Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MENJAHIT BENANG MERAH NARASI SEJARAH ISLAM DOMPU Ni Putu Eka Juliawati; Abu Muslim; Luh Suwita Utami
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.885

Abstract

Penelitian ini adalah bagian dari penelitian sejarah yang bertujuan untuk melihat secara berkesinambungan bagaimana narasi sejarah Islam di Dompu Nusa Tenggara Barat. Tulisan ini diarahkan sebagai inventarisasi narasi sejarah Dompu menggunakan metode sejarah meliputi empat tahapan, yaitu: tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Selanjutnya melihat benang merah Narasi sejarah Islam Dompu, yang belakangan menjadi perbincangan eksistensialis kerajaan yang sering dikaitkan dengan kerajaan tetangganya Bima, dimana pemosisian Dana Mbojo juga turut serta dalam perdebatan itu. Kajian ini menunjukkan bahwa dalam aspek sejarah lokal Dompu, narasi itu dapat ditemukan dalam tinggalan arkeologi sebagai bukti adanya kepercayaan masyarakat pra Islam, tradisi lisan yang berkembang, dokumen Majapahit, Pengaruh Ternate-Tidore, Arsip Makassar berbasis Lontara bilang, serta persinggungan dengan orang melayu. Ke semua itu menunjukkan bahwa dalam narasi sejarah Islam Dompu dapat dilihat dari berbagai aspek yang dapat ditelusuri melalui eksplorasi terhadap tinggalan artefak, kontak dengan kerajaan sekitar, serta penyambungan informasi lokal berbasis lisan yang disampaikan turun temurun. Tulisan ini menyajikan potensi perbincangan itu sebagai hal yang tidak bisa diabaikan dalam usaha memahami lebih dalam apa sesungguhnya yang terjadi di Dompu masa lalu.
PUANG KALI TAHERONG: BIOGRAFI DAN KARAMAHNYA Abu Muslim
Al-Qalam Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.421 KB) | DOI: 10.31969/alq.v23i2.417

Abstract

Penelitian ini merupakan sebuah penulisan Biografi Ulama yang memilih secara purposive seorang ulama lokal yang memiliki kharisma, kemampuan membaca dan mentramisi kitab kuning, serta mempunyai lembaga pendidikan yang menjadi pusat pengajaran Islam di daerahnya. Penelusurannya kemudian dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan observasi dan wawancara sebagai alat pencarian datanya. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sinjai ini selanjutnya memilih sosok KH. Muhammad Tahir atau yang lebih dikenal dengan sebutan Puang Kali Taherong. Pemaknaan hidup keberagamaan yang dipunyai oleh Puang Kali membuat masyarakat sinjai sangat menghormati dan memposisikannya sebagai pelopor Panrita Kittak yang belakangan menjadi slogan penyebutan Sinjai, sebagai patron pengajaran kitab-kitab kuning dan pencetak ulama pada zamannya. Puang Kali Taherong, oleh kerabat dikenal juga sebagai tokoh yang sangat MANINI (wara) dalam kehidupan kesehariannya. Puang Kali Taherong juga dikisahkan banyak memiliki Qaramah dalam perjalanan hidupnya, sehingga oleh masyarakat Sinjai ada yang mengasosiasikannya sebagai seorang wali Allah. Kontribusinya dalam pengajaran Kitab Kuning juga telah melahirkan banyak murid yang kemudian dikenal sebagai panrita baik di Kabupaten Sinjai, maupun di luar kabupaten Sinjai. Beliau sangat memerhatikan arti penting pengajaran dan pengamalan keislaman dalam kehidupannya. Sehingga dalam keteguhannya itulah, kemudian mempelopori berdirinya lembaga pendidikan agama Islam yang dikenal dengan Madrasah Islamiyah Al Watoniyah
PRESERVING RELIGIOUS MODERATION LITERACY IN PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AS-SUNNAH PARAPA NORTH GALESONG DISTRICT TAKALAR REGENCY Abd. Karim; Wardiah Hamid; Muhammad Nur; Abu Muslim
Al-Qalam Vol 27, No 2 (2021)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v27i2.985

Abstract

This article examined religious literacy in Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa. Religious literacy is regarded as a forum for maintaining religious moderation and even strengthening religious moderation in Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa, Takalar. The stigma of the veil is often a measure of how extreme a person is in religion. However, people at this pesantren are different from the veiled community in Galesong. They are very moderate and essential in overseeing religious moderation. They are very inclusive by building good relations with the local community, building educational institutions, prospering mosques, and building radio stations as a forum for da’wah. In addition, this article also examined the long journey of forming a settlement around Pesantren Tahfidzul Qur’an As-Sunnah Parapa. They were finally able to mingle with the local community with various approaches, although there were several rejections during the initial period of their arrival. The data were obtained through direct interviews with the local community. Data tracking and data processing were operated using qualitative research methods
ARTIKULASI RELIGI SAJAK-SAJAK BASUDARA DI MALUKU Abu Muslim
Al-Qalam Vol 19, No 2 (2013)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.194 KB) | DOI: 10.31969/alq.v19i2.155

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang mengidentifikasi petuah bijak dalammasyarakat. Fokus penelitian berorientasi pada penelusuran nilai-nilai keagamaan dalam artikulasinya,dengan persaudaraan (kerukunan) sebagai tema besarnya. Analisis isi digunakan untuk mengkajimuatan kandungan etik riligiusnya. Pengejewantahannya diperoleh dari masukan para informan yangkompeten dielaborasi dengan teori-teori etika keagamaan yang berkaitan. Di Maluku, perwujudannyadapat dilihat pada kapata, pantong, jugulu-jugulu serta kearifan lokal dalam ikatan pela dan gandongyang memuat nilai-nilai budaya dalam wujud sastra. Pengaplikasiannya sangat mendukung aktualisasinilai kerukunan. Kesemuanya menunjukkan relasi sosial yang tidak hanya sekadar menggambarkanprinsip hidup dan penghormatan antara satu dengan yang lainnya, tetapi pengamalannya dapatmenumbuhkembangkan kerangka kasih sayang dan kerukunan hidup antar warga Maluku yang sangatheterogen, baik dari kesukuan maupun keagamaan. Secara teknis, hal ini melahirkan sebuah falsafahkeberagamaan Salam-Sarane sebagai pola hidup beragama yang khas sebagai agama orang-orangbersaudara di bumi Maluku yang satu. Penguatan pemahaman petuah bijak berbasis keagamaan dapatmewujudkan sosok manusia Maluku yang utuh dan integral sekaligus menjadi harmoni religi untukmeningkatkan diri dalam kesadaran kolektivitas sebagai hamba yang bersaudara.
MORFOLOGI MASJID KUNO AJI AMIR HASANUDDIN TENGGARONG KUTAI KARTANEGARA Abu Muslim
Al-Qalam Vol 21, No 1 (2015)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.95 KB) | DOI: 10.31969/alq.v21i1.201

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang mengkaji tentang masjid tua sebagaipeninggalan arkeologi bernuansa Islami dilakukan di Provinsi Kalimantan Timur dengan memilihsecara purposif Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Kutai Kartanegara sebagai objek kajian. Penelitianini bertujuan untuk mengungkap morfologi struktur bangunan masjid-masjid kuno sebagai benda cagarbudaya berusia di atas 50 tahun. Morfologi, yang dimaksudkan di sini adalah bentuk-bentuk dari setiapbagian struktur bangunan masjid yang diamati satu persatu dengan mengungkap bahan, teknologi,gaya/motif serta fungsinya. Bangunan masjid ini dirancang bercorak rumah adat Kalimantan, yaitufondasinya dibuat dari beton batu kali, tiang dan dindingnya dari kayu ulin (kayu besi), sedangkanatapnya menggunakan atap sirap. Masjid ini didirikan tahun 1874 dan telah direnovasi pada tahun1929 merupakan masjid yang terletak di lokasi strategis antara museum, keraton Kutai Kartanegara,Masjid Agung Sultan Sulaiman serta makam raja-raja Kutai. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat relasiantara penempatan masjid sebagai pusat pengembangan agama dengan sistem pemerintahan kerajaan.Konsep tersebut sejalan dengan pola tata letak kota-kota Islam Jawa yang menggambarkan orientasiserta konfigurasi tata letak yang saling mengikat dan terpola antara masjid dan kedaton sebagai pusatpemerintahan.
KITORANG SAMUA BASUDARA: BIJAK BESTARI DI BILIK HARMONI Abu Muslim
Harmoni Vol. 15 No. 2 (2016): Mei-Agustus 2016
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.712 KB)

Abstract

This study brings us to see the manifestation of local wisdom of Kitorang Samua Basudara as a patient and adhesion tool for fostering religious harmony in the city of Manado. By utilizing qualitative research approach, this study leads us to conduct studies in three aspects; 1) How is Condition Inter- Religious Harmony in Manado City? 2) What is Local knowledge nuanced harmony in the community? and 3) how is the functioning of the value of local wisdom in caring for religious harmony? Interviews and observations have been selected as data collection method. Then, the nature of the study is descriptive and the theory of multiculturalism is used as a tool of analysis. The results showed that local knowledge of Kitorang Samua Basudara proved as an effective mechanism to maintain and preserve religious harmony in Manado. Having seen the internalization of its values in the public space, the practice of coexistence, and its manifestations in all public institutions is noticeable in the making of religious harmony in Manado. Least but not least, Kitorang Samua Basudara has been present and touched the inner recesses of Manado community, as well as a tool of social control of all kinds of conflict and misunderstanding.
PERAN PEREMPUAN DALAM MERAWAT EKSISTENSI MANGNGAJI TUDANG SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI DESA BONDE POLEWALI MANDAR (STUDI BIOGRAFI ANNANGGURU HUDAEDAH) Abu Muslim
EDUCANDUM Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is a descriptive biography with a qualitative approach. This researchrequire stracing the memoir of women clerics reviewing religious patterns carried byfocusing on the function and role of the clergy in society. The study was conducted inPolewali Mandar, West Sulawesi with the focus of writing the biography of a femalecleric (annangguru) named Hudaedah (Annangguru Edda') is concerned with theteaching of the yellow book (mangngaji kittak) at Bonde village in CampalagianDistrict. Annangguru Edda' which although not having the opportunity to havequalified education is a humble figure and a role model of religious knowledge.Among the extremely popularis its ability to teach science to the public “NahwuSharaf”. The process of knowledge transfer using “Manggaji kittak” pattern is doneoutside the boarding management model Mangngaji tudang done at annangguru’shome
The Harmony Taste Of Bakar Batu Tradition On Papua Land abu muslim
Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature and Heritage Vol. 8 No. 1 (2019): HERITAGE OF NUSANTARA
Publisher : Center for Research and Development of Religious Literature and Heritage

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.285 KB) | DOI: 10.31291/hn.v8i1.545

Abstract

This study aims to explore and understand the religious values contained in the Bakar Batu tradition for people in the land of Papua. With a qualitative approach, this research was conducted to find religious values in the culture of society, and describe the various meanings of the community towards these values. After going through the process of interviews, observation and study of documents, this study found that the tradition of Bakar Batu, which is an indigenous culture in the land of Papua, has undergone a transformation in governance, and the purpose of its tradition. Bakar Batu, which used to be a culinary wisdom of the people in the land of Papua, transformed into one of the solvents of vengeance and wound fusion for people who had previously fought each other. Bakar Batu also functions as a medium for channeling the blessings of the Supreme Being to the community, through the hands of executors of tradition. Tolerance, mutual cooperation and mutual respect are also reflected in the noble values of the implementation of the Bakar Batu tradition in the midst of the Papuan people. Bakar Batu is now a unifying medium between indigenous Papuans, people living in Papua, and migrants. The depth and noble wisdom of the process of Bakar Batu implementation also shows the achievement of religious values that have the potential to realize shared ideals towards a land of peace in Papua. Keywords: Bakar Batu, Papua, Culinary, Harmony Taste, Tolerance