Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian ethylene triple response terhadap kecambah tiga varietas kedelai (Study of ethylene triple response on the seedlings of three varieties of soybean) Wardani, Kartika Eka; Mantiri, Feky Reky; Nio, Song Ai; Rumondor, Marhaenus
JURNAL BIOS LOGOS Vol 4, No 2 (2014): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.4.2.2014.6152

Abstract

AbstrakKeterbatasan lahan tanam di Indonesia merupakan salah satu faktor pembatas dalam pembudidayaan tanaman kedelai. Oleh sebab itu kedelai di tumpangsarikan dengan tanaman lain, sehingga ternaungi. Naungan pada tanaman menyebabkan tingginya produksi etilen sehingga tanaman akan memunculkan triple response yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menyeleksi varietas kedelai yang tahan dengan adanya peningkatan etilen pada tiga varietas kedelai (Edamamik, Anjasmoro, Wilis). Setelah dikecambahkan selama 5 hari, panjang kedelai varietas Wilis yang diberi etilen (karbid) adalah yang tertinggi dan Anjasmoro adalah yang terendah. Bengkokan kedelai dengan derajat terendah diamati pada varietas Wilis dibandingkan dengan dua varietas lain. Diameter ketiga varietas tidak berbeda antara yang normal dan diperlakukan dengan karbid. Pengamatan ketiga parameter ini menunjukkan varietas Wilis adalah tanaman yang tahan terhadap peningkatan etilen, sehingga varietas ini berpotensi untuk ditanam di naungan.Kata kunci: etilen, triple response, kedelaiAbstractLimitation of arable land in Indonesia is one of the limiting factors in soybean cultivation. Consequently, soybean is sometimes cultivated as an intercropping crop. One of the major problems of intercropped plants is shading. Shading triggers increased production of ethylene, which in turn affects germinating seeds to exhibit ethylene triple response. The study aimed to screen different varieties of soybean (i.e., Edamamik, Anjasmoro, Wilis) for resistance to increased consentrationof ethylene. Results showed that five days after germination, the height of Wilis was the highest, while the height of Anjasmoro was the lowest. Similarly, the degree of hook on Wilis was the lowest compared with the other varieties. Meanwhile, the diameter of the seedlings was not significantly different among the three varieties. Based on these findings it was concluded that Wilis variety was the most resistant to increased concentration of ethylene and therefore was most suited for intercropping (shade environment).Keywords: ethylene, triple response, soybean
Pemanfaatan Elisitor Ekstrak Tumbuhan dalam Budidaya Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Rampe, Henny; Umboh, Stella; Rumondor, Marhaenus; Rampe, Meytij
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 1, No 1 (2019): VIVABIO Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.1.1.2019.24747

Abstract

Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder. Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan. Tujuan dan target khusus yang dicapai dalam kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penggunaan elisitor ekstrak tumbuhan dalam budidaya ubi jalar, yang memberikan dampak positif yaitu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pestisida kimia / sintetik. Kegiatan dilaksanakan  pada kelompok tani Wawo Sumpaken dan Diakonia di Kelurahan Matani Dua, Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon. Elisitor ekstrak tumbuhan yang digunakan adalah daun bayam duri (Amaranthus spinosus), alang-alang (Imperata cylindrica), daun alpukat (Persea americana), daun mangkokan (Nothopanax scutellarium), daun sirsak (Annona muricata), daun sirih (Piper betle) dan daun  salam (Syzygium polyanyhum). Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Pre-test,  2)  Penyampaian  materi,  3) Latihan pembuatan elisitor ekstrak tumbuhan,  4) Post-test, dan 5) Evaluasi dan monitoring. Hasil kegiatan penyuluhan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan berdasarkan hasil post-test, yaitu sebanyak 3 orang  (10 %) memperoleh nilai 8,76 – 100, 11 orang (36.67 %) memperoleh nilai 7.51 – 8.75, dan 12 orang (40 %) memperoleh nilai dengan range 6.26 – 7.50. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dapat memotivasi petani menggunakan pestisida nabati dan elisitor ekstrak tumbuhan dalam kegiatan budidaya tanaman pangan.Kata kunci : Elisitor ekstrak tumbuhan, Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT RUSAK ATAU KEDALUWARSA DI RUMAH SAKIT TK. II R. W. MONGISIDI MANADO Citraningtyas, Gayatri; Manawan, Fridly; Rumondor, Marhaenus; Rundengan, Gerald
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v7i2.56050

Abstract

ABSTRACT Drug Management in health services center was very crucial because that can guarantee the suitability of quality and drug needs which contain the management of unused or expired medicine. The aim of the study was to to know the suitability between how unused/expired medicine management in Grade II R. W Mongisidi Hospital Manado with guideline from Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2021. The research was an observational study qualitatively describes restrospectively primerly data collected with observe the unused/expired medicine and the result of an interview form from Pharmacy and warehouse attendant at hospital and prospectively secondary data from analyzed the monthly report documentation from August to October 2023 period. The result of the study showed that percentage of the suitability between how unused/expired medicine management in Hospital with guideline from Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2021 was 76% which categorized as good and several factor that can influence the unused/expired drug was the alteration of regulation from BPJS, the exchange of rules from hospital direction, over-procurement, the exchange of consumption pattern, and the decreased of patient visits. Keywords: drug management, unused medicine, expired medicine, hospital ABSTRAK Pentingnya manajemen pengelolaan obat di pusat pelayanan kesehatan dapat menjamin terpenuhinya kesesuaian kebutuhan dan kualitas obat, salah satunya pengelolaan obat rusak atau kedaluarsa. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian pengelolaan obat rusak/kedaluwarsa dengan pedoman yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2021 dan apa saja faktor-faktor yang menyebabkan obat rusak atau kedaluwarsa di Rumah Sakit Tk. II R. W. Mongisidi Manado. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat kualitatif dengan pendekatan retrospektif dimana data diperoleh dengan observasi pengelolaan obat rusak/kedaluwarsa dan wawancara kepada Apoteker Penanggung Jawab dan Petugas serta secara prospektif data sekunder dengan menganalisis dokumentasi laporan bulanan obat rusak atau kedaluwarsa di Rumah Sakit periode Agustus sampai bulan Oktober tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase kesesuaian Pengelolaan Obat Rusak atau Kedaluwarsa dengan Pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia RI Tahun 2021 adalah sebesar 76% dengan kategori baik dan beberapa faktor yang menyebabkan obat rusak atau kedaluwarsa yaitu perubahan regulasi obat tanggungan BPJS, perubahan aturan dari pimpinan RS, pengadaan obat berlebih, perubahan pola konsumsi, dan penurunan kunjungan pasien. Kata kunci: manajemen obat, obat rusak, obat kedaluwarsa, rumah sakit