Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI MADU HITAM SUMBAWA DAN POTENSINYA SEBAGAI SENYAWA ANTIMIKROBA Manguntungi, Baso
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMadu hitam merupakan salah satu ciri khas dari daerah Sumbawa yang dihasilkan oleh lebah jenis Trigona spp. Madu hitam memiliki rasa asam yang berbeda dari madu biasanya dan memiliki khasiat sebagai antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi bakteri asam laktat pada madu hitam sumbawa sebagai antimikroba. Diperoleh 20 isolat bakteri dari madu hitam sumbawa, 10 diantaranya merupakan isolat bakteri asam laktat. Metabolit sekunder dari 10 isolat bakteri asam laktat kemudian diuji dengan metode difusi agar atau sumur untuk melihat efektivitas bakteri sebagai antimikroba terhadap bakteri S. thyposa dan S. aureus yang mewakili bakteri gram negatif dan gram positif. Pengamatan uji antimikroba dilakukan pada jam ke-2, ke-4 dan ke-6. Hasil uji antimikroba menunjukkan bahwa metabolit sekunder dari isolat bakteri asam laktat MD 1 memiliki  kemampuan yang sangat baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. thyposa dan S. aureus. Kata kunci: Madu hitam, bakteri asam laktat, antimikroba, metabolit sekunder                                                      AbstractBlack honey is one of the characteristics of the Sumbawa region produced by bees of the Trigona spp. Black honey has a sour taste that is different from others honey and it have benefit as antibiotic. The aim of this research to examine the potential of lactic acid bacteria in sumbawa black honey as an antimicrobial. Bacterial isolation from Sumbawa black honey obtained by 20 isolates, 10 of them are isolates of lactic acid bacterial. Secondary metabolites from 10 LAB isolates were then performed antimicrobial activites using agar or well diffusion methods against S. thyposa and S. aureus bacteria representing gram-negative and gram-positive bacteria. Antimicrobial activites observations were carried out at the 2nd, 4th and 6th hours. The results of antimicrobial tests showed that secondary metabolites of BAL MD 1 isolate had excellent ability to inhibit the growth of S. thyposa bacteria and in S. aureus. Keyword: Black honey, lactic acid bacteria, antimicrobial activites, Secondary metabolites
Isolasi, Karakterisasi, dan Aktivitas Antibakteri BAL Indigenous dari Sarang Lebah Trigona spp. Asal Kabupaten Sumbawa Baso Manguntungi; Arlinda Puspita Sari; Riri Rimbun Anggih Chaidir; Izzul Islam; Leggina Rezzy Vanggy; Naning Sufiyanti; Muhammad Fajri Al-Fateeh; Ulfa Febiana Whatin; Intan Dwi Pratiwi; Widya Dwi Kusuma
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2020.008.01.03

Abstract

Trigona spp. atau stingless bee merupakan jenis lebah yang banyak ditemukan di daerah tropis. Madu dan propolis yang dihasilkan oleh jenis lebah ini mengandung bakteri asam laktat (BAL) yang dapat dijadikan sebagai kandidat probiotik. Berdasarkan hal tersebut maka BAL tersebut juga diduga dapat ditemukan pada sarangnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan isolasi dan karakterisasi BAL dari sarang lebah Trigona spp., serta melakukan pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus. Bakteri asam laktat diisolasi dari sarang lebah Trigona spp. pada media MRSA. Seleksi BAL dilakukan dengan uji pewarnaan Gram dan uji katalase. Delapan isolat BAL telah berhasil diisolasi dari sarang lebah Trigona spp.. Kedelapan isolat tersebut kemudian dikulturkan dan dilakukan ekstraksi metabolit sekunder. Hasil ekstraksi diujikan pada bakteri S. thypi dan S. aureus menggunakan metode difusi sumur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kedelapan isolat memiliki perbedaan efektivitas penghambatan bakteri uji. Isolat SRG 1 lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri S. thypi dengan ukuran zona bening terbesar 1,3± 0,471 mm. Sedangkan isolat SRG 19 efektif menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dengan ukuran zona bening terbesar 5,3 ± 0,471 mm.
Manufacturing Natural Woven Dyes From Mangrove In Dusun Prajak, Desa Batu Bangka, Sumbawa: Pembuatan Pewarna Alami Tenun Dari Mangrove Di Dusun Prajak, Desa Batu Bangka Sumbawa Lili Suharli; Izzul Islam; Riri Rimbun Anggih Chaidir; Kusdianawati Kusdianawati
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.637 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang978

Abstract

Department of the environment around 10.660 hectares of mangroves with varuous types. One that has the potential for mangrove development is Dusun Prajak, located in the Saleh bay area which is directly adjacent to the Moyo Tambora biosphere zone that has a major influence on the preservation of marine natural resources such as coral and whale sharks. The purpose is to provide skill in making natural dyes made from mangroves to community. The method is observation, interviews, practice and assistance with the Participatory Rural Appraisal (PRA) approach. Furtermore, mentoring and evaluation are carried out. The survey result show that weaving based on natural dyes from mangroves has never been done, so it is important to carry out demonstrations of making mangrove dyes. The training program received high appreciation from the community because it was uniqe and hope that program would continue and community would be assisted. Abstrak Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup, sekitar 10.660 hektar mangrove dengan jenis yang beragam. Salah satu yang memiliki potensi pengembangan mangrove adalah Dusun Prajak, terletak di wilayah Teluk Saleh yang langsung berbatasan dengan zona biosfer Moyo-Tambora sehingga dusun prajak berpengaruh besar dalam kelestarian SDA laut seperti karang dan seperti Hiu Paus. Tujuan pengabdian yaitu memberikan skill pembuatan pewarna tenun alami berbahan mangrove kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, praktik dan pendampingan dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal. Selanjutnya dilakukan pendampingan dan evaluasi. Hasil survei menunjukkan bahwa tenun berbasis bahan pewarna alami dari mangrove belum pernah dilakukan, sehingga penting dilaksanakan demonstrasi pembuatan pewarna mangrove. Program pengabdian ini mendapat apresiasi tinggi dan berharap program ini terus dilanjutkan dan masyarakat didampingi.
Inovasi Rancang Bangun Suara Otomatis Menggunakan Arduino di SMK Negeri 3 Sumbawa Besar Syaifullah, Syaifullah; Dharmayanda, Hardian Reza; Islam, Izzul
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.481 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i1.1523

Abstract

Perkembangan teknologi IOT saat ini begitu cepat seperti halnya modul  Arduino yang memberikan kemudahan dalam implementasi di kehidupan sehari-hari. Dengan keterbatasan jumlah guru dalam mengawasi prilaku anak ketika berada dilingkungan sekolah, menajadi permasalahan yang terus menerus. Maka perlu kiranya dikembangkan suatu inovasi baru dalam bentuk suara otomatis dilingkungan sekolah. Dengan penelitian yang berjudul “Inovasi Rancang Bangun Suara Otomatis Menggunakan Arduino Di SMK Negeri 3 Sumbawa Besar ini sekira akan membantu guru dalam memantau tindakkan indisipler siswa yang sering terjadi hampir setiap hari. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen, dimana pada rancangan ini terdiri dari 4 komponen utama yaitu berupa sensor PIR, Arduino, DFplayer dan Speaker. Sinyal inputan yang berasal dari sensor PIR karena adaynaya gerakan anak disekitar sensor diteruskan ke Arduino untuk di proses selanjutnya sinyal akan diteruskan ke Speaker melalui DFplayer. Dari hasil pngujian sensor PIR membaca gerakkan anak kemudian dari hasil pembacaan dikirim ke Arduino melalui pin D1 memalalui software Arduino data diinisialisasi untuk diolah kemudian dikirim ke DFplayer yang selanjutkan output suara melalui speaker. Pengujian sistem secara keseluruhan berjalan dengan baik pada pembacaan sensor jarak maximal 4 m dari gerakkan.
Pengembangan Ekonomi Lokal : Pelatihan Pengembangan Tenun Motif Hiu Paus di Desa Poto, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat Kusdianawati Kusdianawati; Izzul Islam; Lili Suharli; Riri Rimbun Anggih Chaidir
-
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v6i1.4973

Abstract

Industri kerajinan tenun Sumbawa di Dusun Samri, Desa Poto merupakan salah satu usaha yang diwariskan turun-temurun secara tradisional yang masih berupa kegiatan sampingan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun kini industri kerajinan tenun tersebut sedang dalam proses pengembangan untuk menjadi sentra industri kecil untuk hasil tenun Sumbawa dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta sebagai media promosi kearifan budaya lokal. Oleh karena itu, untuk membantu dalam proses pengembangan tenun Sumbawa khususnya yang ada di Dusun Samri, Desa Poto maka diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat berupa pengembangan tenun motif hiu paus oleh Fakultas Teknobiologi, Universitas Teknologi Sumbawa. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan dan pelatihan. Pelatihan dilakukan dengan pemaparan materi motif hiu paus yang digunakan pada kain tenun Sumbawa. Motif hiu paus yang digunakan dibuat dulu desainnya di kertas kotak kemudian diterapkan oleh partisipan dalam pelatihan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembuatan motif hiu paus pada kain tenun Sumbawa yang dilakukan oleh peserta pelatihan secara langsung. Kegiatan pengabdian ini menghasilkan kain tenun Sumbawa dengan motif hiu paus dan ada juga yang dipadukan dengan motif lama yang sering digunakan dalam kain tenun Sumbawa. Hasil kegiatan pengabdian berupa tenun Sumbawa dengan motif hiu paus dapat dihasilkan dan diproduksi oleh masyarakat di Dusun Samri, Desa Poto.
Fist Report of Stiphodon atropurpureus (Herre, 1927) in Marente Village, Sumbawa, West Nusa Tenggara Arung Mulya; Sania Citra; Ari Okta Andini; Rasali Abdur rahman; Win Ariga; Sagita Cahyani; Izzul Islam; Veryl Hasan
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 12 No. 2 (2023): JAFH Vol. 12 No. 2 June 2023
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v12i2.37049

Abstract

Marente is a village at the foot of the ancient Sumbawa volcano, located on the Tiu Kele river and the Agal waterfall, which empties directly into the sea. The ecological condition of the Tiu Kele river is an ideal environment for Stiphodon fish to live and breed. Therefore, this study focused on identifying the species of Stiphodon sp. (Gobiidae), whose presence has not been recorded in West Nusa Tenggara. There is still no literature study related to the Gobiidae family, especially the genus Stiphodon in the waters of the Tiu Kele river, which makes this research very important to do. This research was conducted from September 13 to October 13, 2021, in Tiu Kele river, Marente village, Sumbawa. The tools used are net, dipper, aquarium, sampling tubes, thermometer, pH meter, and camera, while the material used is 96% alcohol for specimen preparation. The identification results stated that Stiphodon atropurpureus had clearly visible characteristics. It had a bright blue body from the snout and cheeks to the tail, the dorsal fin is separated and fibrous. These results were also later strengthened from various related references about the physical properties and characteristics of Stiphodon atropurpureus. The results of this research can later be used as a reference and new data related to the distribution of stiphodon in Indonesia, especially in Lesser Sunda.
Analisis Kualitas Air Minum Ditinjau dari Parameter TDS dan pH Pada Air Minum Dalam Kemasan Mayori, Anindita Rizkia; Izzul Islam
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 2 No 1 (2024): BIOMARAS : Vol 2, No 1 Februari 2024
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air adalah sumber kehidupan, dan sekitar 50–70% massa tubuh terdiri dari air, termasuk jaringan tubuh, sel, dan organ. Masyarakat biasanya memperoleh air minum dengan memanaskan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun kualitas air baku dari PDAM kurang baik karena rawan pencemaran. Sehingga produk air minum dalam kemasan (AMDK) menjadi salah satu pilihan untuk dikonsumsi, dengan tujuan agar masyarakat lebih praktis dalam mengkonsumsi air minum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengecekan total padatan terlarut (TDS) dan Potensial Hidrogen (pH) pada sampel air yang akan dikelola. Hasil yang diperoleh adalah kualitas air yang diperoleh dari PT. Samawa Tirta Alam dengan parameter TDS dan pH masih dalam ambang batas yang ditetapkan pemerintah yaitu kualitas baik. Perlu dikembangkan lebih lanjut parameter fisik (suhu, kekeruhan, elektrokonduktivitas, TDS, dan kekeruhan) dan kimia (keasaman dan bahan organik lainnya) agar kualitas air minum dalam kemasan yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk nasional.
Analisis Kadar Polifenol Total dan Flavonoid Total Propolis Asal Tanah Laut dan Soppeng Dwi Anggar Yusika; Izzul Islam; Muhamad Sahlan
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 1 No 1 (2023): BIOMARAS (Vol.1, No.1 Agustus 2023)
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Propolis biasa dikenal sebagai lem lebah, adalah zat yang dibuat oleh lebah dari resin, serbuk sari, dan lilin tanaman yang dikumpulkan lebah dari berbagai jenis tanaman. Propolis dapat dijadikan sebagai natural produk atau alternatif pengobatan karena memiliki banyak manfaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  kandungan polifenol dan flavonoid total dari sampel propolis Heterotrigona itama, Tetragonula laeviceps dari Tanah Laut, dan Tetragonula sapiens dari Soppeng. Metode penelitian meliputi preparasi sampel, ekstraksi, dan pengujian total kandungan polifenol dan flavonoid dari tiap-tiap sampel propolis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kandungan polifenol H. itama memiliki nilai 1440,04±353,99 mg GAE/g propolis, T. laeviceps 824,32±59,44 mg GAE/g propolis, dan nilai T. sapiens 786,65±473,45 mg GAE/g propolis. Total kandungan flavonoid T. laeviceps memiliki nilai 434,50±15,89 mg QE/g propolis, H. itama 425,23±24,71 mg QE/g propolis, dan nilai T. sapiens 143,44±6,49 mg QE/g propolis. Dari hasil yang didapatkan disimpulkan bahwa tiap sampel propolis memiliki karakteristik warna yang berbeda serta nilai total kandungan polifenol tertinggi dihasilkan oleh propolis H. itama asal Tanah Laut, sedangkan nilai total kandungan flavonoid tertinggi dihasilkan oleh propolis T. laeviceps asal Soppeng. Perbedaan hasil ekstrak propolis serta nilai total polifenol dan flavonoid tersebut dipengaruhi oleh jenis tanaman yang dijadikan sumber pakan oleh lebah
Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan Lele (Clarias sp.) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sistem Bioflok Andik Sudirman; Sinung Rahadjo; Djumbuh Rukmono; Izzul Islam; Adi Suriyadin
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v18i2.13061

Abstract

Budidaya secara umum terbagi menjadi dua yaitu monokultur dan polikultur. Monokultur merupakan sistem pemeliharaan ikan secara sendiri atau tunggal pada suatu wadah, sedangkan polikultur merupakan kegiatan budidaya ikan dari berbagai jenis pada tingkat trofik yang sama. Kegiatan budidaya yang bersifat intensif sangat penting dilakukan untuk meningkatkan produksi, namun dalam budidaya secara intensif permasalahan utama yang sering dihadapi adalah meningkatnya kandungan bahan organik dan menurunnya kualitas air. Oleh karena itu perlu adanya upaya menjaga kestabilan kualitas air pada wadah pemeliharaan dan perlu kiranya melakukan penelitian menganalisis kualitas air dan kepekatan bioflok pada budidaya polikultur ikan lele (Clarias sp.) dan ikan nila (Oreochoromis niloticus) sistem bioflok. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Skema perbandingan dari masing masing perlakuan adalah (A) 200 ekor ikan lele dengan 10 ekor ikan nila, (B) 175 ekor ikan lele dengan 15 ekor ikan nila, (C) 150 ekor ikan lele dengan 20 ekor ikan nila dan (D) 250 ekor ikan lele (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepekatan bioflok yang berbeda tidak mempengaruhi parameter kualitas air yang terdiri dari suhu, pH dan oksigen terlarut karena ketiga parameter tersebut tetap berada pada rentang optimal. Sedangkan konsentrasi Total Organic Matter (TOM), Total Amonia Nitrogen (TAN), dan Nitrit (NO2) sangat berkaitan erat atau berkorelasi dengan Kepekatan Bioflok, namun dengan kondisi tersebut biota yang dibudidaya masih dalam kondisi yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh biota uji yang digunakan memiliki sistem imun lebih baik akibat penambahan probiotik serta sistem bioflok yang diterapkan. Cultivation is generally divided into two, namely monoculture and polyculture. Monoculture is a system of raising fish alone or singly in a container, while polyculture is the activity of cultivating fish of various types at the same trophic level. Intensive cultivation systems are very important for increasing production, time efficiency and production quantity, but they cause other problems such as decreasing water quality and increasing organic matter content. Therefore, it is very important to carry out research aimed at analyzing water quality and biofloc concentration in a biofloc-based breeding system from polyculture consisting of catfish (Clarias sp.) and Tilapia. (Oreochromis niloticus). This effort is very important to ensure the stability of water quality in the rearing tank. The design used was Completely Randomized Design (CRD), which consisted of 4 treatments with 3 replications. The comparison scheme for each treatment is (A) 200 catfish with 10 tilapia, (B) 175 catfish with 15 tilapia, (C) 150 catfish with 20 tilapia and (D) 250 catfish tail (control). The results of the research show that different biofloc concentrations do not affect the water quality parameters consisting of temperature, pH and dissolved oxygen because these three parameters remain at standard cultivation water quality. Meanwhile, the concentration of Total Organic Matter (TOM), Total Ammonia Nitrogen (TAN), and Nitrite (NO2) is very closely related or correlated with the density of biofloc.
Bioprospecting of Halophilic Bacteria Staphylococcus Haemolyticus Strain Stp-Griv-024 as Biosurfactant Producer And its Potential Application for Microbial Enhanced Oil Recovery Izzul Islam; Cut Nanda Sari; Ali Budhi Kusuma; Ika Kurniasari; Lisnawati; Rini Surya Ningsih; Elisa Rosani
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 47 No. 2 (2024): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of halophilic bacteria to produce effective and stable biosurfactants in environments in the Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR) process is getting much attention from researchers. The existence of traditional salt ponds and their role as a sea transportation route shows Bima Bay as a potential source of halophilic bacteria-producing biosurfactants. This research aims to isolate potential local halophilic bacteria in producing biosurfactants to degrade hydrocarbons. The research methodology included bacterial isolation, gram staining, hemolysis test, total petroleum hydrocarbon (TPH) analysis, emulsification, and phylogenetic analysis of the 16S rRNA marker gene. STP-GRIV-024 was successfully isolated using Kish, Halophilic, Soil extract, and Oatmeal agar media, with the highest enumeration results found on Kish media supplemented with 3% (w/v) NaCl. Microscopic morphological characterization using Gram staining showed results as a Gram-positive group with round colony shapes, smooth circular edges, sloping and white. This isolate grew in the 7-15% (w/v) NaCl range and was classified as moderately halophilic. TPH analysis showed that concentration and incubation time influenced hydrocarbon degradation activity. On day 10, the concentrations of T1 (1%), T2 (3%), T3 (5%), and T4 (7%) showed a decrease in TPH of 1.96%, 0.51%, 0.25 %, and 0.15% respectively. 16S rRNA sequencing identified the isolate as closely related to Staphylococcus haemolyticus strain MTCC3383T, with a DNA sequence similarity of 99.9%. Keywords: biosurfactants, halophile bacteria, staphylococcus haemolyticus, microbial enhanced oil recovery, bioremediation.