi sesuai SNI yaitu varietas Mahapengiri Klon G2 sebesar 0,92 %., diukur berdasarkan parameter pengamatan berupa tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot basah, bobot kering serta bobot seluruh tanaman, adapun sifat kimia tanah berupa c-organik dan jaringan tanaman berupa NPK, Mg faktor tersebut mampu meningkatkan sejauh mana pertumbuhan serai wangi. Faktor lokasi, aspek budidaya, iklim, dan varietas menjadi aspek penting dalam meningkatkan kualitas minyak atsiri serai wangi.
PERBEDAAN KUALITAS BUAH JERUK PAMELO YANG DIPANEN PADA MUSIM PENGHUJAN DAN MUSIM KEMARAU Ummu Kalsum; Slamet Susanto; Ahmad Junaedi; Nurul Khumaida; Heni Purnamawati
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2022.v6i1.6053

Abstract

Jeruk pamelo mengandung senyawa antioksidan, antihiperlipidemik, antidiabetik, protein, kalsium dan senyawa bermanfaat lainnya. Indonesia memiliki dua musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim dan ketersediaan air mempengaruhi ketersediaan hara tanaman dan kualitas buah yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perbedaan kualitas buah pamelo yang dipanen pada dua musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 sampai September 2019 menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor yaitu musim. Bahan penelitian menggunakan kultivar Adas Duku yang buahnya dipanen pada musim penghujan dan kemarau. Pengamatan lingkungan dilakukan pada suhu, relative humidity (RH) dan curah hujan. Peubah yang diamati meliputi diameter buah panen secara membujur dan melintang (cm), bobot buah panen (g), tebal kulit buah (cm), jumlah biji (biji), bagian dapat dimakan (BDD) (%), padatan terlarut total (PTT) dalam satuan ºBrix, asam tertitrasi total (ATT) dalam satuan %, rasio PTT/ATT, Vitamin C mg/100 mL dan IC50 dalam %. Buah panen yang diperoleh berukuran lebih besar pada musim penghujan dibandingkan musim kemarau namun buah yang dipanen kemarau memiliki PTT, ATT dan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi daripada buah yang dipanen musim penghujan.
PENGARUH STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN TANAMAN MUDA JERUK PAMELO (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Ummu Kalsum; Slamet Susanto
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2018.v2i1.2003

Abstract

Jeruk pamelo merupakan salah satu buah utama di Indonesia. Strangulasi untuk pembungaan banyak dilakukan pada tanaman dewasa yang sudah berproduksi untuk menginduksi pembungaan, baik untuk mempercepat waktu berbunga maupun pembungaan diluar musim. Tanaman muda yang sudah memasuki umur siap berproduksi terkadang tidak menghasilkan bunga. Strangulasi diharapkan memberikan dampak yang sama terhadap tanaman muda agar dapat berbunga. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi hubungan strangulasi dengan induksi pembungaan serta mempelajari efektivitas letak strangulasi dalam meningkatkan pembungaan tanaman jeruk pamelo. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Kampus Dramaga IPB selama 5 bulan (September 2013 sampai Januari 2014). Percobaan dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor. Faktor tersebut adalah letak strangulasi (batang utama, cabang primer dan tanpa strangulasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan letak strangulasi mampu meningkatkan pembungaan pada tanaman jeruk pamelo. Persentase kandungan karbohidrat daun dan rasio C/N menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada perlakuan letak kawat strangulasi. Perlakuan tanpa strangulasi (kontrol) dan strangulasi pada batang utama tidak menghasilkan bunga, sedangkan pada perlakuan strangulasi pada cabang primer menghasilkan tunas generatif yang nantinya akan berkembang menjadi cluster (kumpulan) bunga. Pembungaan tanaman muda ini mampu berbunga dalam waktu yang relatif singkat, yakni 8.8 MSP dengan fruit set cukup tinggi sebesar 48.24%.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI BUAH DAN BIJI JERUK PAMELO BERBIJI DAN TIDAK BERBIJI Ummu Kalsum; Slamet Susanto; Ahmad Junaedi; Nurul Khumaida; Heni Purnamawati
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2020.v4i1.2858

Abstract

Jeruk pamelo di Indonesia terbagi menjadi kelompok berbiji dan tidak berbiji. Beberapa kultivar jeruk pamelo memiliki kemiripan yang tinggi sehingga sulit untuk dibedakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji secara detail karakter morfologi daru beberapa kultivar jeruk pamelo berbiji dan tidak berbiji. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 sampai September 2019. Desain percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu kultivar.  Empat kultivar yang digunakan adalah kelompok berbiji (Adas Duku dan Bali Merah 1) serta kelompok tidak berbiji (Bali Merah 2 dan Jawa 1). Bentuk buah pada kedua kelompok dapat dibedakan karena kelompok tidak berbiji bentuknya pyriform, sedangkan yang berbiji berbentuk spheroid-ellipsoid. Bali Merah 1 dan Bali Merah 2 memiliki bulu pada kulit buahnya. Bulu pada kulit buah sudah ada sejak fruitset sampai buah panen. Warna biji keempat kultivar adalah putih kecoklatan. Biji dari Adas Duku berbentuk ovoid atau semi-spheroid, Bali Merah 1 bentuknya ovoid, Bali Merah 2 berbentuk spheroid, dan Jawa 1 bentuk bijinya adalah fusiform. Ukuran biji paling panjang dari keempat kultivar adalah Jawa 1, namun memiliki lebar biji paling kecil.
PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP KEMAMPUAN PERKECAMBAHAN BENIH AREN (Arenga pinnata Merr.) Atia Aryuni Putri; Budiman Budiman; Ummu Kalsum; Moh Ega Elman Miska
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2021.v5i2.5284

Abstract

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) merupakan tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan pada masa yang akan datang dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Akan tetapi populasi tanaman aren semakin berkurang dan semakin langka karena hanya dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan membutuhkan waktu yang lama untuk perkecambahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap kemampuan perkecambahan biji aren. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 5 ulangan yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu tanpa perlakuan (kontrol) (K0), Skarifikasi Mekanis (K1), skarifikasi mekanis + NaOCl 1% selama 10 menit (K2), skarifikasi mekanis +  GA3 100 ppm selama 20 menit (K3) dan skarifikasi mekanis +  Asam Sulfat 85% selama 50 menit (K4). Terdapat 25 unit percobaan dengan setiap unit percobaan terdiri dari 5 biji aren sehingga diperoleh 125 biji aren. Data yang didapatkan dianalisis dengan Analysis of variance (ANOVA) dengan taraf 5% dan apabila ada perbedaan dilakukan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi mekanis + NaOCl 1% selama 10 menit berpengaruh mempercepat prosess perkecambahan biji aren dapat dilihat pada semua parameter, yaitu laju perkecambahan, uji perkecambahan, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, Panjang plumula kecambah dan panjang akar.
PENGARUH KITOSAN TERHADAP KUALITAS DAN DAYA SIMPAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Ummu Kalsum; Dewi Sukma; Slamet Susanto
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2018.v2i2.2531

Abstract

Pelapisan buah tomat dibutuhkan untuk menghambat keluarnya gas, uap air dan oksigen sehingga memperlambat penuaan buah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peranan pelapisan kitosan terhadap kualitas dan masa simpan buah tomat. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB dari April sampai Mei 2013. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu factor, yaitu aplikasi kitosan. Perlakuan tanpa pelapis disebut sebagai kontrol, kitosan 25 ppm, kitosan 50 ppm kitosan 75 ppm dan kitosan 100 ppm. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam pada level α = 5%, jika sidik ragam menunjukkan hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji berjarak ganda Duncan pada level α = 5%. Hasil menunjukkan bahwa susut bobot terendah selama penyimpanan terjadi pada pelapisan kitosan 50 ppm. Kekerasan buah dipertahankan selama penyimpanan terjadi pada pelapisan kitosan 25 ppm dan 50 ppm. Penurunan kandungan padatan terlarut total (PTT) dan asam tertitrasi total (ATT) pada buah tomat dapat ditekan menggunakan pelapisan kitosan. Pelapisan terbaik untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah tomat adalah kitosan 50 ppm.
Pengaruh Bahan Kemasan terhadap Kualitas dan Daya Simpan Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) Ummu Kalsum; Dewi Sukma; Slamet Susanto
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Pertanian Presisi Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guava (Psidium guajava L.) was horticulture commodity, that has easy damaged and fleshy. Lacking of storage facility, limitation of transportation access and risk of high weight loss resulted in castaway fruit and it has shortened shelf life. Packing could help to prevent or less damages. The aims of this research was to evaluate the effect of packing materials on quality and shelf life of guava. This research has been conducted at Postharvest Laboratory, Agronomy and Horticulture Department of Bogor Agricultural University in March 2013. The experiment was arranged in completely randomized design with one factor, that is materials packing (without packing (control), polypropylene (PP) plastic and wrapping). Data analysis used analysis of variance (anova) at level α = 5%, then Duncan Multiple Range Test (DMRT) at level α = 5%. The result showed that using of packing materials increased shelf life length of guava than control treatment. Packing with PP plastic could be recommended because it has best fruit quality, i.e. shelf life until 7 days after treatment and the fruits still qualified to consume.
KISARAN INANG ISOLAT Colletotrichum gloeosporiodes ASAL MANGGA PADA BEBERAPA PASCAPANEN BUAH Evan Purnama Ramdan; Inti Mulyo Arti; Ummu Kalsum; Putri Irene Kanny
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2022.v6i2.6778

Abstract

Colletotrichum gloesporiodes is one of the species of Colletotrichum that causes anthracnose on various fruits both in the field and postharvest. C. gloesporiodes is a cosmopolitan pathogen so it is important to know which fruits can be infected as a basis for prevention. This study aimed to determine the host range and virulence level of C. gloesporiodes in several postharvest fruits. The research was conducted at the Agrotechnology Intermediate Laboratory, Gunadarma University from March 2022 to April 2022. This study used a completely randomized design consisting of 4 types of fruit (mango, chili, papaya, and tomato) as treatment. Each treatment consisted of 4 units and then repeated 3 times so that there were a total of 48 experimental units. C. gloesporiodes isolate was obtained from mango fruit with anthracnose symptoms. The isolates obtained were inoculated to tomatoes, chilies, papayas, and mangoes as controls. Anthracnose symptoms and lesin diameter were observed at 7 days after inoculation. The diameter of the lesin was measured to determine the level of virulence. The results showed that C. gloesporiodes was able to colonize and infect chilies, papayas, and mangoes as hosts, but there was no inoculated to tomatoes. The ability to colonize and infect is indicated by symptoms in the form of yellow to black spots, sunken, and watery. The virulence category showed different levels in each fruit with a range from very low to moderate. The conclusions obtained from this study were that C. gloesporiodes was able to infect chilies and papayas with different levels of virulence.
POLA KERONTOKAN DAN KANDUNGAN HORMON ENDOGEN PADA BUAH JERUK PAMELO BERBIJI DAN TIDAK BERBIJI Ummu Kalsum; Slamet Susanto; Ahmad Junaedi; Nurul Khumaida; Heni Purnamawati
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2022.v6i2.7220

Abstract

Kerontokan buah tergantung pada kultivar, kandungan hormon, hara dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pola kerontokan dan perubahan konsentrasi hormon yang terjadi dari beberapa kultivar pamelo berbiji dan tidak berbiji. Desain percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan, yaitu Adas Duku dan Bali Merah 1 (pamelo berbiji) serta Bali Merah 2 dan Jawa 1 (pamelo tidak berbiji). Variabel pengamatan terdiri atas jumlah buah rontok, initial dan final set, kandungan gula total, konsentrasi GA3, IAA dan asam absisat (ABA) buah. Hasil menunjukkan bahwa kedua kelompok (pamelo berbiji dan tidak berbiji) mengalami kerontokan buah pada awal perkembangan buah, namun kerontokan buah saat fase pematangan buah hanya pada kedua kultivar pamelo tidak berbiji. Initial set pamelo berbiji (28.76%) lebih tinggi dibandingkan pamelo tidak berbiji (21.75%). Final set pada pamelo tidak berbiji menunjukkan bahwa Bali Merah 2 (12.95%) lebih tinggi dibandingkan Jawa 1 (9.20%). Buah yang akan rontok dari pamelo berbiji dan tidak berbiji memiliki kandungan gula total <0.30%, sedangkan pada buah yang tidak rontok >0.30%. Konsentrasi GA3 dan IAA buah pamelo berbiji dan tidak berbiji mengalami peningkatan selama awal perkembangan buah (1 sampai 4 minggu setelah antesis = MSA), sedangkan konsentrasi ABA mengalami penurunan pada 3 MSA.