Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Implementasi Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an untuk Meningkatkan Kecakapan Menghafal Al-Qur’an Siswa Ahmad Alghifari Fajeri
Anterior Jurnal Vol 15 No 2 (2016): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.062 KB) | DOI: 10.33084/anterior.v15i2.56

Abstract

The aim of this study is to know how far the implementation of the method of Tahfidzul Qur'an in improving the students’ ability in memorizing Qur'an and any factors that can make the method can be effective or not in its implementation in Elementary School of Integrated of Tahfidzul Qur'an An-Najah Martapura. This study used a qualitative approach. The approach is by describing the data collected in the field, creating a picture or painting systematically, factually and accurately about the learning methods of Tahfidzul Qur'an in Elementary School of Integrated of Tahfidzul Qur'an An-Najah Cindai Alus Martapura. The results of this study showed that the implementation of the method of Tahfidzul Qur'an in improving the students’ ability in memorizing Qur'an in Elementary School of Integrated of Tahfidzul Qur'an An-Najah Martapura is in a good category, although, of course, it still has many matters that have to be developed. The patience of the Ustadzah/teachers is the factor that plays an important role in guiding students, especially at the basic education level. But, the matter that affects the learning implementation Tahfidzul Qur'an in Elementary School of Integrated of Tahfidzul Qur'an An-Najah Martapura become effective or not is the condition of students who tend to vary so that sometimes the learning is not so optimal.
Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Banjar Kota Palangka Raya Ngismatul Choiriyah; Ahmad Alghifari Fajeri; Nurul Husna
Jurnal Hadratul Madaniyah Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Hadratul Madaniyah
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jhm.v4i1.1562

Abstract

Banyaknya kebudayaan nasional yang ada di indonesia, harus dijaga dan dilstarikan, bukan saja oleh pemerintah melainkan juga oleh semua lapisan masyarakat, karena tanpa pembinaan dan pelestarian niscaya budaya-budaya yang menjadi milik dan kebanggan bangsa indonesia lambat laun akan hilang. Salah satu tradisi yang masih kuat dipertahankan oleh masyarakat adalah tradisi perkawinan masyarakat. Memang masyarakat banjar adlah masyarakt yang kuat dalam menjunjung nilai-nilaiagama dan tradisi leluhur, baik dilingkungan daerah kelahirannya maupun ketika berada diperantauan seperti ketika berada di kota Palangka Raya. Adapun tradisi dalam perkawinan adat banjar cukup panjang seperti dimulai dari basusuluh, batadang, bepapayuan (penentuan mahar), maantar patalian, maantar jujuran (baantaran), bakakadaan, gotong royong mencari kayu gasan baaruhan dan maulah sarubung, batimung, mandi-mandi, batapung tawar dan batamat Al-Quran.Tradisi perkawinan masyarakat banjar ini banjak dipengaruhi oleh berbagai adat atau perburuan budaya seperti pengaruh hindu, islam dan budaya asing. Berdasarkan pengamatan penulis bahawa tradisi ini sangat dipegang kuat oleh masyarakat tanpa mereka mengetahui latar belakangnya.
Pelatihan Menulis Puisi pada Siswa SMAN-1 Kuala Pembuang Siti Arnisyah; Lastaria Lastaria; Ahmad Alghifari Fajeri
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v6i1.1346

Abstract

Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak semuanya dimiliki setiap orang. Menulis tidak hanya suatu aktivitas menyalin bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan tetapi bagian dari aktivitas untuk menuangkan sebuah ide dan gagasan ke dalam bahasa tulisan. Permasalahan yang cenderung muncul dalam keterampilan menulis ialah kemampuan dalam mengolah bahasa agar tersistem dengan baik bahkan kemampuan dalam pemilihan diksi yang tepat. Khususnya, dalam keterampilan menulis puisi modern. Permasalahan inilah yang menjadi kendala bagi siswa-siswi di SMAN-1 Kuala Pembuang yang pada dasarnya rata-rata pecinta sastra dan mahir dalam bersyair (puisi). Namun, kesulitan dalam menulis puisi ke dalam sebuah tulisan. Hadirnya kegiatan pelatihan menulis puisi modern membawa angin segar bagi siswa-siswi SMAN-1 Kuala Pembuang sebagai penggemar sastra, tentunya kegiatan ini menawarkan solusi penyelesaian masalah yang dihadapi serta menjadi jembatan pula bagi mereka untuk menyalurkan minat dan bakat siswa. Pelatihan menulis puisi ini dihadiri 60 orang siswa-siswi yang benar-benar pencinta sastra dan 3 orang guru bahasa Indonesia tentunya sebagai pendorong semangat siswanya sekaligus ikut berpartisipasi dalam menulis puisi. Dari hasil pelatihan menulis puisi modern menghasilkan 36 karya puisi terbaik yang ditulis para guru dan siswa  dengan tema yang dibuat sebebas mungkin agar tidak mengikat langkah penulis pemula. 
STRUKTUR DAN MAKNA PROSESI PERKAWINAN ADAT DAYAK NGAJU (THE STRUCTURE AND MEANING OF THE DAYAK NGAJU TRADITIONAL MARRIAGE PROCESSES) Lastaria Lastaria; Ahmad Alghifari Fajeri
JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 13, No 1 (2023): JURNAL BAHASA, SASTRA, DAN PEMBELAJARANNYA (JBSP)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbsp.v13i1.14574

Abstract

AbstractThe Structure and Meaning of The Dayak Ngaju Traditional Marriage Processes. The lack of written works related to the culture of the Dayak Ngaju tribe is the most basic thing so this research is very important to be explored as an effort to document local cultural forms. The research aims to explore the culture of the Dayak Ngaju tribe so it will be known and understood in terms of the meaning contained in the traditional wedding procession. The research result can be used as a foundation for conducting the traditional wedding. The research approach is qualitative with an explorative method and descriptive method. The research data are in the form of Dayak Ngaju people’s activities related to the procession and items of customary requirements. The data sources include traditional leaders, mantir (assistant of traditional apparatus), and public figures. The data collection techniques employ observation techniques, recording, and interviews. The research results indicate that the structure of Dayak Ngaju traditional wedding starts with the fulfillment of “jalan hadat” by conducting “amak rakang injang” by meeting the 20 requirements paid by the groom and it is ended with the fulfillment of the final condition called “batu kaja” that is paid during the “pakaja manantu” (the procession of taking the bride to the groom family after the wedding procession). The meaning of the traditional wedding procession is teaching the procedures of “belum bahadat” (civilized life) so that humans have respect, good manners, and morals.Keywords: Structure, meaning, traditional mating, Ngaju DayakAbstrak Struktur dan Makna Prosesi Perkawinan Adat Dayak Ngaju. Minimnya karya tulis terkait kebudayaan suku Dayak Ngaju menjadi hal yang paling mendasar sehingga penelitian ini sangat penting untuk digali sebagai upaya pendokumentasian bentuk kebudayaan lokal. Tujuan penelitian untuk mengeksplorasikan kebudayaan suku Dayak Ngaju agar tidak hanya dikenal tetapi dapat dipahami pula makna yang terkandung dalam prosesi perkawinan adat tersebut. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan jika ingin melangsungkan pernikahan melalui adat. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif dengan metode eksploratif dan deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah wujud aktivitas masyarakat Dayak Ngaju terkait prosesi perkawinan adat serta benda-benda yang menjadi syarat adat, sedangkan sumber data adalah ketua adat, mantir, dan tokoh masyarakat. Adapun teknik pengumpulan data, yaitu observasi, rekaman, dan wawancara. Dari hasil penelitian tentang struktur dalam kawin adat suku Dayak Ngaju dimulai dari pemenuhan jalan hadat dengan menggelar amak rakang injang sebagai tanda dimulainya pemenuhan jalan adat perkawinan suku Dayak Ngaju dengan memenuhi 20 syarat yang dibayarkan mempelai laki-laki dan ditutup dengan pemenuhan syarat terakhir yang disebut batu kaja yang dibayarkan saat prosesi pakaja manantu (ngunduh mantu). Adapun makna yang terkandung dalam prosesi kawin adat pada dasarnya mengajarkan tata cara ‘belum bahadat’ (hidup beradab) agar manusia memiliki sikap hormat, berbudi pekerti, dan bermoral.Kata kunci: struktur, makna, kawin adat, Dayak Ngaju