Septa Erik Prabawa
Prodi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik, Universitas Dr. Soetomo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH SUMBA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT DAN GEOLISTRIK Septa Erik Prabawa; Ary Iswahyudi; Dwa Desa Warnana
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 02 (2020): Volume 03 Issue 02 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2020.9203

Abstract

Telah dilakukan kajian pendugaan potensi air tanah di daerah Sumba Timur dengan menggunakan data citra satelit SRTM dan geolistrik tahanan jenis. Citra SRTM digunakan untuk analisa morfologi bentang alam sedangkan pengukuran geolistrik bertujuan untuk mendapatkan gambaran litologi bawah permukaan tanah untuk mendapatkan potensi air tanah. Survei sebaran mata air dilakukan untuk menguatkan analisis data. Data SRTM menunjukkan morfologi bentang alam berupa dataran batugamping berundak mulai dari pantai di sisi Timur kearah Barat. Mata air ditemukan berada di kaki dataran berundak yang merupakan perpotongan topografi. Pengolahan data geolistrik menunjukkan bahwa susunan batuan bawah permukaan tanah daerah kajian terdiri dari batugamping terumbu yang merupakan anggota Formasi Kaliangga sebagai lapisan berpori pembawa air dan batupasir tufan anggota Formasi Kananggar sebagai lapisan kedap penahan air. Morfologi berupa perundakan batugamping di sebagian besar area kajian menjadikan keterdapatan mata air berada di kaki undak atau perpotongan topografi. Hal ini menguatkan dugaan bahwa air permukaan meresap kebawah menembus pori batugamping terumbu kemudian tertahan oleh batupasir tufan dan keluar sebagai mata air di perpotongan topografi. Hal ini konsisten dengan hasil pengukuran geolistrik yang menunjukkan dominasi batugamping terumbu di area kajian dan minimnya curah hujan menjadikan daerah kajian menjadi daerah kering.
PEMETAAN KAWASAN WILAYAH PERMUKIMAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI PERDESAAN (STUDI KASUS: KECAMATAN PALENGAAN DAN KECAMATAN BATUMARMAR, KABUPATEN PAMEKASAN) Fahrul Yahya; Septa Erik Prabawa; Melisa Amalia Mahardianti; Aldea Noor Alina
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 02 (2020): Volume 03 Issue 02 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2020.9205

Abstract

Rumah tidak layak huni pada umumnya berkaitan dengan permukiman kumuh dan banyak dijumpai masyarakat miskin atau masyarakat yang kurang mampu. Rumah tidak layak huni adalah suatu hunian atau tempat tinggal yang tidak layak huni karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis. Perumahan tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial. Kawasan Perdesaan Kabupaten Pamekasan memiliki tingkat pertumbuhan permukiman yang cukup besar. Perkembangan fisik tersebut secara tidak langsung akan memberikan dampak-dampak kepadatan terhadap hunian atau dampak sosial terhadap masyarakat setempat. Munculnya kawasan permukiman kumuh, kondisi fisik hunian yang tidak layak huni, nilai lahan semakin mahal, kemiskinan penduduk perkotaan yang disebabkan kemampuan pendataan masyarakat yang rendah dan kurang dapat bersaing didalam kehidupan perkotaan menjadi permasalahan awal akan munculnya hunian-hunian liar dan kumuh dan dikatagorikan sebagai hunian tidak layak huni. Analisis tersebut menggunakan dua analisis yaitu backlog Kepenghunian dihitung mengacu pada konsep perghitungan ideal, satu keluarga menghuni satu rumah dan backlog kepemilikan dihitung berdasarkan angka home ownership rate atau persentase rumah tangga (ruta) yang menempati rumah milik sendiri, dimana sumber data dasar yang digunakan dalam perhitungan ini adalah bersumber dari data BPS. Dari hasil analisis perhitungan Backlog Kepenghunian bersumber dari data survei lapangan di Kecamatan Palengaan dan Kecamatan Batumarmar dimana Backlog Kepenghunian di Kecamatan Palengaan berjumlah 3874 unit rumah dan Backlog Kepemilikan berjumlah 2014 unit rumah dan Backlog Kepenghunian di Kecamatan Batumarmar berjumlah 880 unit rumah dan Backlog Kepemilikan berjumlah 2474 unit rumah.