Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENYAJIAN INFORMASI ARKEOLOGIS DI OBYEK WISATA PURA GOA GAJAH Ni Putu Eka Juliawati
Forum Arkeologi VOLUME 24, NOMOR 2, AGUSTUS 2011
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5191.378 KB) | DOI: 10.24832/fa.v24i2.140

Abstract

DORO MPANA: SITUS KUBUR DARI ABAD KE-13-14 MASEHI Ni Putu Eka Juliawati; Luh Suwita Utami; Rochtri Agung Bawono; Ruly Setiawan; Abu Muslim; Aldhi Wahyu Pratama
Forum Arkeologi VOLUME 34, NOMOR 1, APRIL 2021
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/fa.v34i1.684

Abstract

Dompu or ‘dompo’ is a kingdom mentioned in Negarakertagama Book which dates to 1365 AD as one of the kingdoms Patih Gajah Mada wanted to conquer. Then, ‘Dompu’ reappears in Gowa Kingdom Chronicle in early 17th century AD. For three centuries it was unknown how Dompu Kingdom was. The findings of ceramics, pottery, human skeleton and dimpa stone at Doro Mpana, have given a hint of a community’s life and its culture in the past. This study aims to uncover the chronology of Doro Mpana as burial site and the burial cultural form. Data collected through excavation, observation and literature study. The data are analysed contextually related to the relation among archaeological data. To find out the absolute chronology, radiocarbon dating analysis was performed in the laboratory. The result shows the site came from 13th-14th century AD. The use of dimpa stones as grave markers is a characteristic of burial rituals, in addition to providing grave goods such as pottery and ceramics. The use of dimpa stones at Doro Mpana indicates the utilization of surrounding natural resources because the source of dimpa stones, which is diorite stones, found not far from the site. Dompu atau ‘dompo’ adalah nama sebuah kerajaan yang disebutkan dalam Kitab Negarakertagama yang berangka tahun 1365 Masehi, sebagai salah satu kerajaan yang ingin ditaklukkan oleh Patih Gajah Mada. Nama Dompu muncul kembali dalam kronik Kerajaan Gowa pada awal abad XVII Masehi. Selama tiga abad tidak diketahui bagaimana gambaran Kerajaan Dompu. Temuan keramik, gerabah, rangka, dan batu dimpa di Situs Doro Mpana, Dompu telah memberi petunjuk adanya sebuah kehidupan masyarakat dan budayanya di masa lalu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap kronologi dimanfaatkannya Situs Doro Mpana sebagai penguburan serta bentuk budaya penguburannya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ekskavasi, survei lingkungan, dan studi pustaka. Data dianalisis secara kontekstual terkait hubungan antardata arkeologi. Untuk mengetahui kronologi absolut dilakukan analisis radiocarbondating di laboratorium. Hasil analisis menunjukan situs berasal dari abad ke-13-14 Masehi. Penggunaan batu dimpa sebagai penanda kubur menjadi sebuah ciri khas dalam ritual penguburan di Doro Mpana, selain pemberian bekal kubur berupa gerabah dan keramik. Penggunaan batu dimpa di Situs Doro Mpana menunjukkan pemanfaatan sumberdaya alam sekitar karena sumber batu dimpa yaitu batu diorite ditemukan tidak jauh dari situs.
Doro Bata Site in Dompu, Nusa Tenggara Barat: Study on Form, Space, and Time I Nyoman Rema; Ni Putu Eka Juliawati; Hedwi Prihatmoko
Kapata Arkeologi Vol. 14 Iss. 1, July 2018
Publisher : Balai Arkeologi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/kapata.v14i1.505

Abstract

Situs Doro Bata merupakan situs yang memiliki nilai penting bagi sejarah kebudayaan masyarakat Dompu, yang masih dapat disaksikan jejak-jejaknya hingga saat ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk, ruang, dan waktu Situs Dorobata. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan teknik ekskavasi, studi pustaka, dan wawancara. Data kemudian dianalisis secara spesifik, himpunan, dan konteks. Berdasarkan kegiatan penelitian di situs ini, dapat diketahui bahwa Bukit Dorobata berbentuk teras dengan tujuh undakan dan sebuah tangga masuk dari arah barat, dan pada bagian puncaknya ditemukan struktur pondasi yang diduga sebagai pondasi bangunan dengan konstruksi kayu. Situs ini berada pada sebuah bukit yang layak dijadikan hunian mengingat dukungan sumber daya alam di sekitarnya.  Berdasarkan keterangan budayawan dan hasil studi literatur diketahui bahwa situs ini tercipta ketika Dompu mendapatkan pengaruh kebudayaan Majapahit pada abad ke-14, dan diduga ditinggalkan pada abad ke-19 ketika meletusnya gunung Tambora.Doro Bata site is a site that has an important value for cultural history of Dompu society, of which traces can still be witnessed to this day. The purpose of this research is to recognize the form, space, and time of Doro Bata Site. Data collection was done through observation by excavation technique, literature study, and interview. The collected data was then analyzed and summarized. Based on the research activities on this site, it can be evident that the Doro Bata Hill is a seven-step terrace (berundak) and a stairway entering from the west, and at the top part was found a structure presumably as the foundation of a building with wooden construction. This site is located on a hill that deserves to be occupied into the settlement given the support of natural resources in the vicinity area. Based on the information from a number of cultural experts and the results of literature studies, it is known that this site was created when Dompu got the influence of Majapahit culture in the 14th century, and allegedly abandoned in the 19th century during the eruption of Mount Tambora. 
MENJAHIT BENANG MERAH NARASI SEJARAH ISLAM DOMPU Ni Putu Eka Juliawati; Abu Muslim; Luh Suwita Utami
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.885

Abstract

Penelitian ini adalah bagian dari penelitian sejarah yang bertujuan untuk melihat secara berkesinambungan bagaimana narasi sejarah Islam di Dompu Nusa Tenggara Barat. Tulisan ini diarahkan sebagai inventarisasi narasi sejarah Dompu menggunakan metode sejarah meliputi empat tahapan, yaitu: tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Selanjutnya melihat benang merah Narasi sejarah Islam Dompu, yang belakangan menjadi perbincangan eksistensialis kerajaan yang sering dikaitkan dengan kerajaan tetangganya Bima, dimana pemosisian Dana Mbojo juga turut serta dalam perdebatan itu. Kajian ini menunjukkan bahwa dalam aspek sejarah lokal Dompu, narasi itu dapat ditemukan dalam tinggalan arkeologi sebagai bukti adanya kepercayaan masyarakat pra Islam, tradisi lisan yang berkembang, dokumen Majapahit, Pengaruh Ternate-Tidore, Arsip Makassar berbasis Lontara bilang, serta persinggungan dengan orang melayu. Ke semua itu menunjukkan bahwa dalam narasi sejarah Islam Dompu dapat dilihat dari berbagai aspek yang dapat ditelusuri melalui eksplorasi terhadap tinggalan artefak, kontak dengan kerajaan sekitar, serta penyambungan informasi lokal berbasis lisan yang disampaikan turun temurun. Tulisan ini menyajikan potensi perbincangan itu sebagai hal yang tidak bisa diabaikan dalam usaha memahami lebih dalam apa sesungguhnya yang terjadi di Dompu masa lalu.
AKTIVITAS MASA LALU MASYARAKAT PENDUKUNG SITUS DORO MPANA, DOMPU Ni Putu Eka Juliawati; Sonny Chr. Wibisono; Luh Suwita Utami; Ati Rati Hidayah; Nyoman Rema
AMERTA Vol. 37 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract, Past Community Activities in Doro Mpana Site, Dompu. Research at Doro Mpana Site started with a report from the Head of Kandai Satu Village about the findings of a number of objects which are suspected of being archaeological remains in the form of earthenware fragments, ceramics, metal objects, human bone fragments, and Batu Dimpa. Batu Dimpa is a term given by the community for flat stones which are believed to be ancient grave markers. The purpose of this study was to determine the activities carried out by the community of Doro Mpana Site in the past. Data was collected through excavation, survey, and interview methods. Data were analyzed using specific analysis that focused on the physical characteristics of artifacts and contextual analysis related to the connection between archeological data. Three excavation squares were opened in this first phase of research. The results of excavation are earthenware fragments, foreign ceramic fragments, andesite stones, Batu Dimpa, brick structures, and human bone fragments. In the past, Doro Mpana site was once used for burial. Foreign ceramics findings show that the community in the past had been in contact with the outside world in trade relations. Utilization of Doro Mpana as a settlement in more recent time is supported by brick findings and some historical records. Keywords: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa   Abstrak, Penelitian di Situs Doro Mpana diawali dengan laporan Lurah Kandai Satu tentang temuan sejumlah benda yang diduga merupakan tinggalan arkeologi berupa fragmen gerabah, keramik, benda logam, fragmen rangka individu manusia, dan Batu Dimpa. Batu Dimpa adalah sebutan masyarakat untuk batu pipih yang dipercaya merupakan penanda kubur kuno. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas masyarakat pendukung Situs Doro Mpana pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ekskavasi, survei, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis khusus yang menitikberatkan ciri fisik artefak dan analisis kontekstual yang berkaitan dengan hubungan antardata arkeologi. Tiga buah kotak ekskavasi dibuka dalam penelitian tahap pertama ini. Adapun hasil ekskavasi adalah berupa fragmen gerabah, fragmen keramik asing, batu andesit, Batu Dimpa, struktur bata, dan fragmen tulang individu manusia. Pada masa lalu Situs Doro Mpana pernah dimanfaatkan untuk penguburan. Temuan keramik asing menunjukkan bahwa masyarakat pada masa lalu telah mengadakan kontak dengan dunia luar dalam hubungan perdagangan. Pemanfaatan Doro Mpana sebagai permukiman pada masa yang lebih muda didukung temuan bata dan catatan sejarah. Kata Kunci: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa