Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS DALAM MENCAPAI SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU 2014 Matondang, Rasali H.; Rusdiana, S.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 32, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Swasembada daging sapi 2014 dapat diwujudkan dengan menetapkankawasan perbibitan sapi nasional, yang meliputi perbibitan danpemuliabiakan sapi melalui program pemurnian sapi lokal danpengembangan bangsa sapi komersial (bakalan), serta pengembangankawasan industri terpadu sapi potong dan wilayah barupeternakan di pulau-pulau kecil. Ketersediaan pakan merupakanaspek krusial dalam budi daya ternak. Untuk menjamin ketahananpakan nasional, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: 1)pemberlakuan tarif ekspor bahan baku pakan, 2) pembentukaninstitusi penyangga bahan baku pakan, 3) pengembangan sistemkerja sama produksi pakan antarwilayah bagi wilayah padat ternaktetapi tidak memiliki lahan untuk sumber pakan dan sebaliknya, 4)pengembangan zona produksi hijauan pakan di pedesaan dankesehatan hewan, 5) pemetaan dan revitalisasi padang penggembalaandi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan SulawesiSelatan serta wilayah bukaan baru, 6) pengembangan sistem mekanisasipakan, 7) subsidi harga bahan baku pakan, 8) strukturisasi tataniaga bahan baku pakan, dan 9) pengembangan sistem informasipakan nasional. Kelembagaan sangat memengaruhi keberhasilanswasembada daging sapi sehingga koordinasi antarsektor, antardaerah,dan antarpemangku kepentingan yang didukung denganperaturan perundangan sangat diperlukan untuk mendukung upayapeningkatan populasi sapi nasional. Penganekaragaman sumberpangan daging yang proses produksinya memerlukan waktu lebihpendek diharapkan dapat menekan laju pemotongan sapi.
STRATEGI TERCAPAINYA KETAHANAN PANGAN DALAM KETERSEDIAAN PANGAN DI TINGKAT REGIONAL dan, Isbandi; Rusdiana, S.
Agriekonomika Vol 3, No 2: Oktober 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKebutuhan pangan di Indonesia untuk saat ini belum dapat tercukupi karena, pertanian di Indonesia belum bisa dikelola dengan baik, untuk saat ini peran para petani sangat dibutuhkan guna untuk meningkatkan produktivitas pangan di Indonesia. Melihat permasalahan di atas tujuan tulisan ini untuk mengetahui bagaimana strategi tercapainya ketahanan pangan dalam ketersediaan pangan secara nasional  yang dapat disiasati dengan ketersediaan pangan,  mengembangkan kelembagaan, solusi diversifikasi pangan secara nasional sehingga dapat terwujud ketahanan pangan dan tidak ketergantungan pada pangan pokok masyarakat. Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama seperti diamanatkan oleh  Undang Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan,masyarakat menyelenggarakan proses produksi dan penyediaan, perdagangan, distribusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan mutu, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Kecukupan pangan  untuk kepentingan masyarakat secara nasional, tercapainya target kecukupan pangan dengan adanya sistem ketahanan pangan di Indonesia secara komprehensif meliputi empat sub-sistem, yaitu: ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh masyarakat secara nasional, distribusi pangan yang lancar, harga pangan murah dan terjangkau oleh lapisan masyarakat secara nasional, merata keseluruh daerah-daerah di Indonesia, konsumsi pangan setiap individu terpenuhi kecukupan gizi seimbang dapat menikmati yang berdampak pada kecukupan pangan dengan baik dan status gizi masyarakat Indonesia terpenuhi  secara regional.Kata Kunci : ketahanan pangan, ketersediaan pangan, strategi pangan regional ABSTRACTFood needs in Indonesia to date can not be fulfilled because of agriculture in Indonesia can not be managed well, for now the role of farmers is urgently needed to increase food productivity in Indonesia. Looking at the above problems purpose of this paper to find out how to achieve food security strategy in the national food availability can be circumvented by ketersdiaan food, develop institutional, food diversification solutions nationally to enable the creation of food security and reliance on staple foods. Food is an essential and strategic commodity for Indonesia since food is a basic human need that must be met by the government and the community together as mandated by Law No. 7 of 1996 concerning food. Mentioned in the Act Government organized setting, coaching, control and supervision, while community organizing production processes and supply, trading, distribution and function as consumers are entitled to adequate food in quantity and quality, safe, nutritious, diverse, equitable, and affordable by the community. Food security for the benefit of the national community, the achievement of food sufficiency targets with a system of food security in Indonesia comprehensively covers four sub-systems, namely: the availability of food in sufficient quantity and type for the entire national community, lancer food distribution, food prices cheap and affordable by the national society, evenly throughout the regions in Indonesia, each individual food consumption is met can enjoy a balanced nutrition that impact on the food security and nutritional status of both the people of Indonesia met nationally.Keywords: achievement strategies, at regional food
PROSPEK DAN STRATEGI PERDAGANGAN TERNAK KAMBING DALAM MEREBUT PELUANG PASAR DUNIA Rusdiana, S.; Praharani, L.; Adiati, dan U.
Agriekonomika Vol 3, No 2: Oktober 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKProspek kambing cukup berpeluang untuk merebut pasar ekspor menjelang era perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan semua negara membuka pasar bagi masuknya produk impor minimal 5% dari konsumsi yang dibutuhkan. Produk dalam negeri dituntut mampu bersaing dengan produk impor baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya. Jenis ternak dan produk kambing / domba mulai dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar.Berdasarkan peluang perdagangan pasar  global, kambing merupakan komoditas unggulan untuk dipacu  perkembangan populasi, sebagai ternak ekspor. Berdasarkan permasalahan tersebut maka, tujuan tulisan ini adalah untuk mengulas beberapa prospek dan strategi perdagangan ternak kambing dalam upaya merebut peluang pasar duniayang menguntungkan bagi pendapatan devisa negara. Jenis impor ternak sapi, kambing dan domba dalam kurun waktu 2008-2012, namun secara umum terjadi kenaikan pada impor sapi hidup. Impor daging sapi cenderung menurun, impor kambing/domba hidup dan daging cenderung stabil.Keadaan tersebut mengindikasikan defisit dalam negeri meningkat. Guna mengatasi hal ini maka perlu ada wacana yang bersifat horisontal di perdagangan pasar dunia, dimana pasar tidak memonopili terhadap produk ekspor. Demikian pula diperlukan kerjasama ekonomi Sub-Regional, segitiga pertumbuhan (Growth Triangle) atau wilayah pertumbuhan (Growth Area), yang saling berketerkaitan (lingkage) ekonomi antar daerah.Kata Kunci : prospek,strategi, perdagangan, kambing, expor ABSTRACTThe prospectis quitelikely tobe able toseize the go a tex port markets, the seconditions before the era offree trade open markets of all countries for the entry ofimported products at a minimum of 5% of the required consumption, consumers determine alternative choices like meat products imported or local meat products. Domestic product sare required to compete with imported products in terms of quality, quantity and continuity, live stock and products go at and sheep began to be developed to meet the market demand, the development of go at should receiveserious attention, goat productsin the open market, domestic and export market sacceptable, in linewith the changingpolitical landscape inIndonesia, whichled to theera ofVdemocratization and globalization. Based on the world market trading opportunities of globalizati on goat is excellent commodity to be driven population growth, a sex ports of live stock, Based on the problems stretcher purpose of this paper is to mengkulas some prospects and goat strading strategies in an attempt to seize the opportunities the world market, global export, as the business economy favorable to the States foreign exchange earnings, especially for the people of Indonesia. Type imported cattle, goat sand sheep in the period 2008-2012, in general there is an increase in imports of live cattle, beef import sare likely to decline, imports of goat/sheep meattend to live and stable, indicating a deficit situationin the country increased. Weaknessis considereda common thing in every developed country, the necessary discourse bersipathorisentalin Duni market trading the market does not memonopili to export products, required Sub-Regional economic cooperation, also known as the triangle of growth (Growth Trangle) orregional growth (Growth Area), is a form ofinterdependence, in collaboration (lingkage) inter-regional economy.Keywords: prospects, strategies, trading, goats, export
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS DALAM MENCAPAI SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU 2014 Matondang, Rasali H.; Rusdiana, S.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 32, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v32n3.2013.p131-139

Abstract

Swasembada daging sapi 2014 dapat diwujudkan dengan menetapkankawasan perbibitan sapi nasional, yang meliputi perbibitan danpemuliabiakan sapi melalui program pemurnian sapi lokal danpengembangan bangsa sapi komersial (bakalan), serta pengembangankawasan industri terpadu sapi potong dan wilayah barupeternakan di pulau-pulau kecil. Ketersediaan pakan merupakanaspek krusial dalam budi daya ternak. Untuk menjamin ketahananpakan nasional, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: 1)pemberlakuan tarif ekspor bahan baku pakan, 2) pembentukaninstitusi penyangga bahan baku pakan, 3) pengembangan sistemkerja sama produksi pakan antarwilayah bagi wilayah padat ternaktetapi tidak memiliki lahan untuk sumber pakan dan sebaliknya, 4)pengembangan zona produksi hijauan pakan di pedesaan dankesehatan hewan, 5) pemetaan dan revitalisasi padang penggembalaandi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan SulawesiSelatan serta wilayah bukaan baru, 6) pengembangan sistem mekanisasipakan, 7) subsidi harga bahan baku pakan, 8) strukturisasi tataniaga bahan baku pakan, dan 9) pengembangan sistem informasipakan nasional. Kelembagaan sangat memengaruhi keberhasilanswasembada daging sapi sehingga koordinasi antarsektor, antardaerah,dan antarpemangku kepentingan yang didukung denganperaturan perundangan sangat diperlukan untuk mendukung upayapeningkatan populasi sapi nasional. Penganekaragaman sumberpangan daging yang proses produksinya memerlukan waktu lebihpendek diharapkan dapat menekan laju pemotongan sapi.
PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN TERNAK Brachiaria Ruziziensis DAN Stylosanthes Guianenis MENDUKUNG USAHA TERNAK KAMBING DI KABUPATEN ASAHAN Rusdiana, S.; Hutasoit, Rijanto
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 10, No 2 (2014): FEBRUARY
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v10i2.14132

Abstract

System maintenance goats in Indonesia, especially in the District High King of  the  North  Sumatra  regency  shavings  Proopinsi  done  the  traditional  way,  the availability of quality  feed is one of the limiting factors to determine the number of livestock kept by farmers. The purpose of this paper is to investigate the possibilities among  supplementary  feeding  is  applied  by  farmers  feed  ingredients  are  easily available at affordable prices, livestock forage planted palm perkebunana dilahan the age of 5 years with extensive 3 ha forage crops forage Brachiaria and Stylosanthes ruziziensis Guianeniserta, as well as waste agriculture, which can increase the rate of goats nuts. Livestock production performance shows R1, R2  and R3  highly significant (P <0.01) higher than R3, whereas to measure the growth rate of goats nuts (R1) which is  the  regression  coefficient  Yk  =  14:33  +2.02  X  (R2)  which  is  the  regression coefficient Yk = 14.34 +1.75 x, and (R3) which regress coefficient Yp = 14.34 + 1.58 y obtained regression equation with the same value of R2= 0.99, not only petambahan weight  are  visible  on  the  nut  goats  in  ruziziensis  give  forage  Brachiaria  and Stylosanthes  guianenis  but  goats  seem  nuts  over  fluffy,  slippery,  sparkling  eyes, smooth and healthy. Gains derived by farmers around R1 Rp.1.058.602/bulan B/C 1.2, R2  around  Rp.984.145/bulan  B/C  1.2  due  to  variable  expenses  and  the  cost  of production,  while  approximately  R3  Rp.666.268/bulan  B/C  1.1  expenditure concentrated on variable costs, labor costs and the purchase of seeds.
USAHA TANI TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN DALAM ANALISIS EKONOMI DI PETANI DI PEDESAAN Adawiyah, Cut R.; Rusdiana, S.
JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN Vol 2, No 01 (2016): JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN
Publisher : JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.596 KB)

Abstract

Penelitian di lakukan di Desa Mekarsari Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut Jawa Barat, penelitian dilakukan dengan metoda survey lapang  pada tahun 2013 dengan menggunakan koisioner dan wawncara terhadap 20 petani tanaman pangan dengan agroekosistem lahan pertanian, sawah, ladang, lahan kering berbasis sayuran, dan palawija. data sekunder dari petani dan data primer dari Dinas setempat dan dari hasil penelitian terdahulu, kemudian data primer dan data sekunder yang sudah terkeumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif, kuantitatif serta analisis ekonomi.Tujuan tulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui usahatani  tanaman pangan  dan peternakan dalam analisis ekonomi di petani dipedesaan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa usaha tanaman pangan merupakan usaha yang esensial usaha pokok dan ternak sebagai usaha sampingan. Besarnya penyerapan tenaga kerja keluarga petani menanam padi sekitar (208,5 Hok)  jagung sekitar (208 Hok, kacang tanah sekitar (175,5 Hok) dan ubi kayu sekitar (161,22 Hok) . Untuk usaha ternak sapi potong sekitar (158,5 Hok), ternak kambing (179 Hok) dan ternak domba sekitar (180,9 Hok). Kontribusi dari usaha tanaman pangan dan ternak memiliki peran yang sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Kontribusi dari usaha tanaman pangan dan ternak memiliki peran yang sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Hasil pendapatan bersih dari usaha tanaman pangan padi sekitar Rp.4.220.750/tahun/petani, jagung sekitar Rp.4.267.500/tahun /petani dan ternak domba sekitar Rp.1.812.120/tahun/petani, ternyata keuntungan yang diperoleh petani tertinggi dari usaha tanaman pangan, sedangkan usaha ternak sebagai usaha diversifikasi dari usaha tanaman pangan dan sebagai pengisi waktu luang petani dari usaha pokok pertanian.   Kata kunci : usahatani tanaman pangan  dan peternakan, analisis  ekonomi
The Resilience of Smallholder Layer-Chicken Farmers Throughout the COVID-19 Pandemic: Evidence from Indonesia Priyono; Kusumaningrum, D. A.; Rusdiana, S.; Praharani, L.; Widiawati, Y.; Kostaman, T.; Herliatika, A.; Pratiwi, N.; Azizah, N.; Iji, P. A.
Tropical Animal Science Journal Vol. 47 No. 3 (2024): Tropical Animal Science Journal
Publisher : Faculty of Animal Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5398/tasj.2024.47.3.392

Abstract

Smallholder layer-chicken farming in Indonesia is essential to ensure national food production, food security, and economic resilience. During the COVID-19 pandemic, small-scale layer-chicken farming exhibited adaptability. This study aims to assess the smallholder layer-chicken farmers resilience in Indonesia during the challenges posed by the COVID-19 pandemic. This research employed cross-sectional data collected from February to July 2023 from 114 smallholder layer chicken farmers in West Java, Central Java, and East Java using a purposive sampling technique. Data analysis used descriptive statistics, financial analysis, and the Wilcoxon Signed Rank Test. The results showed that the COVID-19 pandemic impacted the decline in the population and production of layer-chicken at the beginning of the COVID-19 pandemic but subsequently demonstrated an increase afterward. Financial analyses showed an increase in operational costs, specifically feed and labor, during the COVID-19 pandemic. The layer-chicken farms could adapt and maintain profitability amidst increasing operational costs. The findings showed that the COVID-19 pandemic significantly impacted increasing feed costs (p<0.05) and labor costs (p<0.05). The revenue-cost ratio remained relatively stable. The study also showed significant differences in profit levels before, during, and after the COVID-19 pandemic (p<0.05). Profit levels decreased during the beginning of the COVID-19 pandemic and recovered afterward, showcasing the smallholder layer chicken farmer’s resilience during the COVID-19 pandemic. These findings offer valuable insights for policy formulation aimed at fortifying the resilience demonstrated by smallholder layer-chicken farming in Indonesia amidst the challenges posed by the COVID-19 pandemic and other potential crises in the future.