Andri Ruliansyah
Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jl. Raya Pangandaran KM.03, Ds. Babakan Kp.Kamurang, Pangandaran 46396

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT FILARIASIS DI TIGA DESA KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 Astuti, Endang Puji; Ipa, Mara; Wahono, Tri; Ruliansyah, Andri
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 24, No 4 Des (2014)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.766 KB)

Abstract

AbstrakProgram eliminasi filariasis di Indonesia ditetapkan dua pilar yaitu memutuskan rantai penularan dengan pemberian obat massal pencegahan filariasis (POMP filariasis) di daerah endemis serta mencegah dan membatasi kecacatan akibat filariasis. Target program filariasis disebutkan bahwa cakupan POMP minimal yang  harus  dicapai  untuk  memutus  rantai  penularan  sebesar  85%.  Kabupaten  Bandung  merupakan wilayah  Provinsi  Jawa  Barat  yang  angka  cakupan  POMP  nya  masih  rendah  yaitu  78%  dibandingkan dengan wilayah lain yang sudah melakukan POMP. Kondisi ini yang melatarbelakangi penelitian tentang analisis perilaku masyarakat terhadap kepatuhan minum obat POMP sehingga dapat diketahui faktor apa yang dapat menjadi pengungkit agar cakupan POPM di Kab. Bandung mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dan pengaruh perilaku masyarakat terhadap kepatuhan minum obat POMP. Penelitian ini merupakan cross sectional studies. Lokasi Penelitian di laksanakan di tiga desa terpilih di Kecamatan Majalaya Kab. Bandung, selama dua bulan yaitu bulan Agustus – September tahun 2013. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara. Hasil  penelitian  menggambarkan  bahwa  praktek  masyarakat  dalam  pencegahan,  pengendalian  dan pengobatan  filariasis  di  kecamatan  Majalaya  mempunyai  hubungan  yang  signifikan  (p-value  0.001) terhadap kepatuhan masyarakat untuk minum obat. Kepatuhan minum obat tidak berdiri sendiri, kondisi ini terkait erat dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) baik petugas kesehatan, kader, lintas sektor dan gencarnya promosi melalui berbagai media promosi tentunya. Kata kunci : kepatuhan minum obat, filariasis, perilaku masyarakat, pengetahuanAbstractFilariasis elimination program in Indonesia set two pillars that cut the transmission with the prevention of filariasis mass drug administration (POMP filariasis) in endemic areas and preventing and limiting disability due to filariasis. POMP minimum coverage by 85% must be achieved to break the chain of transmission. Bandung Regency POMP coverage is still low at 78% compared to other regions in West Java Province. It required an analysis of community behavior towards filariasis drug compliance so it can be known which factors may be the leverage of POPM coverage in the regency. This study is to describe and observe people’s  behavior  influence  toward  POMP  medication  adherence.  This  study  was  a  cross  sectional studies. Research location carried in three selected villages in the Majalaya district, Bandung Regency, for two months in August-September 2013. Primary data were collected by interviews using a structured questionnaire. The results showed that the practice of taking medication adherence was significantly related to the community compliance to take medication (p-value 0,001). Medication adherence is closely related to the human resources support both health care workers, cadres, cross-sector, and the promotion through a variety of promotional media.Keywords : filariasis, drug compliance, community behavior, knowledge
SPATIAL ANALYSIS MOVEMENT OF DENGUE FEVER IN X HEALTH SERVICE, WEST JAVA INDONESIA: 2016 – 2019 Karmini, Mimin; Hasan, Nia Yuniarti; Ruliansyah, Andri; Wahyudin, Dindin
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 33 No. 4 (2023): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v33i4.1888

Abstract

Peningkatan kasus DBD sangat signifikan di Kabupaten Bandung Barat pada awal tahun 2019, hingga akhir Januari tahun 2019 mencapai  356 kasus. Belum ada informasi mengenai pola sebaran kasus dan lokasi yang berpotensi sebagi tempat penularan DBD. Informasi spasial dapat memperkirakan pola persebaran kasus dan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian DBD. Tujuan penelitian ini adalah memetakan kasus DBD berdasarkan lokasi pasien di wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten Bandung Barat, mengidentifikasi karakteristik pasien, menganalisis kepadatan penduduk, dan menentukan peta sebaran kasus DBD. Jenis  penelitian merupakan deskriptif dengan pendekatan analisis laporan kasus dan spasial. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran DBD di Puskesmas Cimareme tahun 2016 – 2019  menyebar ke arah timur laut dan barat daya. Daerah tersebut merupakan wilayah Desa Cilame dan Desa Tanimulya, yang merupakan wilayah dengan kecenderungan kasus dan kepadatan penduduk yang tinggi. Sedangkan Pola pergerakan kasus DBD pada tahun 2016, 2018 dan 2019 termasuk mengelompok, sedangkan tahun 2017 termasuk kategori mengacak. Upaya pengendalian kasus DBD dapat dilakukan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), membudidayakan kerjabakti setiap jumat (Jumat Bersih), dan pengendalian nyamuk dengan 3 M.   
Studi Kualitatif Implementasi Kebijakan Eliminasi Malaria di Wilayah Endemis Rendah Kabupaten Pangandaran dan Pandeglang: A Qualitative Study on the Implementation of Malaria Elimination Policies in Low Endemic Areas of Pangandaran and Pandeglang Wahono, Tri; Astuti, Endang Puji; Ruliansyah, Andri; Ipa, Mara; Riandi, Muhammad Umar
Aspirator Vol 13 No 1 (2021): Jurnal Aspirator Volume 13 Nomor 1 2021
Publisher : Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/asp.v13i1.4683

Abstract

The government targets malaria elimination in Java and Bali by 2023. But until 2020, Pangandaran and Pandeglang Regency haven’t received malaria-free certification. This qualitative study was conducted to provide an overview of Pangandaran and Pandeglang malaria control implementation by comparing it to Activity Indicators based on the Indonesian Minister of Health Decree on malariaelimination. In-depth interviews, using thematically interview guidelines, were conducted to 48 key informants such as policyholders and people in charge of health programs and cross-sectoral at the provincial, district, sub-district, and village levels. Thematic analysis was used in the theme of policy implementation, budget, facilities and infrastructures, human resources, and cross-sector cooperation.The result shows that malaria control is implemented according to the decree, but some activities haven’t been done. The analysis on policy implementation theme shows that both districts have carried out according to the guidelines, with innovation in the form of establishing Posmaldes (village malaria post) in Ujung Kulon National Park in Pandeglang. APBD, APBN, and Global Fund are used asbudget sources. Both districts stated that facilities and infrastructures are sufficiently available, but there is a lack in human resources’ quantity and varying degrees of competencies. There is also a lack of cross-sector cooperation because malaria control hasn’t become a priority in those sectors and they are only acting as supports to the health sector. Efforts to control malaria are considered less optimal due to the absence of malaria elimination regulations, varied human resource capabilities, and the limitation in the duties and functions of cross-sectors.