Devi Nurmalia
Bagian Keperawatan Dasar, Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EFEK MOTIVASI INSPIRASI TERHADAP FAMILY EMPOWERMENT DALAM PELAYANAN DI RUANG ICU : (A literatur review) Devi Nurmalia; Muhamad Makmun
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 7, No 2 (Oktober 2018) : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.837 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v7i2.264

Abstract

Sistem perawatan di ICU memberikan dampak stress bagi pasien dan keluarganya. Upaya yang dapat dikembangkan untuk meminimalkan dampak tersebut yaitu dengan mengaplikasikan Family Empowerment. Perawat mempunyai peran yang sangat penting untuk meminimalkan dampak stress tersebut. Perawat dengan kepemimpinan transformasional : motivasi inspirasi dengan mengikutkan (memberdayakan) keluarga dalam perencanaan keperawatan, menjalin komunikasi serta melibatkan keluarga dalam tindakan keperawatan, sehingga dampak stress bagi pasien dan keluarga dengan Family Empowerment dapat diturunkan. Mengetahui gambaran efek kepemimpinan transformational : motivasi inspirasi terhadap Family Empowerment dalam pelayanan di ruang ICU. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu studi literatur. Penulis melakukan analisis dan sintesis untuk mendeskripsikan efek kepemimpinan transformational : motivasi inspirasi terhadap Family Empowerment dalam pelayanan di ruang ICU. Sumber pustaka yang digunakan pencarian artikel ditemukan 14 artikel , setelah dilakukan analisis dan sintesa tinggal 11 artikel yang mempunyai keterkaitan. Penyusunan literature review menggunakan artikel / jurnal dengan proses pencarian artikel melalui Google Scholar  jumlah 2 jurnal, Science Direct 4 jurnal,  PubMed 5 jurnal. Ada pengaruh kepemimpinan transformasional : motivasi inspirasi dengan mengikutkan (memberdayakan) keluarga dalam perencanaan keperawatan, menjalin komunikasi serta melibatkan keluarga dalam tindakan keperawatan.  Diberdayakannya keluarga dalam pelayanan keperawatan ( untuk memijit, membelai ) serta keluarga diminta untuk mengunjungi pasien dua kali sehari selama 3 hari berturut-turut, maka stress keluarga akan menurun karena keluarga dapat secara langsung mengetahui pelayanan yang diberikan terhadap keluarga yang sakit sesuai harapan. Pelaksanaan Family Empowerment masih ada hambatan yg terjadi yaitu kurangnya pengetahuan petugas mengenai Family Empowerment. Ada pengaruh yang positif antara kepemimpinan transformasional: motivasi inspirasi terhadap family empowerment, dengan family empowerment tingkat stress keluarga akan menurun. Pelaksanaan family empowerment masih ada beberapa kekurangan yang harus dicarikan solusi. Kata Kunci : ICU, Kepemimpinan Transformasional, Family Empowerment
Metode William Fleksi pada Low Back Pain: Studi Literatur Ika Rahmawati; Devi Nurmalia; Sarah Ulliya; Bambang Edi Warsito
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.107 KB) | DOI: 10.22146/jkkk.63222

Abstract

Background: Low back pain (LBP) is a clinical syndrome in which the main symptom is painful or uncomfortable feeling in lower back area. Work factor is one of many factors that can caused LBP, which may be triggered by carelessness and unergonomic work posture. There is a physical therapy that can be applied to reduce the pain of LBP sufferer namely William’s Flexion Exercise.Objective: To know the effect of William’s Flexion Exercise in reducing the pain of LBP sufferer.Method: This research was a literature review. Literatures were gathered from Google Scholar and PubMed database with low back pain and William’s flexion exercise as the keyword. Data was analysed using PRISMA flow diagram with inclusion criteria such as full text format, published between 2015-2020; written in Bahasa Indonesia and nationally published; written in English and internationally published in Scopus Q1-Q3 indexed journal. While exclusion criteria were literatures which published before 2015 and with double publication.Result: There were seven literatures identified according to the criteria above. From these literatures, it was found that William’s Flexion Exercise was proven in reducing scale of pain of low back pain sufferers and improving joint motion. There were several methods of William’s Flexion Exercise such as pelvic tilting, single knee to chest, double knee to chest, partial sit up, hamstring stretches, bicycling, banding from a chair and squat factor.Conclusion: William’s Flexion Exercise can be an alternative physical therapy to reduce the scale of pain of LBP sufferer. ABSTRAKLatar belakang: Low back pain (LBP) adalah sindrom klinis dengan gejala utama nyeri atau ketidaknyamanan di daerah punggung bawah. Banyak faktor yang dapat menyebabkan LBP, salah satunya adalah faktor pekerjaan. Keluhan nyeri punggung bawah dapat timbul karena kurang berhati-hati dan sikap yang tidak ergonomis selama beraktivitas dalam bekerja. Salah satu terapi fisik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada penderita LBP adalah dengan latihan William Fleksi.Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi latihan William Fleksi untuk mengurangi nyeri pada penderita LBP. Metode: Penelitian ini merupakan studi literatur. Literatur dikumpulkan dari database Google Scholar dan PubMed dengan nyeri punggung bawah dan latihan fleksi William sebagai kata kuncinya. Data dianalisis menggunakan diagram alir PRISMA dengan kriteria inklusi seperti format teks lengkap, diterbitkan antara tahun 2015-2020; ditulis dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan secara nasional; ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan secara internasional dalam jurnal terindeks Scopus Q1-Q3. Sementara kriteria eksklusi adalah literatur yang diterbitkan sebelum tahun 2015 dan dengan publikasi ganda. Hasil: Ada tujuh literatur yang diidentifikasi sesuai dengan kriteria di atas. Dari literatur-literatur tersebut ditemukan bahwa William's Flexion Exercise terbukti dapat menurunkan skala nyeri pada penderita low back pain dan meningkatkan gerakan sendi. Terdapat beberapa metode William Fleksi, antara lain pelvic telting, single knee to chest, double knee to chest, partial sit up, hamstring stretches, bicycling, banding from a chair dan squat factor.Simpulan: Latihan William Fleksi dapat menjadi alternatif terapi fisik untuk mengurangi skala nyeri pada penderita LBP.
Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri oleh Perawat di Ruang Perawatan Rumah Sakit Devi Nurmalia; Sarah Ulliya; Linawati Neny; Agnes Agustina Hartanty
Holistic Nursing and Health Science Vol. 2, No. 1 (2019): June
Publisher : Master of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.706 KB) | DOI: 10.14710/hnhs.2.1.2019.45-53

Abstract

Introduction: Health Care Associated Infection (HAIs) is a major problem faced throughout the world and this incident continues to increase. The use of Personal Protective Equipment (PPE) of nurses is inadequate. Previous studies have not yet described how the suitability of PPE use with the actions taken by nurses. Therefore, in this study will be described how the use of PPE by nurses. The study aimed to identify nurse compliance in using PPE.Methods: This was a descriptive analytic and observation method for data collection. The sample in this study was an action carried out by nurses, in this case the nurse was observed to suit the use of PPE with Standard Operating Procedure (SPO) in the hospital. The sampling technique used was accidental sampling towards 67 actions of PPE using observation sheet according to hospital SPO. Data is processed univariately and presented in the form of frequency distribution.Results: The result showed that, PPE most frequently used in general ward that is gloves, mask, and also apron. The results showed that as many as 54,39% of actions taken by nurses were inappropriate in the use of glove. The use of masks and apron among the nurses is almost entirely correct, only 1 mask error was found.Conclusion: PPI through Infection Prevention Control Nurse (IPCN) should provide socialization and information on the use of PPE in accordance with hospital standard operational procedure. IPCN is expected to be an appropriate role model in the use of PPE, while the head nurse provides motivation and spirit to the nurses to be more compliant in the procedure when using gloves. 
Kajian Literatur: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pasien dalam Keselamatan Pasien Wening Putri Susanti; Devi Nurmalia
Holistic Nursing and Health Science Vol. 4, No. 1 (2021): June
Publisher : Master of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hnhs.4.1.2021.62-73

Abstract

Introduction: Patient participation is globally recognized as one of the main factors for promoting quality and safety of health services. Active patient participation is a patient safety priority for health care. Yet, patients and their preferences are less understood. Literature review related to determinants of patient participation last five years is limited. The aim of this study was to determine the factors that influence patients to participate in patient safety. Methods: This study used a literature review method by searching online data. Literature was searched through electronic database such as EBSCOhost, Science Direct, and Scopus. The inclusion criteria of article were respondent to the article found are inpatient and nurse, full text articles and publication years from 2015 to 2019.Results: Search results found four articles were eligible to be reviewed. This review indicates that there are two factors that influence patient participation in patient safety, including factors from the patient's side and factors from the nurse's side.Conclusion: These results reinforce that creating patient safety requires the collaboration of all parties, not only from the nurse but also from the patient. Patient involvement needs to be further investigated regarding the extent of patient participation in patient safety.
FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DALAM APLIKASI MENTORING BUDAYA KESELAMATAN PASIEN Devi Nurmalia; Dhinamita Nivalinda
Media Medika Muda Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Mentoring keperawatan merupakan suatu metode kepemimpinan untuk meningkatkan prilaku dan budaya keselamatan pasien. Mentoring keperawatan mampu meningkatkan integritas dan loyalitas individu terhadap sesuatu. Mentoring terbukti efektif dalam meningkatkan persepsi perawat terhadap pekerjaannya, meningkatkan pengetahuan dan skill sehingga berdampak pada komunikasi dan penyelesaian konflik Mentoring keperawatan telah terbukti efektif dalam meningkatkan perilaku perawat dalam patient safety culture. Efektifitas mentoring tidak bisa langsung terlihat, memerlukan waktu dan proses yang terus menerus. Fungsi manajemen memegang peranan yang penting dalam mengawal pelaksanaan mentoring. Mentoring keperawatan akan berjalan dengan baik apabila seorang manager menerapkan fungsi manajemen. Evaluasi dan monitoring perlu dilakukan untuk menilai kendala dan tantangan yang dihadapi. Evaluasi kegiatan mentoring keperawatan yang membahas faktor-faktor manajemen yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan mentoring saat ini belum pernah dilakukan.Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fungsi manajemen dalam pelaksanaan kegiatan mentoring.Metode: Jenis penelitian deskriptif korelasi pada 32 responden menggunakan kuesioner. Analisis data dengan Chi Square dan regresi logistik berganda.Hasil: Fungsi manajemen berada pada kategori kurang baik, yaitu pada fungsi perencanaan (53,1%), dan fungsi pengorganisasian (65,6%). Fungsi pengarahan berada pada kondisi stabil dan fungsi pengendalian dinilai baik (56,2%). Sedangkan untuk pelaksanaan mentoring, sebanyak 56,2% responden menyatakan bahwa mentoring yang sudah dilakukan dirasa kurang tertata dengan baik pelaksanaannya. Fungsi pengendalian mempunyai pengaruh paling kuat dalam pelaksanaan mentoring keselamatan pasien. Hasil analisis menunjukkan bahwa Odds Ratio (OR) variabel pengendalian adalah 2,746 artinya fungsi pengendalian yang baik akan 2,746 kali melaksanakan mentoring keselamatan pasien dengan baik dibandingkan dengan pengendalian yang kurang baik.Simpulan: Fungsi manajemen yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan mentoring keselamatan pasien di ruang rawat inap adalah fungsi pengendalian. Kata kunci: fungsi manajemen keperawatan,mentoring, budaya keselamatan pasien
Healthcare professionals’ opinions regarding health coaching for patients with diabetes: A pilot exploration in Indonesia Niken Safitri Dyan Kusumaningrum; Fatikhu Yatuni Asmara; Devi Nurmalia
Belitung Nursing Journal Vol. 8 No. 1 (2022): January - February
Publisher : Belitung Raya Foundation, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33546/bnj.1970

Abstract

Background: Diabetes management is applied for the entire patients’ lives, so it requires lifelong sustainable self-management actions to have a positive impact. Integrated care as coaching intervention is considered a program that facilitates and supports patients in managing diabetes more effectively and optimally. However, there are limited studies regarding this program in Indonesia. Objective: This study aimed to explore the opinions of healthcare professionals concerning the importance of health coaching for patients with diabetes in Indonesia. Methods: An invitation letter via email was distributed individually to participants from the three provinces of Java, Indonesia, between June and August 2020. The open-ended questions that consist of two sections were developed to explore the matter related to health coaching for patients with diabetes. A descriptive analysis of the participants’ answers was used to explain the data comprehensively and accurately reveal the complete information. Results: A total of seven healthcare professionals from four professions participated in the study. Based on healthcare professionals’ opinions, this study revealed that the most common reason health coaching needs to be implemented is related to self-management in dealing with diabetes. Health coaching as a tailored-intervention strategy in diabetes self-management requires a multidisciplinary approach and considers the local wisdom to achieve the expected goals in all aspects of patients’ lives. Thus, health coaching as an integral part of diabetes self-management is considered an appropriate program to cope with this problem. Conclusion: Health coaching for patients with diabetes is useful and reasonable to implement among patients with appropriate strategies, especially in Indonesia and beyond.
Penggunaan Safety-Enginereed Device di Rumah Sakit (Kajian Literatur) Auzan Hudzaifah; Devi Nurmalia
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jkmk.v5i1.1077

Abstract

Kejadian needle stick injury menjadi masalah yang serius dalam bidang pekerjaan kesehatan dan menjadi persoalan keselamatan kerja yang harus dihadapi oleh tenaga kesehatan pada umumnya. Insiden cedera karena tertusuk jarum dengan tidak sengaja atau yang biasa disebut needle stick injury tersebut merupakan salah satu permasalahan keselamatan kerja di rumah sakit yang paling sering dilaporkan serta berdampak sangat serius dan nyata. Salah satunya dapat meningkatkan resiko pajanan virus berbahaya ataupun penyakit yang menular hingga kematian, sehingga rumah sakit banyak menanggung kerugian karena insiden tersebut. Dalam rangka mengurangi angka kejadian needle stick injury terciptalah gagasan baru berupa penerapan perangkat yang dipercaya menjadi sebuah solusi bagi tenaga kesehatan untuk meminimalisir terjadinya needle stick injury di rumah sakit. Berdasarkan 5 literatur didapatkan bahwa penggunaan safety-enginereed device terbukti efektif untuk mengurangi angka kejadian needle stick injury di rumah sakit. Dalam mendukung penerapan safety-enginereed device berjalan efektif di rumah sakit dibutuhkan sikap disiplin dan ketelitian yang tinggi setiap petugas kesehatan dirumah sakit dan pedoman penggunaan serta sosialisasi penggunan dari safety-enginereed device tersebut. Efektifnya penggunaan safety-enginereed device dalam menurunkan insiden needle stick injury di rumah sakit, juga dapat menurunkan angka risiko terjadinya paparan infeksi dari pasien ke petugas medis.
PSYCHOLOGICAL WELLBEING PERAWAT IGD RUMAH SAKIT JIWA DALAM MASA TUGAS COVID-19: STUDI FENOMENOLOGI Febriana Tri Kusumawati; Luky Dwiantoro; Devi Nurmalia
Jurnal Surya Muda Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Surya Muda
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38102/jsm.v3i2.88

Abstract

The COVID-19 pandemic experienced by people around the world has resulted in an increase in the number of patients and stressors for nurses in Mental Hospital Emergency Departments, and is exacerbated by the condition of mental patients who are unable to communicate properly. The quality of patient care in the ER is determined by the availability of the 5M element where nurses as a human element in the COVID-19 pandemic situation require more attention regarding psychological wellbeing. Psychological wellbeing of good nurses will have a positive impact on nursing services in the ER mental hospital. The purpose of this study was to explore the experiences and feelings of psychologic wellbeing of Surakarta mental hospital emergency room nurses during the COVID-19 period. The research method used a qualitative design on the emergency room nurse mental hospital used Colaizzi analysis method. The results of the analysis of the participant interviews obtained seven themes, namely the meaning of psychological wellbeing (feeling happy, grateful to accept one's own condition, comfortable, useful and productive), Feelings during the COVID-19 pandemic (feelings at the beginning of the pandemic and current feelings), How to adapt during the COVID-19 pandemic. -19 (increased self-readiness, mutual care and support for fellow nurses, fulfillment of facilities and improvement of service systems), Hope for the COVID-19 pandemic (Joking freely and the pandemic will end soon and no health workers will fall), Changes experienced during the COVID-19 pandemic 19 (changes in regulations and culture in the face of a pandemic, changes in methods of studying online), experiences during work (pleasant experiences and bad experiences), families who always support carers (spouses and children and parents), and the impact of the COVID-19 pandemic ( towards others and towards family). The conclusion now is that nurses feel more comfortable and calm in carrying out their duties. The nurses had made adaptations to reduce anxiety so as to improve the psychological wellbeing status of the nurses.
Faktor-faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat Eni Nuryani; Luky Dwiantoro; Devi Nurmalia
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jkmk.v4i1.572

Abstract

Perawat sebagai petugas yang langsung memberikan pelayanan kepada pasien, diharapkan mampu mengembangkan dan memelihara prosedur pemberian obat yang aman guna memberikan pelayanan dan proteksi terbaik bagi pasien. Tujuan studi literatur ini yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat. Metode penulisan yang digunakan yaitu Systematic Literatur Review untuk menelusuri berbagai faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam pemberian obat. Data yang diambil adalah artikel seputar enam benar prinsip pemberian obat dan faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat. Literatur dari sumber terpercaya dalam Bahasa Inggris dan Indonesia dengan rentang penerbitan 2004-2019. Data yang terkumpul dilakukan critical appraisal tool sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai menjadi 9. Hasil review menunjukan terdapat beberapa faktor terkait kepatuhan perawat dalam pemberian obat yaitu pengetahuan dan sikap yang baik, adanya SOP dan kebijakan, beban kerja yang tidak terlalu berlebihan serta perawat yang bekerja sudah lama. Kesimpulan studi literatur ini yaitu faktor yang dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat adalah tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan SOP, beban kerja dan lama kerja perawat.
Persepsi Perawat Tentang Integrasi Perangkat Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT) Dalam Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Devi Nurmalia; Nabella Khoirinnissa
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jkmk.v4i2.1074

Abstract

Perangkat berbasis teknologi Internet of Things (IoT) saat ini telah banyak dimanfaatkan sebagai salah satu upaya meningkatkan pelayanan Kesehatan. IoT dan integrasinya di bidang kesehatan diprediksi akan mendominasi tatanan dalam sistem kesehatan di masa depan. Persepsi dari perawat mengenai implikasi dari adopsi teknologi IoT pada sistem pelayanan kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan dampak dari perubahan yang diakibatkan oleh integrasi teknologi ke dalam pelayanan keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi perawat tentang integrasi perangkat berbasis teknologi Internet of Things (IoT) dalam pelayanan Kesehatan. Kajian literatur dilakukan dengan mengumpulkan artikel yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir dari beberapa database penyedia artikel yang kredibel yaitu ScienceDirect, PubMed, dan EBSCOhost. 10 artikel dipilih untuk penelitian. Artikel dianalisis menggunakan matriks sintesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki sikap positif terhadap pengembangan teknologi dan melihatnya sebagai bagian penting dari profesi keperawatan di masa depan. Secara keseluruhan, perawat menilai bahwa integrasi teknologi IoT memiliki pengaruh yang signifikan dalam membantu pekerjaan perawat dan meningkatkan efisiensi kerja. Perawat juga menilai bahwa adopsi teknologi IoT dalam pelayanan Kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien (patient safety). Namun terdapat juga beberapa aspek negatif dari penggunaan teknologi dalam pelayanan Kesehatan.