Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN AKAN PELECEHAN SEKSUAL DALAM INDUSTRI MEDIA [RAISING AWARENESS ABOUT SEXUAL HARASSMENT IN THE MEDIA INDUSTRY] Deborah Nauli Simorangkir; Muninggar Sri Saraswati; Ezmieralda Melissa; Loina L. K. Perangin-Angin; Sharon Schumacher
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 4, No 3 (2020): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v4i3.2426

Abstract

The objective of this community service program was to raise awareness about sexual harassment in the workplace, particularly in the media industry. This community service was comprised of two sessions – at Swiss German University and SMK Paramarta, Tangerang. The targeted audiences were:1. High school and university students; 2. Media practitioners. Each session was consisted of the following activities: 1.Movie: “More than Work”; 2. Information session by the Director, Luviana; 3. Panel discussion; 4. Question and answer session; 5. Survey. Prior to the execution of each session, a survey was conducted on those who registered to attend. The purpose was to compare the pre-event results with the post-event results of each session. Results of the post-event A survey showed that 84,6% of respondents felt that they have acquired new knowledge about the media industry; and 84,7% of respondents felt that trough this panel discussion, they’ve become more knowledgeable about sexual harassment. Therefore, it can be concluded that the event A was effective in achieving the objective of this community service. Unfortunately, there was a high discrepancy in the number of respondents of the event B at SMK Paramarta, with 32 students responding to the pre-event survey, and only 7 students responding to the post-event survey. Therefore, the comparison was not valid. However, some results were alarming. This means that there is still a long way to go in the mission to educate the young generation about sexual harassment. Through these findings, it is concluded that a special effort must be made for teenagers.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Tujuan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual di tempat kerja, terutama di industri media. Pengabdian masyarakat ini terdiri dari dua sesi - di Universitas Swiss German dan SMK Paramarta, Tangerang. Khalayak yang ditargetkan adalah: 1. Siswa sekolah menengah atas dan mahasiswa; 2. Praktisi media. Setiap sesi terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut: 1. Film: “More than Work”; 2. Sesi informasi oleh Sutradara, Luviana; 3. Diskusi panel; 4. Sesi tanya jawab; 5. Survei. Sebelum pelaksanaan setiap sesi, survei dilakukan pada mereka yang mendaftar untuk hadir. Tujuannya adalah untuk membandingkan hasil pra-acara dengan hasil pasca-acara dari setiap sesi. Hasil survei pasca-acara A menunjukkan bahwa 84,6% responden merasa telah memperoleh pengetahuan baru tentang industri media; dan 84,7% responden merasa bahwa melalui diskusi panel ini, mereka menjadi lebih berpengetahuan tentang pelecehan seksual. Maka, dapat disimpulkan bahwa acara A efektif dalam mencapai tujuan layanan kepada masyarakat ini. Namun, ada perbedaan yang lebih tinggi dalam jumlah responden pada sesi B di SMK Paramarta, dengan 32 siswa menanggapi survei pra-acara, dan hanya 7 siswa yang menanggapi survei pasca-acara. Karena itu, perbandingan dianggap tidak valid. Namun, beberapa hasil mengkhawatirkan. Ini berarti bahwa jalan masih panjang dalam misi untuk mendidik generasi muda tentang pelecehan seksual. Berdasarkan temuan ini, disimpulkan bahwa diperlukan perhatian khusus bagi kalangan remaja.
Pelatihan Pembuatan Blog Politik Bagi SMAN 1 Tanjung Pandan Belitung Ditinjau Dari Aspek Komersial Dan Perannya Sebagai Media Pembelajaran Sigit Pamungkas; Agustin Diana Wardhaningsih; Deborah Nauli Simorangkir
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.064 KB)

Abstract

Menyatakan sikap politik melalui media sosial adalah hak setiap warganet, terlebih menjelang tahun politik 2019 mendatang. Namun konten politik di media sosial sangat rawan dengan ujaran kebencian, fitnah, dan hoax. Cukup banyak pengguna media sosial yang harus berurusan dengan aparat penegak hukum akibat unggahan sikap politiknya. Beberapa contoh unggahan sikap politik antara lain: cuitan di microblogging, opini dalam format text maupun video, gambar meme, dan sebagainya termasuk opini melalui blog politik. Di samping media arus utama, kehadiran blog politik telah menjadi alternatif bagi warganet dalam mendapatkan informasi. Ditinjau dari aspek komersial, media online arus utama ataupun blog personal, membutuhkan jumlah pengunjung(traffic). Makin tinggi jumlah pengunjung, makin besar peluang keuntungan finansialnya. Terlebih lagi karena isu politik selalu diminati banyak warganet. Pada satu sisi, hal ini dimanfaatkan oleh oknum blogger politik dengan cara mengunggah konten politik kontroversial demi meningkatkan jumlah pengunjung. Pada sisi lain, blogger personal merupakan sarana alternatif bagi warganet dalam mengekspresikan sikap politiknya. Dalam rangka melaksanakan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi, tim dosen UPH menyelenggarakan kegiatan PKM di SMAN 1 Tanjung Pandan, Belitung, pada 16 Juli 2019. Salah satu metode pelaksanaan PKM tersebut adalah dengan memberikan pelatihan pembuatan blog. Peserta diajarkan tentang proses membuat blog, merancang nama brand, logo brand, dan tagline blog tersebut. Peserta juga diajarkan bahwa konten politik adalah salah satu konten yang menarik minat pengunjung dan berpotensi untuk dikomersialkan. Peserta juga didorong untuk mengunggah ajakan untuk bersikap politik dengan bijak, mendidik, serta menarik minat warganet tanpa menimbulkan provokasi.
Gender-bender: Perceptions of College Students in Tangerang on the Portrayal of Gender Roles in Popular Media Juan Osbert Ethan Widjaya; Deborah Nauli Simorangkir
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 15 No 2 (2023): Ultimacomm
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ultimacomm.v15i2.3672

Abstract

Media representation defines social reality by virtue of meanings negotiated through symbols, creating symbolic boundaries that define identities, one of which is gender. Symbolic boundaries of gender have revolved around the roles of masculinity and femininity, much of which were socialized by the media. Dove Cameron’s “Breakfast” music video (2022) challenges symbolic boundaries by portraying boundary-crossing through the role reversal of men and women. Through focus group discussions with male and female participants, this study sought to evaluate the way messages of symbolic gender boundaries are portrayed, and how Indonesian young audiences respond to modern representations of gender boundaries. Data were analyzed using the Stuart Hall's Reception Analysis perspective. Results showed that Indonesian younger audiences -male and female- react positively and are receptive to the messages of gender boundary-crossing, and they actively reconstruct the symbolic boundaries of gender. The study finds that participants have progressive definitions of gender, with various aspects of their background influencing their views on gender. The symbolic boundaries of gender include characteristic traits, appearance, and sexualities. Ultimately, similar results were gleaned from both the male and female groups.