Yogi Noviadi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. DR. Junjunan No. 236, Telp. 022 603 2020, 603 2201, Faksimile 022 601 7887, Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

AKUMULASI TAILING DASAR LAUT DI PERAIRAN TELUK SENUNU DAN SEKITARNYA, SUMBAWA BARAT Yogi Noviadi; Prijantono Astjario
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 9, No 3 (2011)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2096.598 KB) | DOI: 10.32693/jgk.9.3.2011.210

Abstract

Teluk Senunu terletak di pantai selatan Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Daerah ini merupakan kawasan pembuangan tailing dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Hasil pemeruman di lokasi penyelidikan di sekitar alur pipa tailing memperlihatkan kedalaman dasar laut di sekitar Teluk Senunu bervariasi, pada kedalaman 0 sampai dengan 100 meter dijumpai pada jarak sekitar 3 - 3,25 km dari garis pantai. Keberadaan pipa tailing terluar berada pada kedalaman sekitar 120 meter dari permukaan dasar laut, dan posisi penempatan tailing ini terletak di kawasan Ngarai dengan kedalaman lebih dari 125 meter. Berdasarkan hasil penafsiran data Side Scan Sonar dijumpai adanya 3 jalur pipa tailing yang berada di permukaan dasar laut dengan penyebaran tailing secara lateral melebar sepanjang 1,5 km sejajar dengan tebing Ngarai Senunu. Kata kunci : tailing, Teluk Senunu, Rekaman Seismik, Side scan sonar Senunu bay is located on the southern coast of West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. This area is a tailings disposal area of the ??PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Results of sounding around the tailing pipe shows the depth of the seafloor around the Senunu bay vary, at a depth of 0 to 100 meters was found at a distance of about 3 to 3.25 km from the coastline. The outer pipe of tailings located at a depth of 120 meters from the sealevel, and tailings placement position is located in the gap with a depth of more than 125 meters. Based on the results of Side Scan Sonar data interpretation, the 3 pipelines of tailings on the sea floor with spread laterally along the 1.5 km wide parallel to the canyon cliffs of Senunu. Key words : tailing, Teluk Senunu, Seismic Record, Side scan sonar
KEDALAMAN BATUAN KERAS PERAIRAN SELAT LAUT SEBAGAI DATA AWAL UNTUK RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN PULAU LAUT - KALIMANTAN Noor C.D. Aryanto; Yogi Noviadi
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 5, No 1 (2007)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1200.474 KB) | DOI: 10.32693/jgk.5.1.2007.129

Abstract

Kotabaru merupakan ibukota Kabupaten Pulaulaut, Kalimantan Selatan. Guna mempercepat proses pembangunan, diupayakan untuk membangun jembatan yang menghubungkan daratan Pulau Laut dengan daratan Kalimantan. Berdasarkan data seismik hasil survei pendahuluan diperoleh dua lokasi usulan untuk tapak fondasi kaitannya dengan kedalaman batuan kerasnya yang dikenali dari perbedaan reflektor yang demikian ekstrim, baik dari bentuk ataupun warna terhadap reflektor di atasnya. Lokasi-1 memiliki kedalaman batuan keras berkisar antara 4 hingga 20 meter dan 12 hingga 22 meter di bawah dasar laut. Di lokasi ini juga dikenali adanya struktur yang diperkirakan berupa sesar pada kedalaman 14 meter bawah dasar laut. Lokasi-2 di sayap barat dan timur P. Suwangi, memiliki kisaran kedalaman batuan keras antara 2 hingga 18 meter bawah dasar laut dengan kecenderungan makin dalam ke arah tengah perairan Selat Laut. Kata kunci : batuan keras, seismik, Selat Laut dan Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Kotabaru is the capital of the Pulaulaut regency, South Kalimantan. The construction of the bridge that will connect Pulaulaut and Kalimantan is aimed to accelerate the development of the areas. Based on the preliminary seismic data, two propose locations for bridge foundation relates to the depth of hard rock that can be recognized by the extremely differences of acoustic impedance. Location-1 has a hard rock’s depth between 4 to 20 meters and 12 to 22 meters beneath sea floor. In this location, it is also recognized a fault structure at 14 meters depth. Location-2 in the west and east wings of Suwangi Island has the acoustic basement depth between 2 to 18 meters from the sea floor and it is deeper toward the centre of Selat Laut waters. Keywords : hard rock, seismic, Laut Strait and Laut Isle, South Kalimantan.
IDENTIFIKASI ABRASI PANTAI PERAIRAN TELUK LASOLO KENDARI SULAWESI TENGGARA Beben Rachmat; Yogi Noviadi
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 7, No 3 (2009)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2729.205 KB) | DOI: 10.32693/jgk.7.3.2009.177

Abstract

Berdasarkan hasil pengamatan, abrasi pantai yang terjadi di perairan Teluk Lasolo disebabkan oleh aksi gelombang laut yang menjalar dari laut dalam disebelah timur daerah telitian ke arah perairan teluk. Aktifitas gelombang ini menyebabkan terangkutnya sedimen/batuan dari pantai ke arah laut melalui gerakan arus sejajar pantai dan arus tegak lurus pantai. Sedimen yang terangkut akan terbawa terus ke arah laut dalam oleh pergerakan arus laut yang dominan berarah tenggara. Kondisi ini menyebabkan pantai di sekitar perairan Teluk Lasolo mengalami defisit material/sedimen sehingga pantai mengalami abrasi secara kontinyu. Cara yang paling efektif untuk penanganan abrasi pantai di sekitar perairan Teluk Lasolo adalah dengan cara membuat tipe bangunan penahan pantai yang berbentuk groin sejajar dan disesuaikan dengan kondisi hidrooseanografi, morfologi dasar laut dan garis pantainya. Kata kunci : abrasi, pantai, arus, gelombang, sedimen Based on observation result, coastal abration that happened in waters of Teluk Lasolo due to action of sea wave propagating from deep sea in eastside the research area into the waters bay. This wave activity causes transporting of sedimen from coast to the sea by the longshore and rip currents movement. Transported sedimen will be brought to the deep sea by the movement of dominan south-eastern. This condition causes coastal waters around Teluk Lasolo of deficit sedimen will affected the coastal abration in continue. The most effective way to handle coastal abration around territorial waters of Teluk Lasolo is build the breakwater in form of parallel groin and according to the hydrooceanography, morphology of sea floor and coastline conditions. Keyword : abration, coastal, current, wave, sediment