Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISA PRESSURE BUILD UP SUMUR SYL-001 LAPANGAN X Rekahidaya Rekahidaya; Lestari Lestari; Ridha Husla
Prosiding Seminar Nasional Pakar PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAKAR 2020 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.6791

Abstract

Pada pengujian ini dilakukan pada sumur SYL-001 dengan menggunakan metode pressure buildup test secara perhitungan manual dengan metode Horner melalui pendekatan Ψ(
ANALISA PENGANGKATAN CUTTING MENGGUNAKAN METODE CCI, CTR DAN CCA PADA SUMUR T TRAYEK 12 ¼" Tedy Subraja; Lestari Lestari; Ridha Husla
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.13178

Abstract

Lumpur pemboran merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan paling penting selama berlangsungnya operasi pengeboran, maka dari itu perlu untuk mengontrol sifat-sifat fisik dari lumpur pemboran agar sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam operasi pengeboran yaitu mengangkat serbur (cutting) ke permukaan, mencegah runtuhnya dinding lubang bor agar suatu kegiatan pemboran dapat berjalan dengan lancar. Pada tugas akhir ini dilakukan analisa pengangkatan cutting pada sumur T trayek 12 ¼". Metode-metode yang digunakan pada penelitian pengangkatan cutting ialah Cutting Carrying Index (CCI) dengan nilai >1, Cutting Transport Ratio (CTR) >50% dan Cutting Capacity Annulus (CCA) <5%. Dengan parameter yang menjadi acuan dalam proses pengangkatan cutting yaitu Plastic Viscosity (PV), Yield Point (YP), Gel strength, Index kelakuan aliran (n), Konstanta Power Law (K), Laju alir (Q), densitas lumpur, densitas cutting, diameter cutting, diameter lubang bor, dan diameter luar pipa bor. Pada Penelitian ini, analisa pengangkatan cutting pada sumur T trayek 12 ¼" dengan metode Cutting Carrying Index (CCI) didapatkan nilai berkisar antara 1,554 - 3,494, metode Cutting Transport Ratio (CTR) didapatkan nilai berkisar antara 86,866% - 95,127% dan pada metode Cutting Capacity Annulus (CCA) 2,940% - 2,974%. Jika dilihat nilai dari ketiga metode yaitu Cutting Carrying Index (CCI), Cutting Transport Ratio (CTR), dan Cutting Capacity Annulus (CCA) telah menunjukkan hasil yang baik sehingga pengangkatan cutting berjalan secara optimal pada sumur T trayek 12 ¼".
ANALISA PENGANGKATAN CUTTING MENGGUNAKAN METODE CCI, CTR DAN CCA PADA SUMUR T TRAYEK 12 ¼" Tedy Subraja; Lestari Lestari; Ridha Husla
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1444.056 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.13178

Abstract

Lumpur pemboran merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan paling penting selama berlangsungnya operasi pengeboran, maka dari itu perlu untuk mengontrol sifat-sifat fisik dari lumpur pemboran agar sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam operasi pengeboran yaitu mengangkat serbur (cutting) ke permukaan, mencegah runtuhnya dinding lubang bor agar suatu kegiatan pemboran dapat berjalan dengan lancar. Pada tugas akhir ini dilakukan analisa pengangkatan cutting pada sumur T trayek 12 ¼". Metode-metode yang digunakan pada penelitian pengangkatan cutting ialah Cutting Carrying Index (CCI) dengan nilai >1, Cutting Transport Ratio (CTR) >50% dan Cutting Capacity Annulus (CCA) <5%. Dengan parameter yang menjadi acuan dalam proses pengangkatan cutting yaitu Plastic Viscosity (PV), Yield Point (YP), Gel strength, Index kelakuan aliran (n), Konstanta Power Law (K), Laju alir (Q), densitas lumpur, densitas cutting, diameter cutting, diameter lubang bor, dan diameter luar pipa bor. Pada Penelitian ini, analisa pengangkatan cutting pada sumur T trayek 12 ¼" dengan metode Cutting Carrying Index (CCI) didapatkan nilai berkisar antara 1,554 - 3,494, metode Cutting Transport Ratio (CTR) didapatkan nilai berkisar antara 86,866% - 95,127% dan pada metode Cutting Capacity Annulus (CCA) 2,940% - 2,974%. Jika dilihat nilai dari ketiga metode yaitu Cutting Carrying Index (CCI), Cutting Transport Ratio (CTR), dan Cutting Capacity Annulus (CCA) telah menunjukkan hasil yang baik sehingga pengangkatan cutting berjalan secara optimal pada sumur T trayek 12 ¼".
ANALISA PENGANGKATAN CUTTING MENGGUNAKAN METODE CCI, CTR DAN CCA PADA SUMUR T TRAYEK 12 ¼" Tedy Subraja; Lestari Lestari; Ridha Husla
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.13178

Abstract

Lumpur pemboran merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan paling penting selama berlangsungnya operasi pengeboran, maka dari itu perlu untuk mengontrol sifat-sifat fisik dari lumpur pemboran agar sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam operasi pengeboran yaitu mengangkat serbur (cutting) ke permukaan, mencegah runtuhnya dinding lubang bor agar suatu kegiatan pemboran dapat berjalan dengan lancar. Pada tugas akhir ini dilakukan analisa pengangkatan cutting pada sumur T trayek 12 ¼". Metode-metode yang digunakan pada penelitian pengangkatan cutting ialah Cutting Carrying Index (CCI) dengan nilai >1, Cutting Transport Ratio (CTR) >50% dan Cutting Capacity Annulus (CCA) <5%. Dengan parameter yang menjadi acuan dalam proses pengangkatan cutting yaitu Plastic Viscosity (PV), Yield Point (YP), Gel strength, Index kelakuan aliran (n), Konstanta Power Law (K), Laju alir (Q), densitas lumpur, densitas cutting, diameter cutting, diameter lubang bor, dan diameter luar pipa bor. Pada Penelitian ini, analisa pengangkatan cutting pada sumur T trayek 12 ¼" dengan metode Cutting Carrying Index (CCI) didapatkan nilai berkisar antara 1,554 - 3,494, metode Cutting Transport Ratio (CTR) didapatkan nilai berkisar antara 86,866% - 95,127% dan pada metode Cutting Capacity Annulus (CCA) 2,940% - 2,974%. Jika dilihat nilai dari ketiga metode yaitu Cutting Carrying Index (CCI), Cutting Transport Ratio (CTR), dan Cutting Capacity Annulus (CCA) telah menunjukkan hasil yang baik sehingga pengangkatan cutting berjalan secara optimal pada sumur T trayek 12 ¼".
STUDI LABORATORIUM PENGARUH SISTEM BENTONITE PREHIDRASI TERHADAP MUD WEIGHT, VISKOSITAS, DAN PLASTIC VISCOSITY PADA TEMPERATUR 80°F, 250°F, DAN 300°F Kevin Lukas Pearlo; Bayu Satiyawira; Ridha Husla
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 1 (2023): MARET
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bentonite merupakan salah satu aditif yang paling sering digunakan. Secara alamiah dapat berfungsi untuk menaikan viskositas dan gel strength yang dapat dikontrol dengan thinner serta menurunkan fluid loss dari lumpur. Pada studi laboratorium ini, kita akan menganalisis dan mengevaluasi sistem bentonite prehidrasi dengan bahan dasar fresh water dan sea water, yang menggunakan bentonite sebagai padatan pembuat lumpur pemboran. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan dua sampel sistem bentonite prehidrasi. Sampel pertama dengan menggunakan fresh water dan sampel kedua dengan menggunakan sea water. Tapi, fokus dari prehidrasi ini adalah untuk melihat apakah bentonite juga dapat dipakai di lapangan offshore. Kedua sampel tersebut diprehidrasi selama 16 jam dan dilakukan pengujian terhadap tiga temperatur yaitu 80°F, 250°F, dan 300°F dengan menggunakan oven selama 1 jam. Hasil uji laboratorium pada sampel sea water menunjukan kenaikan setiap kenaikan suhu untuk mendapatkan lumpur pemboran yang baik. Mulai dari nilai mud weight sebesar 8,6 ppg – 9,6 ppg, viskositas sebesar 44 sec/qt – 50 sec/qt, dan PV sebesar 11 cp – 19 cp. Dari hasil data yang didapat menunjukan bahwa bentonite telah sukses diprehidrasi dengan sea water dan mendapatkan hasil yang baik sesuai spesifikasi.
PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KULIT PISANG TERHADAP FILTRATION LOSS DAN MUD CAKE PADA LUMPUR BERBAHAN DASAR AIR TAWAR UNTUK TEMPERATUR 80oF DAN 200oF Ghanima Yasmaniar; Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Ridha Husla; Widia Yanti; Reinaldi
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 2 (2023): JUNI
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i2.16729

Abstract

Sifat fisik lumpur pemboran sangat berpengaruh terhadap sirkulasi pemboran. Penggunaan komposisi pada lumpur pemboran selama ini banyak menggunakan polimer yang mengandung bahan kimia, maka dari itu diperlukan komposisi pada lumpur pemboran yang berasal dari bahan alami. Tujuan: Pada penelitian ini dilakukan pembuatan lumpur pemboran yang berasal dari kulit pisang ambon. Selanjutnya dilihat dampak dari setiap penambahan pada bubuk kulit pisang tersebut terhadap sifat fisik filtration loss dan mud cake pada dua titik temperatur. Metodologi dan Hasil: Penggunaan bubuk kulit pisang pada penelitian ini dikonsentrasikan pada sampel 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram dan akan ditentukan pada konsentrasi mana yang paling optimal. Kemudian diuji untuk melihat nilai perubahan pada filtration loss dan mud cake pada sampel tersebut. Pada penelitian ini menggunakan dua faktor temperatur 80oF dan 200oF, untuk melihat perubahan pada lumpur tersebut pada setiap sampel yang digunakan. Nilai dari filtration loss pada temperatur 80oF yaitu 16 ml/30 menit, 15 ml/30 menit, 14 ml/30 menit, 13,5 ml/30 menit, dan pada temperatur 200oF didapatkan nilai sebesar 6,5 ml/30 menit, 5,5 ml/30 menit, 5,3 ml/30 menit, 5,2 ml/30 menit. Pada temperatur 80oF nilai mudcake yang didapatkan sebesar 1,3 mm, 1 mm, 0,8 mm, 0,6 mm, dan untuk temperatur 200oF nilai mudcake yaitu 0,8 mm, 0,6 mm, 0,3 mm dan 0,2 mm. Kesimpulan: Kenaikan temperatur menyebabkan nilai filtration loss menurun dikarenakan kandungan air di dalam filtrat ikut menguap. Selain itu, semakin tinggi nilai filtration loss maka semakin tebal nilai dari mudcake dikarenakan banyaknya partikel yang mengendap.
ANALISIS UJI DELIVERABILITY TEST MENGGUNAKAN METODE MODIFIED ISOCHRONAL DENGAN PENDEKATAN PSEUDOPRESSURE PADA SUMUR GAS F Alimudin, Fadilah Aldo; Ridha Husla; R. Hari Karyadi Oetomo
Petro : Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 14 No. 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v14i1.17398

Abstract

Kemampuan sumur dalam mengalirkan suatu fluida ke permukaan sangat penting untuk diketahui dengan cara uji deliverability test. Pada Sumur Gas F dilakukan uji deliverability test menggunakan metode Modified Isochronal Test (MIT). Tes ini dilakukan tanpa harus menutup sumur kembali sampai tekanan nya seperti tekanan mula-mula atau dengan periode waktu saat penutupan dan waktu saat sumur dibuka itu bernilai sama. Sumur Gas F ini merupakan sumur yang tenaga dorongnya menggunakan tekanan reservoir atau disebut natural flow. Setelah sumur ini di uji, diperoleh nilai tekanan reservoir sebesar 2542,539 Psi. Diikuti dengan nilai tekanan pada saat flowing sebesar 2529,938 Psi untuk ukuran choke 0,25 inchi, 2508,761 Psi untuk ukuran choke 0,3675 inchi, 2478,330 Psi untuk ukuran choke 0,5 inchi, 2460,428 Psi untuk ukuran choke 0,5625 inchi, dan 2476,842 Psi untuk ukuran choke 0,5 inchi pada aliran extended. Berdasarkan perhitungan dengan pendekatan pseudopressure Sumur Gas F memiliki nilai slope (n) sebesar 0,8001 , nilai Stabilized  Flow Performance (C) sebesar 0,0182 MSCFD/PSI2 dan nilai Aboslute Open Flow Potential (AOFP) sebesar 132,56 MMSCFD.
PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK VISKOSITAS XANTHAN GUM DENGAN ADITIF RUMPUT LAUT MERAH UNTUK EOR PADA RESERVOIR DENGAN SALINITAS MENENGAH Wydhea Ayu Septianingrum; Taufiq Fathaddin; Ridha Husla
Jurnal Eksakta Kebumian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL EKSAKTA KEBUMIAN (JEK)
Publisher : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/

Abstract

Kebutuhan akan peningkatan produksi minyak secara berkelanjutan mendorong pemanfaatan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) berbasis polimer. Salah satu polimer yang banyak digunakan adalah xanthan gum karena kemampuannya dalam meningkatkan viskositas fluida injeksi. Namun, efektivitasnya dapat menurun secara signifikan pada suhu reservoir yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu terhadap viskositas larutan xanthan gum yang ditambahkan aditif alami dari rumput laut merah (Kappaphycus alvarezii), dengan fokus pada kondisi salinitas menengah. Pengujian dilakukan secara eksperimental di laboratorium pada beberapa tingkat suhu untuk mengevaluasi stabilitas viskositas. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan suhu menyebabkan penurunan viskositas, namun penambahan ekstrak K. alvarezii mampu memperlambat penurunan tersebut. Formulasi ini menunjukkan ketahanan termal yang lebih baik dibandingkan larutan xanthan gum murni. Temuan ini menunjukkan potensi pemanfaatan aditif alami dalam meningkatkan performa injeksi polimer, khususnya untuk aplikasi EOR pada reservoir dengan salinitas sedang dan suhu yang bervariasi.   The growing need for sustainable oil production has brought renewed attention to polymer-based Enhanced Oil Recovery (EOR) techniques. Xanthan gum, a biopolymer known for its viscosity-enhancing properties, is commonly used in polymer flooding. However, its performance is limited under high-temperature reservoir conditions. This study explores the impact of temperature on the viscosity of xanthan gum solutions enhanced with a red seaweed (Kappaphycus alvarezii) additive, targeting medium-salinity environments. Laboratory-scale rheological tests were conducted at various temperatures to evaluate viscosity stability. Results indicate that viscosity decreases as temperature rises, a known challenge in EOR. Interestingly, the addition of K. alvarezii extract was found to slow the rate of viscosity decline. This behavior suggests that the biopolymer blend offers greater thermal resistance and could potentially improve sweep efficiency in EOR applications. The findings support the use of natural additives to enhance the reliability of polymer flooding in reservoirs with moderate salinity.