Nur Indah Purnama Dewi
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI LITERATUR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) Nur Indah Purnama Dewi; Rafidah Rafidah; Erni Yuliastuti
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 1: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i1.1659

Abstract

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalan dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Tujuan penelitian mengetahui faktor (umur, pendidikan dan pekerjaan) yang berhubungan dengan kejadian HIV/AIDS pada Wanita Usia Subur (WUS). Metode penelitian menggunakan metode studi literature dari tujuh jurnal, 4 jurnal nasional dan 3 jurnal internasional. Penelitian menggunakan data sekunder. Instrumen penelitian adalah jurnal nasional dan jurnal internasional. Analisis data menggunakan analisis anotasi bibliografi (annotated bibliogarfy). Hasil penelitian berdasarkan literature review 7 jurnal angka kejadian HIV/AIDS masih cukup tinggi berkisar (13,5%), faktor umur pada kelompok umur 20-35 tahun (75%) dan pada kelompok umur >35 tahun (25,0%), faktor pendidikan pada kelompok pendidikan rendah (28,5%), pada kelompok pendidikan menengah (57,1%), dan pada kelompok pendidikan tinggi (14,2%) dan faktor pekerjaan pada kelompok pekerjaan tidak beresiko (66,7%) dan pada kelompok pekerjaan beresiko (33,3%). Wanita Usia Subur (WUS) yang memiliki faktor resiko rentan penularan HIV/AIDS disarankan untuk melakukan pemeriksaan tes Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) minimal 6 bulan sekali di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan laboratorium kesehatan agar dapat mengurangi risiko terjadinya penularan HIV/AIDS.