Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFFECTIVENESS OF BACILLUS SPP. PRESS ON BLUE GREEN ALGAE (BGA) CAUSING OFF-FLAVOR IN CATFISH CULTIVATION Moh. Zharfan Abd. Djamil; Djumbuh Rukmono; Heny Budi Utari
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 3 (2020): JFMR VOL 4 NO 3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.03.14

Abstract

A problem that often occurred for the actor of catfish cultivation was an indication of smelly mud/dirt/muddy taste (off-flavors). Off-flavors were identified from chemical geosmin compound (GSM) and 2-Methyl Iso-borneol (MIB) produced by Cyanophyceae (Blue Green Algae or BGA) and actinomycetes. This soil odor compounds was soluble in water, into the body of fish through the gill and forwarded to the fatty tissue of fish, so that the fish meat was finally mud-smelly/dirt/musty. Probiotics was an attempt to reduce the compounds that caused off-flavors. The use of probiotics containing Bacillus spp. on feed could degrade organic matter through bioremediation digestive organs and environmental fish farming to minimize the accumulation of organic matter. The reduced of organic matter in waters on total organic odor, has impacted on the percentage of BGA as cause of mud-smelly in waters, especially for species Oscillatoria Sp. In this study, the researchers used Bacillus spp. to treat 10 ml/kg and 20 ml/kg of feed that can indirectly lower the percentage of BGA, Oscillatoria population Sp. and off-flavor in catfish meat as compared to controls.
EFEKTIVITAS BACILLUS SPP. DALAM PENURUNAN OFF-FLAVOURS PADA BUDIDAYA IKAN PATIN (PANGASIUS SP.) Moh. Zharfan Abd. Djamil; Henny Budi Utari; Djumbuh Rukmono
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 2 (2021): JFMR VOL 5 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.36

Abstract

Penggunaan probiotik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh pembudidaya ikan patin untuk meminimalisir permasalahan yang dialami pada setiap proses budidaya. Permasalahan tersebut erat kaitannya dengan mutu dan kualitas daging ikan, sehingga para pelaku usaha budidaya membutuhkan solusi terbaik untuk tetap menjaga mutu dan kualitas hasil produksi agar tetap dapat memenuhi kebutuhan ataupun permintaan pasar. Penelitian ini fokus pada upaya menurunkan bau tanah atau off-flavours melalui penggunaan probiotik Mina Pro (Bacillus spp.) yang didominasi oleh B. Licheniformis dan B. Subtilis. Pengaplikasian probiotik melalui pakan ikan dengan dosis 10 ml/Kg pakan dan 20 ml/Kg pakan. Hasil penelitian yang diperoleh kedua perlakuan lebih baik jika dibandingkan kontrol ditinjau dari beberapa parameter meliputi: Proksimat terutama pada kenaikan protein diperlakuan 10 ml/Kg pakan (17,1%); 20 ml/Kg pakan (16,7%); jika dibandingkan kontrol yang lebih rendah (14%). Komposisi bakteri organ lambung dan usus pada perlakuan 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan lebih banyak jika dibandingkan dengan kontrol. Hasil histopatologi organ perlakun 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan lebih baik. Karena banyak terbentuk villi yang mempermudah penyerapan nutrisi pakan. Organoleptik dari daging ikan patin (punngung, ekor dan perut yang diduga muddy) pada perlakuan 20 ml/Kg pakan lebih renah. 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan memiliki nilai lebih rendah (0,2 atau masih dalam kategori sedikit muddy/kurang muddy. jika dibandingkan dengan kontrol (0,3 atau dalam kategori muddy sedang).
KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS FINANSIAL PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI CV. PASIFIC HARVEST SHRIMP HATCHERY, BANYUWANGI, JAWA TIMUR Rima Ramadhanthie; Maria G.E. Kristiany; Djumbuh Rukmono
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 2, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.333 KB) | DOI: 10.15578/bjsj.v2i1.8807

Abstract

Kajian tentang pembenihan udang vaname dilaksanakan di CV. Pasific Harvest selama 1 siklus pemeliharaan, dengan kapasitas produksi 58 bak pemeliharaan larva volume 30m3. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui performansi kinerja budidaya, dan mengkaji analisis finansial tentang pembenihan udang vaname. Metode observatif dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer maupun sekunder. Hasil kajian menunjukan bahwa rata-rata produktivitas larva udang vaname 59.000.000 ekor/siklus, FR 89%, HR 91%, dan SR 40%. Dengan hasil analisis finansial biaya investasi Rp 3.145.700.000,- biaya penyusutan 1.493.650.000,- per tahun, biaya tetap 3.170.650.000 per tahun, biaya tidak tetap 3.347.480.000,- per tahun, keuntungan 5.481.870.000 per tahun, BEP Harga 4.343.356.164 per tahun, BEP unit 110.092.013 ekor per tahun, PP 0,87 Tahun dan R/C Ratio 1,8. Kesimpulan dari kajian pembenihan udang vaname di CV Pasific Harvest sudah memenuhi standar performansi kinerja budidaya tetapi perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan produktivitas.
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan Lele (Clarias sp.) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sistem Bioflok Andik Sudirman; Sinung Rahadjo; Djumbuh Rukmono; Izzul Islam; Adi Suriyadin
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v18i2.13061

Abstract

Budidaya secara umum terbagi menjadi dua yaitu monokultur dan polikultur. Monokultur merupakan sistem pemeliharaan ikan secara sendiri atau tunggal pada suatu wadah, sedangkan polikultur merupakan kegiatan budidaya ikan dari berbagai jenis pada tingkat trofik yang sama. Kegiatan budidaya yang bersifat intensif sangat penting dilakukan untuk meningkatkan produksi, namun dalam budidaya secara intensif permasalahan utama yang sering dihadapi adalah meningkatnya kandungan bahan organik dan menurunnya kualitas air. Oleh karena itu perlu adanya upaya menjaga kestabilan kualitas air pada wadah pemeliharaan dan perlu kiranya melakukan penelitian menganalisis kualitas air dan kepekatan bioflok pada budidaya polikultur ikan lele (Clarias sp.) dan ikan nila (Oreochoromis niloticus) sistem bioflok. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Skema perbandingan dari masing masing perlakuan adalah (A) 200 ekor ikan lele dengan 10 ekor ikan nila, (B) 175 ekor ikan lele dengan 15 ekor ikan nila, (C) 150 ekor ikan lele dengan 20 ekor ikan nila dan (D) 250 ekor ikan lele (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepekatan bioflok yang berbeda tidak mempengaruhi parameter kualitas air yang terdiri dari suhu, pH dan oksigen terlarut karena ketiga parameter tersebut tetap berada pada rentang optimal. Sedangkan konsentrasi Total Organic Matter (TOM), Total Amonia Nitrogen (TAN), dan Nitrit (NO2) sangat berkaitan erat atau berkorelasi dengan Kepekatan Bioflok, namun dengan kondisi tersebut biota yang dibudidaya masih dalam kondisi yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh biota uji yang digunakan memiliki sistem imun lebih baik akibat penambahan probiotik serta sistem bioflok yang diterapkan. Cultivation is generally divided into two, namely monoculture and polyculture. Monoculture is a system of raising fish alone or singly in a container, while polyculture is the activity of cultivating fish of various types at the same trophic level. Intensive cultivation systems are very important for increasing production, time efficiency and production quantity, but they cause other problems such as decreasing water quality and increasing organic matter content. Therefore, it is very important to carry out research aimed at analyzing water quality and biofloc concentration in a biofloc-based breeding system from polyculture consisting of catfish (Clarias sp.) and Tilapia. (Oreochromis niloticus). This effort is very important to ensure the stability of water quality in the rearing tank. The design used was Completely Randomized Design (CRD), which consisted of 4 treatments with 3 replications. The comparison scheme for each treatment is (A) 200 catfish with 10 tilapia, (B) 175 catfish with 15 tilapia, (C) 150 catfish with 20 tilapia and (D) 250 catfish tail (control). The results of the research show that different biofloc concentrations do not affect the water quality parameters consisting of temperature, pH and dissolved oxygen because these three parameters remain at standard cultivation water quality. Meanwhile, the concentration of Total Organic Matter (TOM), Total Ammonia Nitrogen (TAN), and Nitrite (NO2) is very closely related or correlated with the density of biofloc.