Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU SEBAGAI BAHAN ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS Gustan Pari; Dudi Tohir; Mahpudin Mahpudin; Januar Ferry
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.822 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.4.309-322

Abstract

Tulisan ini mengemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif  dari serbuk gergaji kayu dengan proses aktivasi kombinasi antara cara kimia dan fisika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Pengaruh konsentrasi asam fosfat sebagai bahan pengaktif kimia, 2) Pengaruh suhu dan lama waktu aktivasi terhadap mutu arang aktif dan 3) Pengaruh penambahan arang aktif terhadap mutu minyak goreng bekas. Sebelum dibuat arang aktif, terlebih dahulu serbuk gergaji kayu dibuat arang dengan menggunakan tungku semi kontinyu pada suhu 300OC. Arang yang dihasilkan selanjutnya direndam dalam larutan asam fosfat dengan konsentrasi 5,0 dan 10% selama 24 jam. Proses aktivasi dilakukan di dalam retort yang terbuat dari besi tahan karat pada suhu 800, 850, 900OC dengan lama waktu aktivasi masing-masing 30, 60 dan 90 menit. Dalam penelitian ini digunakan larutan (NH4)2CO30,20% sebagai gas pengoksid.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif serbuk gergaji kayu yang terbaik adalah arang aktif yang direndam asam fosfat 5% pada suhu 900oC selama 30 menit. Pada proses aktivasi tersebut diperoleh rendemen arang aktif sebesar 72,71%, dan arang aktif yang dihasilkan mengandung kadar air 4,23%, kadar zat terbang 5,84%, kadar abu 42,53%, kadar karbon terikat 52,25%, daya serap terhadap kloroform 24,86%, benzena 16,97% dan daya serap terhadap yodium sebesar 668,63 mg/g. Nilai daya serap ini memenuhi syarat Standar Amerika dan arang aktif yang dihasilkan permukaannya lebih bersifat polar sehingga dapat digunakan untuk menyerap polutan yang juga bersifat polar seperti aldehida. Kualitas minyak goreng bekas menjadi lebih baik setelah ditambahkan  dengan arang aktif sebanyak 2,5% yang ditunjukkan dengan menurunnya kandungan asam lemak bebas dan bilangan peroksida masing-masing dari 0,27% menjadi 0,17% dan dari 18,87 menjadi 10,96 meq O2/kg. Sedangkan untuk kecerahan warna mengalami peningkatan dari 13,98 menjadi 16,02%. Mutu minyak goreng ini terutama asam lemak bebas dan bilangan perokisda memenuhi syarat minyak goreng yang ditetapkan SNI.
ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU SEBAGAI BAHAN ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS Gustan Pari; Dudi Tohir; Mahpudin Mahpudin; Januar Ferry
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.4.309-322

Abstract

Tulisan ini mengemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif  dari serbuk gergaji kayu dengan proses aktivasi kombinasi antara cara kimia dan fisika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Pengaruh konsentrasi asam fosfat sebagai bahan pengaktif kimia, 2) Pengaruh suhu dan lama waktu aktivasi terhadap mutu arang aktif dan 3) Pengaruh penambahan arang aktif terhadap mutu minyak goreng bekas. Sebelum dibuat arang aktif, terlebih dahulu serbuk gergaji kayu dibuat arang dengan menggunakan tungku semi kontinyu pada suhu 300OC. Arang yang dihasilkan selanjutnya direndam dalam larutan asam fosfat dengan konsentrasi 5,0 dan 10% selama 24 jam. Proses aktivasi dilakukan di dalam retort yang terbuat dari besi tahan karat pada suhu 800, 850, 900OC dengan lama waktu aktivasi masing-masing 30, 60 dan 90 menit. Dalam penelitian ini digunakan larutan (NH4)2CO30,20% sebagai gas pengoksid.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif serbuk gergaji kayu yang terbaik adalah arang aktif yang direndam asam fosfat 5% pada suhu 900oC selama 30 menit. Pada proses aktivasi tersebut diperoleh rendemen arang aktif sebesar 72,71%, dan arang aktif yang dihasilkan mengandung kadar air 4,23%, kadar zat terbang 5,84%, kadar abu 42,53%, kadar karbon terikat 52,25%, daya serap terhadap kloroform 24,86%, benzena 16,97% dan daya serap terhadap yodium sebesar 668,63 mg/g. Nilai daya serap ini memenuhi syarat Standar Amerika dan arang aktif yang dihasilkan permukaannya lebih bersifat polar sehingga dapat digunakan untuk menyerap polutan yang juga bersifat polar seperti aldehida. Kualitas minyak goreng bekas menjadi lebih baik setelah ditambahkan  dengan arang aktif sebanyak 2,5% yang ditunjukkan dengan menurunnya kandungan asam lemak bebas dan bilangan peroksida masing-masing dari 0,27% menjadi 0,17% dan dari 18,87 menjadi 10,96 meq O2/kg. Sedangkan untuk kecerahan warna mengalami peningkatan dari 13,98 menjadi 16,02%. Mutu minyak goreng ini terutama asam lemak bebas dan bilangan perokisda memenuhi syarat minyak goreng yang ditetapkan SNI.
Aktivitas Antibakteri Resin Pinus terhadap Staphylococcus aureus (Antimicrobial Activities of Pines Resin against Staphylococcus aureus) Rita K Sari; Irmanida Batubara; Mardho Tillah; Dudi Tohir
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.616 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v16i1.438

Abstract

Previous research showed that n-hexane extract of Pinus oocarpa resin was the most potential extract among extracts of Pinus resin from Indonesia as antibacterial against Staphylococcus aureus. The purpose of this study were to separate the active antibacterial component of n-hexane P. oocarpa resin extract and characterize the functional groups of its most active fractions. The component were separated by silica gel column chromatography and detected by antibacterial bioautography method. Fraction F1 is the most active from 11 fractions. Furthermore, F1 separated further by preparative thin layer chromatography and sephadex LH-20 column chromatography. Three fractions (F1.1.1-F1.1.3) retrieved from the separation by sephadex LH-20 column. Furthermore F1.1.2 had the minimum inhibitory concentration and minimum bactericidal concentration of 125 and 250 µg ml-1 respectively against S. aureus by microdilution method. Characterization of fraction F1.1.2 using Fourier transformed infrared (FTIR) spectrophotometer shows that this fraction allegedly containing diterpenoid compounds.
Identifikasi Senyawa Sitotoksik Karang Lunak Sarcophyton sp. Dari Perairan Pulau Panggang Taman Nasional Kepulauan Seribu SRI ISWANI; DUDI TOHIR; HEDI INDRA JANUAR
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 12 No 2 (2014): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.057 KB)

Abstract

This research aimed to identify the cytotoxic compounds from Sarcophyton sp. which dominated the coral reefs area at Panggang Islands water, Seribu Islands National Parks. Preparative chromatography and bioassay MCF-7 cell lines guided fractionation had been used in isolation process of cytotoxic compounds. Moreover, UV-VIS, HR-ESI-MS, and 400 MHz NMR spectroscopy methods had been used as the technique to elucidated all of the active compound. The result of this study found three active cytotoxic compounds. These compounds were Sarcophytol (IC50 36,041 ppm), sarcophytol (IC50 71,03 ppm), and sarcophyhtolide (IC50 67,227 ppm). Ecologically, these results showed that Sarcophyton from Panggang Islands coral reefs waters produced a diversed bioactive compound so this organism can win the spatial competition, detterant predation, and dominate in this area.