Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Persepsi dan Dukungan Keluarga terhadap Pemberian Imunisasi Measles Rubella (MR): Perception and Family Support for the Administering of Measles-Rubella (MR) Immunization Rafidah Rafidah; Erni Yuliastuti
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v2i2.67

Abstract

Nationally, MR immunization is 51.05% as of September 30, 2018. MR immunization coverage in South Kalimantan Province until October 31, 2018, is 56.58%. The lowest achievement is Banjar Regency, with 36.46%. The study aimed to determine the relationship between perception and family support (husband) with MR immunization. The study design used a cross-sectional study. The study population was mothers who had children aged nine months to 15 years in the working area of the Beruntung Baru Public Health Center, totaling 6,379 people. The sample size was 377 people. This study used accidental sampling. Univariate data analysis and bivariate analysis with Chi-Square statistical test. The results of the study showed a relationship between perceptions (p-value=0,001; OR=24,7) and and family support (p-value=0,001; OR=9,3) with giving MR immunization. This study suggests the Beruntung Baru public health center to improve health promotion on MR immunization by holding counseling so that the public could better understand MR immunization.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 Erni Yuliastuti; Rafidah Rafidah; Hapisah Hapisah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 1 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.776 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i1.7

Abstract

Partograf sebagai alat bantu dalam pemantauan kemajuan persalinan merupakan standar dalam memberikan asuhan persalinan dan dapat digunakan untuk mencegah terjadinya keterlambatan penanganan. Hasil studi pendahuluan pada lima wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Banjar menunjukkan 50% bidan di desa belum memanfaatkan partograf secara rutin dengan alasan pencatatan partograf rumit dan memerlukan waktu yang lama dalam pemantauannya, serta bukan menjadi masalah saat supervisi karena hanya sebagai pelengkap data persalinan. Deteksi penyulit persalinan sudah dapat dilakukan dengan pengalaman menolong atau feeling sehingga menganggap penggunaan partograf hanya membuang-buang waktu saja dan juga tidak berpengaruh pada tugas serta karir mereka Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berpengaruh dengan kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf.Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah pendidikan, pengetahuan dan persepsi supervisi. Variabel terikat yaitu kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur. Populasi penelitian adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Banjar berjumlah 251 orang. Responden sejumlah 70 orang dipilih secara purposive dan proporsional terhadap jumlah bidan di tiap Puskesmas. Analisis bivariat dilakukan dengan Uji Chi Square.Hasil penelitian didapatkan pendidikan responden sebagian besar berpendidikan profesional berjumlah 55 orang (78,6%). Pengetahuan responden sebagian termasuk kategori kurang berjumlah 32 orang (45,7%). Responden sebagian besar memiliki persepsi kurang terhadap supervisi berjumlah 50 orang (71,4%) dan sebagian patuh menggunakan partograf berjumlah 50 orang (50%). Tidak ada pengaruh pendidikan dengan kepatuhan p=0,56, ada pengaruh pengetahuan dengan kepatuhan p=0,001 dan tidak ada pengaruh persepsi supervisi dengan kepatuhan p=0,79.Disimpulkan bahwa faktor pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf. Kata Kunci : Kepatuhan, Bidan Desa, Partograf
Risiko Autisme Pada Kehamilan Dengan Diabetus Mellitus dan Obesitas Di RSUD Ulin Banjarmasin rafidah rafidah; erni yuliastuti; suhrawardi suhrawardi
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 2 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.629 KB)

Abstract

Tujuan : menganalisis risiko autisme pada kehamilan dengan diabetus mellitus dan hipertensi di RSUD Ulin Banjarmasin. Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan case control study. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berisi daftar pertanyaan dan rekam medis. Populasi penelitian adalah ibu yang membawa anaknya berkunjung ke Poliklinik Tumbuh Kembang RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2015. Sampel sebagai kasus adalah ibu yang memiliki anak autisme yang terdaftar dan berkunjung ke Poliklinik Autisme RSUD Ulin Banjarmasin berjumlah 21 orang. Sampel sebagai kontrol adalah ibu yang memiliki anak tetapi tidak menderita autisme yang berkunjung ke Poliklinik Tumbuh Kembang RSUD Ulin Banjarmasin berjumlah 84 orang. Analisis data untuk mengaruhi risiko autisme pada kehamilan dengan obesitas dan diabetes mellitus menggunakan Uji Chi Square dengan Confidence Interval 95%. Hasil penelitian : didapatkan responden pada kelompok kasus terdapat 1 orang (4,8%) yang mengalami diabetus mellitus dalam kehamilan dan dari 21 responden pada kelompok kasus terdapat 9 orang (42,9%) mengalami obesitas dalam kehamilan dan dari 84 orang pada kelompok kontrol terdapat 51 orang (60,7%) mengalami obesitas dalam kehamilan. Hasil uji Chi Square didapatkan p = 0,4, artinya diabetus mellitus dalam kehamilan bukan merupakan faktor risiko terjadinya autisme. Sedangkan dari 21 responden yang mengalami autisme terdapat 9 orang (42,9%) mengalami obesitas dalam kehamilan. Hasil uji Chi Square didapatkan p = 0,2 , artinya obesitas dalam kehamilan bukan merupakan faktor risiko terjadinya autisme. Kata Kunci : Autisme, Diabetes Mellitus, Obesitas
STUDI LITERATUR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) Nur Indah Purnama Dewi; Rafidah Rafidah; Erni Yuliastuti
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 1: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i1.1659

Abstract

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalan dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Tujuan penelitian mengetahui faktor (umur, pendidikan dan pekerjaan) yang berhubungan dengan kejadian HIV/AIDS pada Wanita Usia Subur (WUS). Metode penelitian menggunakan metode studi literature dari tujuh jurnal, 4 jurnal nasional dan 3 jurnal internasional. Penelitian menggunakan data sekunder. Instrumen penelitian adalah jurnal nasional dan jurnal internasional. Analisis data menggunakan analisis anotasi bibliografi (annotated bibliogarfy). Hasil penelitian berdasarkan literature review 7 jurnal angka kejadian HIV/AIDS masih cukup tinggi berkisar (13,5%), faktor umur pada kelompok umur 20-35 tahun (75%) dan pada kelompok umur >35 tahun (25,0%), faktor pendidikan pada kelompok pendidikan rendah (28,5%), pada kelompok pendidikan menengah (57,1%), dan pada kelompok pendidikan tinggi (14,2%) dan faktor pekerjaan pada kelompok pekerjaan tidak beresiko (66,7%) dan pada kelompok pekerjaan beresiko (33,3%). Wanita Usia Subur (WUS) yang memiliki faktor resiko rentan penularan HIV/AIDS disarankan untuk melakukan pemeriksaan tes Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) minimal 6 bulan sekali di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan laboratorium kesehatan agar dapat mengurangi risiko terjadinya penularan HIV/AIDS.
RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2022 Rafidah Rafidah; Yuniarti Yuniarti; Erni Yuliastuti; Hapisah Hapisah
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 11: April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i11.2564

Abstract

Kehamilan pada usia remaja cenderung mengalami beberapa permasalahan dalam kehamilannya. Beberapa permasalahan yang mungkin terjadi seperti mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan, persalinan lama, toksemia gravidarum, seksio caesaria, laserasi serviks, persalinan prematur dan bayi yang dilahirkan mempunyai berat di bawah 2.501 gram. Hal tersebut mungkin berhubungan dengan masalah gizi. Risiko kematian kehamilan remaja meningkat saat hamil dan bersalin 5 kali lipat pada usia 10-14 tahun dan 2 kali lipat pada usia 15-19 tahun (Badan Pusat Statistik, 2020). Berdasarkan data dari Susenas tahun 2018, sebesar 14,61% remaja perempuan di Indonesia yang memiliki usia kurang dari 20 tahun melahirkan bayi dengan kondisi BBLR. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada persentase perempuan dengan usia lebih dari 20 tahun yang melahirkan bayi BBLR (12,43%). Penelitian bertujuan menganalisis risiko apa saja pada outcome kehamilan remaja di Kalimantan Selatan tahun 2022. Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian seluruh ibu hamil yang telah melahirkan dari 1 Januari sampai dengan 30 Agustus 2021 di Propinsi Kalimantan Selatan pada 6 Kabupaten / Kota yaitu Balangan, Hulu Sungai Tengah, Tapin, Banjar, Banjarbaru dan Banjarmasin. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan antara BBLR dengan kehamilan remaja nilai p value 0,5. Dengan OR 1,3 artinya risiko BBLR pada kehamilan remaja 1,3, tidak ada hubungan antara asfiksia dengan kehamilan remaja nilai p value 0,07. Dengan OR 1,3 artinya risiko asfiksia pada kehamilan remaja 1,2 . ada hubungan antara kelainan kongenital dengan kehamilan remaja nilai p value 0,023. Dengan OR 10,2 artinya risiko kelainan kongenital pada kehamilan remaja 10,2
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Erni Yuliastuti; Rafidah Rafidah; Hapisah Hapisah
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 1, No 5 (2015): September 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.918 KB) | DOI: 10.30602/jvk.v1i5.29

Abstract

Abstract: Relation Of Knowledge And Attitudes Pregnant With The Delivery Assistance Planning And Prevention Of Complication (P4K). Research aimed was analyze the correlation between knowledge and attitudes of pregnant women with labor planning and prevention of complication. The research method used observational analytic with cross-sectional approach. The research population was 301 pregnant women who were in the working area of Pasar Sabtu Public Health Centre. The sample in the research was 44 respondents who taken purposive sampling on the inclusion criteria. Bivariate analysis with Chi-Square. The result of research showed 56,8% in favor of nonhealth worker as helpers labor force, the majority (79,5%) had a good knowledge and 54,5% had a negative attitude. Chi-Square test found no correlation between the level of knowledge with P4K (p=0,056), there was a significant correlation between attitudes to P4K (p=0.000). it is concluded that maternal attitudes related to P4K.Abstrak : Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil terhadap Perencanaan Pertolongan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pasar Sabtu sebanyak 301 orang. Sampel berjumlah 44 orang dipilih secara purposive berdasarkan kriteria inklusi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan 56,8% memilih non nakes sebagai tenaga penolong persalinannya, sebagian besar (79,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 54,5,% mempunyai sikap negatif. Uji Chi-square didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan P4K (p= 0.056), ada hubungan antara sikap dengan P4K (p=0,000). Disimpulkan bahwa sikap ibu hamil berhubungan dengan P4K.
EFEK SENAM OTARIA TERHADAP KADAR Catalase PADA IBU POST PARTUM Suhrawardi Suhrawardi; Ahmad Rizani; Rafidah Rafidah; Efi Kristiana
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 4 No 6: Nopember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v4i6.2843

Abstract

Uterine involution in postpartum mothers is influenced by many factors, one of which is physical activity, namely postpartum exercise or postpartum exercise (if the mother is healthy) which aims to reduce infections that occur in uterine involution caused by remaining blood that is not expelled, reducing the risk of abnormal bleeding. and to avoid blood clots that block veins. The implementation of this research was carried out by providing Otaria post partum exercise treatment in the intervention group and no post partum exercise treatment in the control group for 7 days. The design used in this research was Post Test Only Control Group Design or post test with experimental and control groups. The histogram shows that the average CAT levels increased in the treatment group, namely post partum mothers who carried out the Otaria exercise. In the control group, the average CAT levels appeared to decrease, namely post partum mothers who did not do Otaria exercises. Post partum mothers who did not do Otaria exercises had a decrease in CAT levels. The post partum period is a condition that is vulnerable to all kinds of stress. This is the result of physiological changes and metabolic functions since the beginning of pregnancy and fatigue during childbirth, causing oxidative reactions to increase to produce the energy needed by women in the post partum period. Oxidative stress in mothers during the post-partum period can be prevented by doing Otaria exercises which can increase CAT levels in post-partum mothers' plasma