Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Persepsi dan Dukungan Keluarga terhadap Pemberian Imunisasi Measles Rubella (MR): Perception and Family Support for the Administering of Measles-Rubella (MR) Immunization Rafidah Rafidah; Erni Yuliastuti
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v2i2.67

Abstract

Nationally, MR immunization is 51.05% as of September 30, 2018. MR immunization coverage in South Kalimantan Province until October 31, 2018, is 56.58%. The lowest achievement is Banjar Regency, with 36.46%. The study aimed to determine the relationship between perception and family support (husband) with MR immunization. The study design used a cross-sectional study. The study population was mothers who had children aged nine months to 15 years in the working area of the Beruntung Baru Public Health Center, totaling 6,379 people. The sample size was 377 people. This study used accidental sampling. Univariate data analysis and bivariate analysis with Chi-Square statistical test. The results of the study showed a relationship between perceptions (p-value=0,001; OR=24,7) and and family support (p-value=0,001; OR=9,3) with giving MR immunization. This study suggests the Beruntung Baru public health center to improve health promotion on MR immunization by holding counseling so that the public could better understand MR immunization.
Analysis on the Difference of Partograph Usage and the Associated Factors Between Private Practice and Village Midwives in Banjar District South Kalimantan Province Erni Yuliastuti; Martha Irene Kartasurya; Dharminto Dharminto
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1779.835 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.2.2014.%p

Abstract

AbstrakPartograf sebagai alat bantu dalam pemantauan kemajuan persalinan merupakan standar dalammemberikan asuhan persalinan dan berguna untuk mencegah terjadinya keterlambatan penanganan.Hasil studi pendahuluan pada lima wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Banjar menunjukkan50% bidan di desa dan 30% Bidan Praktik Swasta (BPS) belum memanfaatkan partograf secararutin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pemanfaatan partograf dan faktor yangterkait oleh bidan di desa dan BPS. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik denganpendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah status kepegawaian yaitu BPS dan bidan di desa.Variabel terikat yaitu pemanfaatan partograf, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, motivasi,dan persepsi supervisi. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur danlembar observasi. Populasi penelitian adalah seluruh bidan di desa dan BPS di Kabupaten Banjar.Responden sejumlah 86 orang dipilih secara purposif dan proporsional terhadap jumlah bidan ditiap Puskesmas. Analisis bivariat dilakukan dengan Mann Whitney Test dan analisis multivariatdengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendidikanDiploma III. Rerata umur BPS 39 tahun dan bidan di desa 36 tahun, rerata masa kerja BPS 18 tahundan bidan di desa 15 tahun. Pemanfaatan partograf oleh BPS lebih tinggi (83,7%) daripada bidan didesa (65,1%). Pengetahuan dan sikap BPS terhadap pemanfaatan partograf baik, sedangkan bidandi desa kurang. Motivasi dan persepsi supervisi BPS dan bidan di desa baik. Pemanfaatan partograf,pengetahuan dan sikap BPS terhadap pemanfaatan partograf lebih baik daripada bidan di desa.Faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan partograf oleh BPS dan bidan di desa adalah sikap.Disimpulkan bahwa pemanfaatan partograf oleh BPS lebih baik daripada bidan desa. Faktordeterminan pemanfaatan partograf oleh bidan di desa dan BPS adalah sama, yaitu sikap terhadappemanfaatan partograf. AbstractPartograph, a supporting tool for monitoring the progress of delivery process, was a standard tool used in a delivery process, and it could be utilized to prevent delayed action. Results of a preliminary study on five work areas of primary healthcare centers (puskesmas) in Banjar district showed that 50% of village midwives and 30% of private practice midwives (BPS) did not use Partograph routinely. Objective of this study was to analyze the difference on the utilization of Partograph and related factors by village midwives and BPS. This was an observational-analytical study with cross sectional approach. Independent variable was worker status namely BPS and village midwives. Dependent variables were Partograph utilization, education, working period, knowledge, attitude, motivation, and perception on supervision. Data collection was done through interview guided by structured questionnaire and observation sheet. Study population was all village midwives and BPS in Banjar district. Study respondents were 86 midwives selected purposively and proportionally from each puskesmas. Mann Whitney test was applied in the bivariate analysis. Logistic regression was applied in the multivariate analysis. Results of the study showed that majority of respondents’ level of education were D3. The average age of BPS was 39 years old, and for village midwives was 36 years old. The average working period of BPS was 18 years old, and for village midwives was 15 years old. Utilization of Partograph by BPS was higher (83.7%) than that of by village midwives (65.1%). Knowledge and attitude of BPS toward Partograph utilization was good; however, it was still insufficient for village midwives. Motivation and perception on supervision by BPS and village midwives were good. A factor affecting the utilization of Partograph by BPS and village midwives was attitude towards Partograph utilization. In conclusion, utilization of Partograph by BPS was better than by village midwives, and the affecting factor was attitude. 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 Erni Yuliastuti; Rafidah Rafidah; Hapisah Hapisah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 1 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.776 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i1.7

Abstract

Partograf sebagai alat bantu dalam pemantauan kemajuan persalinan merupakan standar dalam memberikan asuhan persalinan dan dapat digunakan untuk mencegah terjadinya keterlambatan penanganan. Hasil studi pendahuluan pada lima wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Banjar menunjukkan 50% bidan di desa belum memanfaatkan partograf secara rutin dengan alasan pencatatan partograf rumit dan memerlukan waktu yang lama dalam pemantauannya, serta bukan menjadi masalah saat supervisi karena hanya sebagai pelengkap data persalinan. Deteksi penyulit persalinan sudah dapat dilakukan dengan pengalaman menolong atau feeling sehingga menganggap penggunaan partograf hanya membuang-buang waktu saja dan juga tidak berpengaruh pada tugas serta karir mereka Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berpengaruh dengan kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf.Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah pendidikan, pengetahuan dan persepsi supervisi. Variabel terikat yaitu kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur. Populasi penelitian adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Banjar berjumlah 251 orang. Responden sejumlah 70 orang dipilih secara purposive dan proporsional terhadap jumlah bidan di tiap Puskesmas. Analisis bivariat dilakukan dengan Uji Chi Square.Hasil penelitian didapatkan pendidikan responden sebagian besar berpendidikan profesional berjumlah 55 orang (78,6%). Pengetahuan responden sebagian termasuk kategori kurang berjumlah 32 orang (45,7%). Responden sebagian besar memiliki persepsi kurang terhadap supervisi berjumlah 50 orang (71,4%) dan sebagian patuh menggunakan partograf berjumlah 50 orang (50%). Tidak ada pengaruh pendidikan dengan kepatuhan p=0,56, ada pengaruh pengetahuan dengan kepatuhan p=0,001 dan tidak ada pengaruh persepsi supervisi dengan kepatuhan p=0,79.Disimpulkan bahwa faktor pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf. Kata Kunci : Kepatuhan, Bidan Desa, Partograf
Risiko Autisme Pada Kehamilan Dengan Diabetus Mellitus dan Obesitas Di RSUD Ulin Banjarmasin rafidah rafidah; erni yuliastuti; suhrawardi suhrawardi
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 2 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.629 KB)

Abstract

Tujuan : menganalisis risiko autisme pada kehamilan dengan diabetus mellitus dan hipertensi di RSUD Ulin Banjarmasin. Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan case control study. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berisi daftar pertanyaan dan rekam medis. Populasi penelitian adalah ibu yang membawa anaknya berkunjung ke Poliklinik Tumbuh Kembang RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2015. Sampel sebagai kasus adalah ibu yang memiliki anak autisme yang terdaftar dan berkunjung ke Poliklinik Autisme RSUD Ulin Banjarmasin berjumlah 21 orang. Sampel sebagai kontrol adalah ibu yang memiliki anak tetapi tidak menderita autisme yang berkunjung ke Poliklinik Tumbuh Kembang RSUD Ulin Banjarmasin berjumlah 84 orang. Analisis data untuk mengaruhi risiko autisme pada kehamilan dengan obesitas dan diabetes mellitus menggunakan Uji Chi Square dengan Confidence Interval 95%. Hasil penelitian : didapatkan responden pada kelompok kasus terdapat 1 orang (4,8%) yang mengalami diabetus mellitus dalam kehamilan dan dari 21 responden pada kelompok kasus terdapat 9 orang (42,9%) mengalami obesitas dalam kehamilan dan dari 84 orang pada kelompok kontrol terdapat 51 orang (60,7%) mengalami obesitas dalam kehamilan. Hasil uji Chi Square didapatkan p = 0,4, artinya diabetus mellitus dalam kehamilan bukan merupakan faktor risiko terjadinya autisme. Sedangkan dari 21 responden yang mengalami autisme terdapat 9 orang (42,9%) mengalami obesitas dalam kehamilan. Hasil uji Chi Square didapatkan p = 0,2 , artinya obesitas dalam kehamilan bukan merupakan faktor risiko terjadinya autisme. Kata Kunci : Autisme, Diabetes Mellitus, Obesitas
Sanitasi Lingkungan, Pemberian Asi Dan Budaya Maruas Di Masyarakat Banjar Meningkatkan Risiko Diare Pada Balita erni yuliastuti; Tut barkinah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 10 No 1 (2019): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.606 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v10i1.207

Abstract

Diarrhea is an important health issue because it is the third major contributor to toodler morbidity and mortality in Indonesia (Basic Health Research, 2010). The incidence of diarrhea in Banjar Regency was ranked 2nd after Banjarmasin city. Diarrhea in Martapura Health Center amounted to 306 people, ranked second after the Gambut Health Center, as many as 936 people (Banjar Regency Health Office,2013). Diarrheaas a top 10 most diseases and the highest prevalence occurs in toddlers. The risk of diarrhea related to knowledge, behaviour of exclusive breastfeeding and environmental sanitation. These three factors will interact with human behavior that could have an impact on the incidence of diarrhea. The purpose of this research was to analyze knowledge, exclusive breastfeeding, environmental sanitation and maternal characteristics, culture about maruas with the incidence of diarrhea. This research is an analytic survey type with cross sectional design.The instrument used is a questionnaire containing a list of questions and medical record. The population of the research was mothers who took their children to visit the IMCI Polyclinic at Martapura Health Center in 2016. The sample is the mother who visited theIMCI Polyclinic in the work area of Martapura Health Center and large sample as many as 100 people. Data analysis using the Chi Square Test and OR. The results showed that there was a relationship between the incidence of diarrhea with age (ρ = 0,000), education (ρ = 0,021), employment (ρ = 0,026) OR = 4,012, knowledge (ρ = 0,001), exclusive breastfeeding (ρ = 0,013) OR = 4,573 , environmental sanitation (ρ = 0,000) OR = 16,579, maruas culture (ρ = 0,020) OR = 3,250. The risk of the highest incidence of diarrhea by environmental sanitation factors is 16,579 risky timesoccur in families with unhealthy home environmental sanitation. Keywords: Diarrhea; Sanitation; Breastfeeding; Culture
STUDI LITERATUR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) Nur Indah Purnama Dewi; Rafidah Rafidah; Erni Yuliastuti
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 1: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i1.1659

Abstract

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalan dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Tujuan penelitian mengetahui faktor (umur, pendidikan dan pekerjaan) yang berhubungan dengan kejadian HIV/AIDS pada Wanita Usia Subur (WUS). Metode penelitian menggunakan metode studi literature dari tujuh jurnal, 4 jurnal nasional dan 3 jurnal internasional. Penelitian menggunakan data sekunder. Instrumen penelitian adalah jurnal nasional dan jurnal internasional. Analisis data menggunakan analisis anotasi bibliografi (annotated bibliogarfy). Hasil penelitian berdasarkan literature review 7 jurnal angka kejadian HIV/AIDS masih cukup tinggi berkisar (13,5%), faktor umur pada kelompok umur 20-35 tahun (75%) dan pada kelompok umur >35 tahun (25,0%), faktor pendidikan pada kelompok pendidikan rendah (28,5%), pada kelompok pendidikan menengah (57,1%), dan pada kelompok pendidikan tinggi (14,2%) dan faktor pekerjaan pada kelompok pekerjaan tidak beresiko (66,7%) dan pada kelompok pekerjaan beresiko (33,3%). Wanita Usia Subur (WUS) yang memiliki faktor resiko rentan penularan HIV/AIDS disarankan untuk melakukan pemeriksaan tes Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) minimal 6 bulan sekali di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan laboratorium kesehatan agar dapat mengurangi risiko terjadinya penularan HIV/AIDS.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Erni Yuliastuti
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2014): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.473 KB)

Abstract

Latar Belakang : Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyebab kedua dari seluruh kematian Balita di Indonesia yakni 15,5%. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari 16 provinsi yang mempunyai prevalensi ISPA diatas prevalensi Nasional (25,50%). Kejadian ISPA di Puskesmas Cempaka menduduki peringkat pertama dari 8 Puskesmas yang berada di Wilayah Banjarbaru yaitu sebesar 92,6% (Dinkes kota Banjarbaru, 2014). Kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Cempaka Banjarbaru ini mengalami peningkatan 2013 sebesar 4,35%. dari tahun 2012 yaitu 68,13% menjadi 72,48% tahun 2013. Faktor individu anak seperti status gizi dan status imunisasi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya ISPA. Demikian juga terjadi peningkatan pada kasus ISPA dengan status gizi kurang1,68%, dengan status gizi buruk1,74% dan dengan status imunisasi tidak lengkap sebesar 0,83% .Metode : Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional.Populasi adalah seluruh Balita sakit yang berkunjung ke Poli MTBS Puskesmas Banjarbaru sebanyak 1.011 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Analisa data menggunakan uji Chi Square dengan nilai 0,05.Hasil : Sebanyak 509 Balita (50,3%) mengalami ISPA, 104 Balita (10,3%) dengan status gizi buruk, 373 Balita (36,9%) dengan status gizi kurang dan 156 Balita (15,4%) dengan status imunisasi tidak lengkap.Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square didapatkan ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian ISPA =0,000 α =0,05 dan status imunisasi dengan kejadian ISPA yaitu nilai =0,000 α =0,05. Hasil odds ratio sebesar 3,993 yang berartibalita dengan status imunisasi tidak lengkap memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami ISPA dibandingkan balita dengan status imunisasi lengkap. Kesimpulan : Ada hubungan status gizi dan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada Balita.Kata Kunci : Status Gizi,Status Imunisasi, Kejadian ISPA
OPTIMALISASI EDUKASI TENTANG PEMANFAATAN BUKU KIA PADA IBU HAMIL MELALUI KELOMPOK CEMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMURUS BARU KOTA BANJARMASIN Erni Yuliastuti; Noorhayati Maslani; Isnaniah Isnaniah
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 9: February 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i9.4840

Abstract

Situasi pandemi COVID-19 memberikan banyak pembatasan hampir ke semua layanan termasuk pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dan terdampak baik secara akses maupun kualitas. Pemeriksaan kehamilan dimasa pandemi ini tentulah memberikan banyak kekhawatiran. Ibu hamil telah menerima edukasi melalui petugas kesehatan pada setiap kunjungan ke Puskesmas. Namun menjadi kurang optimal karena berpengaruh juga pada belum optimalnya informasi yang biasa disampaikan melalui buku KIA saat ANC.Pemanfaatan buku KIA dengan maksimal diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Metode pelaksanaan PKM adalah mengoptimalkan edukasi tentang pemanfaatan buku KIA berupa kegiatan penyuluhan dan pendampingan praktik cara pengisian Buku KIA pada ibu hamil. Upaya lainnya berupa promosi kesehatan dan KIE melalui kelompok “cemil”(celotehan ibu hamil) dengan WAG (whats App Group) sebagai sarana informasi dan edukasi bagi ibu dalam mendapatkan informasi terkait seputar kehamilan, persalinan dan masa menyusui walaupun ibu hamil tidak berkunjung ke Puskesmas.
RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2022 Rafidah Rafidah; Yuniarti Yuniarti; Erni Yuliastuti; Hapisah Hapisah
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 11: April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i11.2564

Abstract

Kehamilan pada usia remaja cenderung mengalami beberapa permasalahan dalam kehamilannya. Beberapa permasalahan yang mungkin terjadi seperti mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan, persalinan lama, toksemia gravidarum, seksio caesaria, laserasi serviks, persalinan prematur dan bayi yang dilahirkan mempunyai berat di bawah 2.501 gram. Hal tersebut mungkin berhubungan dengan masalah gizi. Risiko kematian kehamilan remaja meningkat saat hamil dan bersalin 5 kali lipat pada usia 10-14 tahun dan 2 kali lipat pada usia 15-19 tahun (Badan Pusat Statistik, 2020). Berdasarkan data dari Susenas tahun 2018, sebesar 14,61% remaja perempuan di Indonesia yang memiliki usia kurang dari 20 tahun melahirkan bayi dengan kondisi BBLR. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada persentase perempuan dengan usia lebih dari 20 tahun yang melahirkan bayi BBLR (12,43%). Penelitian bertujuan menganalisis risiko apa saja pada outcome kehamilan remaja di Kalimantan Selatan tahun 2022. Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian seluruh ibu hamil yang telah melahirkan dari 1 Januari sampai dengan 30 Agustus 2021 di Propinsi Kalimantan Selatan pada 6 Kabupaten / Kota yaitu Balangan, Hulu Sungai Tengah, Tapin, Banjar, Banjarbaru dan Banjarmasin. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan antara BBLR dengan kehamilan remaja nilai p value 0,5. Dengan OR 1,3 artinya risiko BBLR pada kehamilan remaja 1,3, tidak ada hubungan antara asfiksia dengan kehamilan remaja nilai p value 0,07. Dengan OR 1,3 artinya risiko asfiksia pada kehamilan remaja 1,2 . ada hubungan antara kelainan kongenital dengan kehamilan remaja nilai p value 0,023. Dengan OR 10,2 artinya risiko kelainan kongenital pada kehamilan remaja 10,2
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Erni Yuliastuti; Rafidah Rafidah; Hapisah Hapisah
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 1, No 5 (2015): September 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.918 KB) | DOI: 10.30602/jvk.v1i5.29

Abstract

Abstract: Relation Of Knowledge And Attitudes Pregnant With The Delivery Assistance Planning And Prevention Of Complication (P4K). Research aimed was analyze the correlation between knowledge and attitudes of pregnant women with labor planning and prevention of complication. The research method used observational analytic with cross-sectional approach. The research population was 301 pregnant women who were in the working area of Pasar Sabtu Public Health Centre. The sample in the research was 44 respondents who taken purposive sampling on the inclusion criteria. Bivariate analysis with Chi-Square. The result of research showed 56,8% in favor of nonhealth worker as helpers labor force, the majority (79,5%) had a good knowledge and 54,5% had a negative attitude. Chi-Square test found no correlation between the level of knowledge with P4K (p=0,056), there was a significant correlation between attitudes to P4K (p=0.000). it is concluded that maternal attitudes related to P4K.Abstrak : Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil terhadap Perencanaan Pertolongan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pasar Sabtu sebanyak 301 orang. Sampel berjumlah 44 orang dipilih secara purposive berdasarkan kriteria inklusi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan 56,8% memilih non nakes sebagai tenaga penolong persalinannya, sebagian besar (79,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 54,5,% mempunyai sikap negatif. Uji Chi-square didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan P4K (p= 0.056), ada hubungan antara sikap dengan P4K (p=0,000). Disimpulkan bahwa sikap ibu hamil berhubungan dengan P4K.