Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENYALUTAN BAKTERI ASAM LAKTAT MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL KITOSAN Sumeisey, Gabriella Nathalie; Umboh, Stella Deiby
PHARMACON Vol 8, No 4 (2019)
Publisher : PHARMACON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The lactic acid bacteria (LAB) are bacteria which have large contribution to provide functional benefits for the human body as a probiotic. One of the conditions needed for a bacterium to be catagorized as probiotic, is to be tolerant to low pH. The encapsulation approach using chitosan nanoparticles is one of the methods to prevent damage and the amount of probiotic bacteria reduction when they are exposed to low pH. Chitosan is a natural polymer, biocompatible, biodegradable, and not toxic substance, and can form microencapsulation with cross-bonding with tripolyphosphate. Therefor, chitosan is suitable for encapsulation of lactic acid bacteria. Keywords : Lactitc acid bacteria, chitosan, microencapsulation, viability, pH low   ABSTRAK Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang memiliki kontribusi besar dalam memberikan manfaat fungsional bagi tubuh manusia sebagai probiotik. Salah satu syarat yang dibutuhkan agar suatu bakteri dinyatakan sebagai probiotik yaitu toleransi terhadap pH rendah. Pendekatan penyalutan (enkapsulasi) nanopartikel kitosan merupakan salah satu metode untuk mencegah kerusakan dan berkurangnya jumlah bakteri probiotik ketikan terpapar pada pH rendah. Kitosan merupakan polimer alami, biokompatibel, biodegradable, tidak beracun, dan dapat membentuk ikatan silang dengan tripolifosfat, sehingga kitosan dapat digunakan sebagai matriks pada mikroenkapsulasi (penyalutan mikro) bakteri asam laktat. Kata kunci : bakteri asam laktat, kitosan, mikroenkapsulasi,
PENYALUTAN BAKTERI ASAM LAKTAT MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL KITOSAN Sumeisey, Gabriella; Umboh, Stella D.; Tallei, Trina E.
PHARMACON Vol 8, No 4 (2019): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.8.2019.29361

Abstract

ABSTRACT The lactic acid bacteria (LAB) are bacteria which have large contribution to provide functional benefits for the human body as a probiotic. One of the conditions needed for a bacterium to be catagorized as probiotic, is to be tolerant to low pH. The encapsulation approach using chitosan nanoparticles is one of the methods to prevent damage and the amount of probiotic bacteria reduction when they are exposed to low pH. Chitosan is a natural polymer, biocompatible, biodegradable, and not toxic substance, and can form microencapsulation with cross-bonding with tripolyphosphate. Therefor, chitosan is suitable for encapsulation of lactic acid bacteria. Keywords : Lactitc acid bacteria, chitosan, microencapsulation, viability, pH low   ABSTRAK Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang memiliki kontribusi besar dalam memberikan manfaat fungsional bagi tubuh manusia sebagai probiotik. Salah satu syarat yang dibutuhkan agar suatu bakteri dinyatakan sebagai probiotik yaitu toleransi terhadap pH rendah. Pendekatan penyalutan (enkapsulasi) nanopartikel kitosan merupakan salah satu metode untuk mencegah kerusakan dan berkurangnya jumlah bakteri probiotik ketikan terpapar pada pH rendah. Kitosan merupakan polimer alami, biokompatibel, biodegradable, tidak beracun, dan dapat membentuk ikatan silang dengan tripolifosfat, sehingga kitosan dapat digunakan sebagai matriks pada mikroenkapsulasi (penyalutan mikro) bakteri asam laktat. Kata kunci : bakteri asam laktat, kitosan, mikroenkapsulasi, viabilitas, pH rendah
Tingkat Populasi Jamur Tanah akibat Perlakuan Fungisida Mankozeb di Pertanaman Sayur Kubis (Brassica oleracea var.capitata) Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara (The Population Level of Soil Fungi under Mankozeb Fungicides Application in the Cabbage (Brassica oleracea var.capitata) Plantation of Modoinding Subdistrict, South Minahasa District, North Sulawesi) Lestari, Isna; Umboh, Stella D.; Pelealu, Johanis J.
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 1 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.1.2018.20594

Abstract

Abstrak Dalam pengembangan sayuran kubis (Brassica oleracea var.capitata) petani sering menggunakan pestisida secara berlebihan. Penggunaan pestisida secara berlebihan tersebut berdampak pada sterilisasi ekosistem tanah, yang mengakibatkan penurunan tingkat populasi jamur tanah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis tingkat populasi jamur tanah akibat paparan fungisida Mankozeb di pertanaman sayuran kubis. Penelitian ini dilakukan dengan mengisolasi jamur pada tanah di sayur kubis Kecamatan Modoinding, Kabupaten MInahasa Selatan menggunakan pengenceran bertingkat, kemudian dilanjutkan dengan metode Total Plate Count (TPC) untuk menghitung jumlah koloni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungisida Mankozeb mempengaruhi jumlah populasi jamur tanah, dilihat dari sedikitnya jumlah spesies yang ditemukan. Dari 6 famili dengan 11 jenis yang ditemukan, jamur tanah yang memiliki koloni terbesar adalah isolat KJ5 (Penicillium sp.) sebesar 270 koloni dengan  jumlah spora 5.9x10-6 CFU/mL  dan terendah pada isolat KJ3 (Trichoderma harzianum) sebesar 2 koloni dengan jumlah spora 10-7 CFU/mL.Kata kunci : Kubis, jamur tanah, Mankozeb, koloni, TPC, CFU/mL Abstract              Farmers often use excessive pesticides in the plantation of cabbage (Brassica oleracea var. capitata). The excessive use of pesticides resulted in sterilization of soil ecosystems and followed by the decrease the level of soil fungal population. The purpose of this study was to analyze the population level of soil fungi after exposure the cabbage plantation to Mankozeb fungicide. This research was conducted by isolating the fungi from the soil in cabbage plantation in Modoinding subdistrict, South Minahasa District using a multilevel dilution and followed by  Total Plate Count (TPC) method to calculate the fungi colony number. The results showed that Mankozeb fungicide affected the population of soil fungi, based on the limited number of identified fungi species. There were 6 families and 11 species of soil fungi. The largest number was in KJ5 (Penicillium sp.), i.e. 270 colonies and the spore number was 5.9x10-6 CFU/mL. The lowest number was KJ3 (Trichoderma harzianum), i.e. 2 colonies and the number of spores was 10-7 CFU / mL.Keywords : Cabbage, soil fungi, Mankozeb, colony, TPC, CFU/mL
Uji Toksisitas Beberapa Fungisida Nabati terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) secara In Vitro (Toxicity Test of several Biofungicides in controlling Fusarium wilt (Fusarium oxysporum) in Potato Plants (Solanum tuberosum L.) by In Vitro) Dotulong, Ghea; Umboh, Stella; Pelealu, Johanis
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 2 (2019): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.2.2019.24746

Abstract

Uji Toksisitas Beberapa Fungisida Nabati terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) secara In Vitro (Toxicity Test of several Biofungicides in controlling Fusarium wilt (Fusarium oxysporum) in Potato Plants (Solanum tuberosum L.) by In Vitro) Ghea Dotulong1*), Stella Umboh1), Johanis Pelealu1), 1) Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115*Email korespondensi: dotulong.ghea@gmail.com Diterima 9 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 10 Agustus 2019 Abstrak Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang sering mengalami penurunan dari segi produksi dan produktivitasnya, akibat adanya serangan penyakit layu yang salah satunya disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi toksisitas beberapa fungisida nabati dalam mengendalikan penyakit Layu Fusarium (F. oxysporum) pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) secara In Vitro. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode umpan beracun. Data dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Analisis Varian (ANAVA) yang dilanjutkan dengan menggunakan metode BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil Penelitian, diperoleh nilai toksisitas fungisida nabati tertinggi yaitu pada ekstrak daun sirsak dengan nilai HR (69,44%), kategori berpengaruh, ditandai dengan diameter koloni 2,75 cm (100ppm) dan yang terendah toksisitasnya yaitu pada ekstrak daun jeruk purut dengan nilai HR (49,81%), kategori cukup berpengaruh ditandai dengan diameter koloni 3,75 cm (25ppm). Semakin tinggi konsentrasi yang diujikan maka semakin tinggi toksisitas dari fungisida nabati yang diberikan.Kata Kunci: fungisida nabati, Fusarium oxysporum, tanaman kentang, In Vitro Abstract Potato plants (Solanum tuberosum L.) is one of the horticulture plants which often decreases in terms of production and productivity, due to the attack of wilt, one of which is caused by Fusarium oxysporum. The purpose of this study was to determine the toxicity of several biofungicides in controlling Fusarium wilt (F. oxysporum) in potato plants (Solanum tuberosum L.) in Vitro. The research method used was the In Vitro method with the poison bait method. Data were analyzed by Completely Randomized Design with Variant Analysis (ANAVA), followed by the BNT method. The results showed that the highest biofungicide toxicity value was soursop leaf extract with HR values (69.44%), influential categories, characterized by colony diameter 2.75 cm (100ppm) and the lowest toxicity, namely in kaffir lime leaf extract with a value of HR (49.81%), quite influential category was characterized by colony diameter of 3.75 cm (25ppm). The higher the concentration tested, the higher the toxicity of the biofungicide given.Keywords: biofungicides, Fusarium oxysporum, Potato Plants, In Vitro. 
PKM Kelurahan Kolongan Satu Kecamatan Tomohon Tengah Tentang Tumbuhan Repelan Nyamuk Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue Rampe, Henny Lieke; Umboh, Stella Deiby; Rampe, Meytij Jeane
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 2, No 1 (2020): VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.2.1.2020.28401

Abstract

              Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis yang banyak ditemui di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dengan membawa virus dengue pada tiap gigitan. Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat yang cenderung meningkat jumlah penderitanya dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Tujuan dan target khusus yang dicapai dalam kegiatan ini adalah : 1) Masyarakat memperoleh pengetahuan tentang dampak negatif penggunaan obat anti nyamuk bagi konsumen dan lingkungan, 2) Memperoleh informasi ilmiah tentang jenis tumbuhan berpotensi repelan nyamuk penyebab penyakit DBD, dan 3)Memberikan informasi ilmiah tentang cara mengusir nyamuk penyebab penyakit DBD dengan bahan alami. Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Kolongan Satu Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon Sulawesi Utara. Hasil kegiatan penyuluhan berdasarkan hasil post test, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat yang ditandai dengan jawaban benar oleh peserta. Prosentase peningkatan pengetahuan untuk topik  : 1) Penyebab penyakit DBD sebesar 26.67 %, 2) Organisme yang menularkan penyakit DBD sebesar 50.00%, 3) Nyamuk penyebab penyakit DBD sebesar 33.33%, 4) Dampak negatif repelan kimia sebesar 43.33%, 5) Tindakan mencegah penyebaran nyamuk penyebab penyakit DBD sebesar   33.33%, 6) Tempat potensial berkembangnya nyamuk penyebab penyakit DBD sebesar 33.33% dan 7)Tumbuhan repelan dengan kisaran 33.33 – 53.33%.
Penggunaan Fungisida Nabati dalam Pembudidayaan Tanaman Pertanian Umboh, Stella Deiby; Rampe, Henny Like
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 1, No 2 (2019): VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.1.2.2019.24981

Abstract

Kegiatan PKM ini dilatar belakangi oleh banyaknya petani yang menggunakan pestisida sintetik sebagai alternatif dalam mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan yang ternyata memiliki residu yang dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan bagi lingkungan dan manusia. Salah satu alternatif yang mudah,  efisien, murah, dan ramah lingkungan adalah dengan penggunaan fungisida nabati. Selama ini kelemahan umum yang dijumpai dikalangan petani adalah kurangnya pengetahuan mereka tentang penggunaan fungisida nabati sebagai salah satu solusi dalam pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Tujuan dan target khusus yang ingin dicapai pada kegiatan PKM ini adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penggunaan fungisida nabati untuk mengurangi tingkat keracunan yang diakibatkan oleh pestisida sintetik dan peningkatan kesadaran lingkungan hidup bagi masyarakat di Desa Koka Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa dari dampak samping yang ditimbulkan oleh pestisida bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani tersebut, maka digunakan metode penyuluhan dan pelatihan penggunaan fungisida nabati untuk peningkatan produktifitas tanaman pertanian. Hasil Kegiatan PKM ini menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman peserta akan materi yang diberikan antara pretest (sebelum adanya kegiatan) dengan setelah kegiatan dilaksanakan (postest), dimana pada pretest peserta yang memiliki nilai kurang dari 50 berjumlah 27 orang (77.14%) sedangkan pada postest menurun menjadi 1 orang (2.85%) dan nilai lebih dari 50 pada pretest berjumlah 8 orang (22.85%) sedangkan pada postest meningkat menjadi 34 orang (54.28%). Berdasarkanhasilevaluasitopikbelajardarikegiatanpraktek, aspek pemahaman akan materi praktek adalah aspek dengan kriteria yang tertinggi dibandingkan aspek-aspek yang lainnya, dimana dari 35 orang, 22 orang (sangat baik), 8 orang (baik), 5 orang (sedang), dan untuk kategori kurang dan sangat kurang tidak adadari aktifitas kehidupan masyarakat sehari-hari di Desa Tosuraya Selatan Kecamatan Ratahan,seperti aktivitas rumah tangga, industri pengolahan hasil pertanian, peternakan,perkebunan, pertaniannaman pangan dan hortikultura didapati banyak sekali limbah khususnya limbah organik
Pemanfaatan Elisitor Ekstrak Tumbuhan dalam Budidaya Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Rampe, Henny; Umboh, Stella; Rumondor, Marhaenus; Rampe, Meytij
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 1, No 1 (2019): VIVABIO Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.1.1.2019.24747

Abstract

Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder. Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan. Tujuan dan target khusus yang dicapai dalam kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penggunaan elisitor ekstrak tumbuhan dalam budidaya ubi jalar, yang memberikan dampak positif yaitu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pestisida kimia / sintetik. Kegiatan dilaksanakan  pada kelompok tani Wawo Sumpaken dan Diakonia di Kelurahan Matani Dua, Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon. Elisitor ekstrak tumbuhan yang digunakan adalah daun bayam duri (Amaranthus spinosus), alang-alang (Imperata cylindrica), daun alpukat (Persea americana), daun mangkokan (Nothopanax scutellarium), daun sirsak (Annona muricata), daun sirih (Piper betle) dan daun  salam (Syzygium polyanyhum). Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Pre-test,  2)  Penyampaian  materi,  3) Latihan pembuatan elisitor ekstrak tumbuhan,  4) Post-test, dan 5) Evaluasi dan monitoring. Hasil kegiatan penyuluhan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan berdasarkan hasil post-test, yaitu sebanyak 3 orang  (10 %) memperoleh nilai 8,76 – 100, 11 orang (36.67 %) memperoleh nilai 7.51 – 8.75, dan 12 orang (40 %) memperoleh nilai dengan range 6.26 – 7.50. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dapat memotivasi petani menggunakan pestisida nabati dan elisitor ekstrak tumbuhan dalam kegiatan budidaya tanaman pangan.Kata kunci : Elisitor ekstrak tumbuhan, Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Aplikasi Teknologi Tepat Guna Dalam Pencegahan Banjir Dengan Pembuatan Lubang Resapan Biopori Bagi Para Ibu Di Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken Langoy, Marnix; Katili, Deidy Yulius; Umboh, Stella Deiby
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 2, No 2 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.2.2.2021.32339

Abstract

Salah satu akibat dari permasalahan jumlah penduduk di Kelurahan Pandu adalah buruknya sistem drainase yang dapat menyebabkan bencana banjir jika terjadi hujan. Di samping curah hujan yang tinggi, pengelolaan sampah perkotaan menjadi faktor pendorong terjadinya banjir akibat tersumbatnya sistem drainase. Salah satu upaya untuk mencegah banjir dan mengelola sampah organik adalah pembuatan lubang resapan biopori. Tujuan dan target khusus yang ingin dicapai pada kegiatan PKM ini adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan Masyarakat (Ibu-Ibu) Kelurahan Pandu dalam penggunaan lubang resapan biopori sebagai teknologi tepat guna untuk mencegah terjadinya banjir. Untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan lubang resapan biopori, digunakan metode penyuluhan dan pelatihan penggunaan lubang resapan biopori. Kegiatan PKM ini dilaksanakan selama 8 bulan. Sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan pretest dan postest, dan untuk melihat pemahaman peserta akan materi dilakukan evaluasi topik belajar. Dari 10 soal yang diberikan pada pretest ternyata pemahaman peserta akan materi masih kurang, ini ditandai dengan tidak adanya peserta yang memiliki nilai di atas 50. Prosentasi nilai tertinggi hanyalah pada pada interval 0-10 dengan 16 peserta (42,10%) dan yang terendah pada interval nilai 31-40 dengan 2 orang (5,26%). Pada hasil postest, pemahaman peserta akan materi meningkat pesat, hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mendapatkan nilai di atas 50 bahkanpun sampai ada yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi di antara interval nilai 91-100 sebanyak 3 orang peserta (7,89%). Peserta terbanyak dengan nilai prosentase 28,98% sebanyak 11 orang terdapat pada interval nilai 71-80.
Uji Ketahanan Bakteri Asam Laktat Hasil Fermentasi Kubis Merah ( Brassica oleracea L.) Pada pH 3 Bawole, Kevin V.; Umboh, Stella D.; Tallei, Trina E.
Jurnal MIPA Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.7.2.2018.20624

Abstract

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Sebagian besar bakteri asam laktat merupakan bakteri probiotik. Untuk dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi tubuh, salah satu kriteria yang harus dipenuhi yaitu mampu bertahan hidup pada kondisi pH yang rendah. Hal ini dikarenakan bakteri probiotik akan menghadapi kondisi pH rendah yang terdapat di lambung. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan isolat BAL hasil fermentasi kubis merah untuk bertahan hidup pada pH 3. Bakteri asam laktat ditumbuhkan pada media MRS agar yang ditambahkan 1% CaCO3 dengan menggunakan metode sebar (spread) dan dimurnikan menggunakan metode gores (streak). Uji ketahanan asam dilakukan dengan cara isolat diinkubasi pada kondisi pH 3 dalam media NB kemudian ditumbuhkan kembali pada media NA dengan menggunakan metode spread. Uji dilakukan juga untuk mengamati aktivitas enzim katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh dari hasil fermentasi kubis merah mampu bertahan pada pH 3.Probiotics is a livinng microorganism that if consumed in the right amount can provide  benefits to the body. Most lactic acid bacteria are probiotic bacteria. To be able to provide maximum benefits for the body, one of the criteria that must be met is able to survive at low pH. This is because probiotic bacteria will face low pH conditions found in the stomach. This study aims to test the effectiveness of BAL isolates from red cabbage fermentation to survie at pH 3.  Lactic acid bacteria grown on MRSA media added 1% CaCO3 by using spread method and purified by using streak method. The acid resistance test was performed by isolate incubated at pH 3 condition in NB medium by using spread method. Test were also conducted to observe the activity of catalase enzymes. The result showed that isolates obtained from red cabbage fermentation were able to survive at pH 3.
PKM Kelompok Tani Ibu-Ibu PKK Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken Tentang Pemanfaatan Fungisida Nabati Dalam Peningkatan Produksi Tanaman Pertanian Umboh, Stella Deiby; Rampe, Henny Lieke
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 3, No 1 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.3.1.2021.36738

Abstract

Fungisida nabati adalah salah satu alternatif penyelesaian kerusakan dan gangguan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit tumbuhan di lahan-lahan pertanian yang penggunaannya mudah, efisien, murah, dan ramah lingkungan. Dalam menanggulangi hama dan penyakit diareal pertanian, maka petani banyak sekali memanfaatkan pestisida sintetik tanpa menyadari dampak residu yang ditimbulkannya dan inilah yang menjadi faktor kelemahan yang sering dijumpai dikalangan petani yang ada di Kelurahan Pandu. Selain itu pula kurangnya pengetahuan mereka tentang pemanfaatan fungisida nabati sebagai solusi alternatif pilihan lain dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman pertanian. PKM ini memiliki tujuan dan target khusus yang ingin dicapai yaitu peningkatan pengetahuan serta keterampilan Petani dan Ibu-Ibu PKK dalam pemanfaatan fungisida nabati dalam meningkatkan produksi tanaman pisang. Metode yang digunakan dalam PKM ini adalah bentuk penyuluhan dan pelatihan (ceramah) serta praktek pembuatan fungisida nabati (simulasi). Kegiatan PKM ini dilaksanakan selama kurang lebih 8 bulan. Terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman petani dan Ibu-Ibu PKK tentang dampak negatif dari pestisida sintetik bagi lingkungan dan manusia serta pemanfaatan fungisida nabati dalam meningkatkan produksi tanaman pisang, yang dibuktikan dengan hasil yang diperoleh dari kegiatan pretest dan posttest, dimana setelah selesai pemberian materi pada kegiatan PKM (Posttest) maka dari 37 orang peserta sudah tidak ada lagi peserta yang mendapatkan nilai di bawah 50 (0.00%) dibandingkan pada saat sebelum kegiatan PKM (Pretest), dimana nilai persentase pada interval nilai 0-50 sebesar 97.3%. Terjadi peningkatan keterampilan Petani dan Ibu-Ibu PKK dalam pembuatan fungisida nabati sebagai salah satu alternatif solusi pengendalian penyakit layu tanaman pisang akibat serangan jamur pathogen Fusarium oxysporum, yang dibuktikan dengan antusiasnya peserta mengikuti kegiatan praktek ini, dibuktikan dengan hasil analisis rekapan nilai evaluasi topik belajar, yang tertinggi pada aspek pemahaman dengan kategori sangat kurang dan kurang tidak ada peserta dari 37 orang peserta, 2 orang (sedang), 5 orang (baik), dan 30 orang (sangat baik). Sedangkan kategori yang rendah pada aspek ke-4 (kemampuan mengkomunikasikan materi praktek dengan pihak lain), dari 37 peserta, terdapat 1 orang dengan kategori kurang, walaupun terdapat 21 orang yang memiliki kriteria sangat baik untuk mengkomunikasikan hasil praktek dengan pihak lain.