Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Komposisi Kimia Terrine yang Diinkorporasi dengan Tepung Talas Jepang dan Agar-Agar Arham Rusli; Syamsuar Syamsuar; A. Muh Yuslim Patawari; fifi Arfini
Agrokompleks Vol 17 No 1 (2018): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v17i1.144

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang penambahan tepung talas jepang dan agar-agar pada pembuatan terrine. Penggabungan tepung talas jepang dan agar-agar pada pembuatan terrine diharapkan dapat meningkatkan sifat fungsional produk terrine dengan tetap mempertahankan stabilitas produk. Penelitian bertujuan untuk menganalisis komposisi kimia terrine yang diinkorporasi dengan tepung talas jepang dan agar-agar. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode permukaan respon dengan rancangan faktorial tingkat-3 (3-Level Factorial Design). Perlakuan yang diterapkan adalah konsentrasi tepung talas jepang dan agar-agar. Batas bawah dan batas atas untuk masing-masing perlakuan adalah 0 dan 5 % sehingga diperoleh perlakuan sebanyak 13 unit. Pengamatan dilakukan terhadap komposisi kimia terrine meliputi kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar abu, kadar kalsium, dan kadar serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung talas dan agar-agar mempengaruhi komposisi kimia dan meningkatkan kandungan gizi terrine. Penambahan tepung talas jepang dan agar-agar dapat meningkatkan kadar serat terrine. Demikian pula kadar kalsium terrine semakin meningkat dengan semakin tingginnya konsentrasi tepung agar-agar.
Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Ekstrak Kasar Caulerpa recemosa Arham Rusli; Syamsuar Syamsuar; Sahriawati Sahriawati
Agrokompleks Vol 14 No 1 (2015): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v14i1.185

Abstract

Rumput laut mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai agen antimikroba dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antimikroba dan antioksidan ekstrak kasar rumput laut Caulerpa recemosa yang diperoleh dari perairan selat Makassar menggunakan pelarut metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar rumput laut C. recemosa memiliki aktivitas antimikroba terhadap S. aureus, E. coli, dan Aspergillus sp dengan nilai konsentrasi hambat minimum 12%. Daya hambat antimikroba ekstrak kasar rumput laut C. recemosa pada konsentrasi 12% masih tergolong lemah, dimana diameter zona hambat kurang dari 9 mm. Ekstrak kasar C. recemosa sampai pada konsentrasi 12 % hanya bersifat bakteriostatik atau fungistatik. Selain aktivitas antimikroba, ekstrak kasar rumput laut C. recemosa juga memiliki aktivitas antioksidan.
Proses Produksi Gurita Legs Beku Sesuai Standar Mutu Ekspor Fahimah Fahimah; Arham Rusli; Syamsuar Syamsuar
Lutjanus Vol 26 No 1 (2021): Lutjanus Edisi Juni
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jlpp.v26i1.420

Abstract

Gurita merupakan komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami kemunduran mutu. Oleh karena itu, penanganan yang baik disertai dengan penerapan rantai dingin dan pengawasan kebersihan yang ketat sangat diperlukan agar dapat mengurangi terjadinya proses pembusukan. Salah satu usaha memperpanjang atau mempertahankan kesegaran gurita adalah dengan cara pembekuan. Pembekuan dilakukan dengan tujuan mengawetkan bahan pangan dengan cara membekukan bahan pada suhu di bawah titik beku. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan proses pembekuan gurita bentuk Legs untuk tujuan ekspor. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara, dan literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembekuan gurita legs dilakukan melalui beberapa tahap yaitu; penerimaan bahan baku, penyortiran dan penimbangan I, pencucian I, pembersihan, pengadukan (tumbling), pencucian II, pemotongan dan penimbangan II, pembungkusan dan penghampaan udara (vakum), pembekuan (freezing), pendeteksian logam, penimbangan akhir, pengepakan dan pelabelan, penyimpanan beku, dan pemuatan ke kontainer untuk proses pengiriman ke negara tujuan ekspor. Persyaratan utama bahan baku yang diolah di PT. Biru Laut Nusantara, Makassar adalah harus dalam kondisi segar untuk menjamin produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Mulai dari proses penerimaan bahan baku hingga proses pengemasan produk gurita leg beku suhu produk harus dipertahankan melalui penerapan rantai dingin dengan cara pemberian es kristal pada wadah produk. Proses pembekuan gurita legs, dilakukan menggunakan mesin ABF dengan suhu dipertahankan sekitar -35 sampai -45°C. Produk gurita leg beku yang sudah dikemas dalam master cartoon disimpan pada cold storage dengan suhu yang digunakan adalah kurang dari -25°C.