Fitria Hasanuddin
Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENERAPAN SENAM KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS St. Suarniati; Fitria Hasanuddin; Nasriani Nasriani

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/asjn.v1i2.20190

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang di sebabkan karena kurangnya insulin. Salah satu komplikasi DM adalah terjadinya ulkus diabetik.  Pencegahan   terjadinya ulkus dapat dilakukan dengan senam kaki diabetik karena sangat bermanfaat untuk membantu melancarkan peredaran darah di kaki, memperkuat otot kaki, mempermudah gerakan sendi kaki, mengurangi nyeri, kerusakan saraf, dan membantu menurunkan kadar gula darah. Untuk mengetahui gambaran penerapan senam kaki Diabetik terhadap Sensitivitas Kaki dan kadar GDS pada pasien DM. Pendekatan deskriptif, Case Study dengan melakukan pengukuran Pre dan post Senam Kaki Diabetik. Dalam Penerapan Senam Kaki Pada Pasien DM Ny”R” tidak mengalami perubahan dan memiliki sensitivitas kaki yang baik dan pada pasien Ny”E”   terjadi   perubahan   dan   memiliki   sensitivitas   kaki   sedang dan nilai GDS.   Penerapan senam kaki diabetik jika dilakukan secara berkala maka dapat membantu menurunkan kadar gulah darah pada pasien DM serta dapat meningkatkan sensitivitas kaki dan derajat status kesehatan penderita DM menjadi lebih baik lagi. promosi kesehatan untuk mengajarkan penderita DM dimasyarakat dalam melakukan senam kaki dalam pencegahan komplikasi DM.
EVALUASI PERUBAHAN ADEKUASI HEMODIALISA TERHADAP DUKUNGAN KELUARGA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG DIBERIKAN RANGE OF MOTION Fitria Hasanuddin
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 9, No 1 (2018): Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.005 KB) | DOI: 10.32382/jmk.v9i1.123

Abstract

ABSTRAKGagal Ginjal Kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) merupakan masalah yang terjadi pada penurunan fungsi ginjal dikarenakan ginjal menjadi organ vital dalam menjaga kesehatan tubuh dan hemodialisa menjadi tindakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme yang tidak mampu dikeluarkan oleh tubuh. Kerusakan ginjal secara berkelanjutan dan laju filtrasi glomerulus (GFR) terus semakin menurun yang akan menimbulkan efek uremik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan evaluasi adekuasi hemodialisa dan pengaruh dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal kronik yang diberikan range of motion (ROM) di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif desain survey analitik cohort dengan pendekatan eksploratif longitudinal. Jumlah responden yang pada penelitian sebanyak 14 orang, yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 9 responden diberikan intervensi ROM dan hemodialisa serta 5 responden yang menjalani terapi hemodialisa sebagai kelompok kontrol. Uji statistic paired t test untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah diberikan range of motion pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil pada penelitian ini yakni setelah kunjungan ke-8 pada kelompok intervensi (ROM+Hemodialisa) diperoleh nilai URR p = 0,05 (Mean 76,00 ; SD 11,32) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan nilai URR setelah dilakukan range of motion. Dan Kt/V pada kedua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan sebelum dan setelah pemberian range of motion. Pada Uji pearson correlation didapatkan data tidak ada pengaruh dukungan keluarga terhadap perubahan nilai adekuasi hemodialisa diperoleh nilai p > 0,05. Simpulan penelitian ini secara statistic tidak memberi pengaruh namun secara klinisi memberi dampak perubahan pada nilai adekuasi hemodialisa dengan memperhatikan lamanya hemodialisa, frekuensi hemodialisa dan berat badan kering.Kata kunci: Adekuasi hemodialisa, Dukungan keluarga, Range of motion (ROM.)
PENERAPAN LATIHAN RANGE Of MOTION (ROM) PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS Rahmawati - Said; Fitria - Hasanuddin; Nia Angraini Mokodompit
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2019): Media Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v10i2.1299

Abstract

Chronic kidney failure (CKD) or Chronic Kidney Diseases (CKD) is a problem that occurs in the decline in kidney function because the kidneys become a vital organ in maintaining a healthy body. Decreased kidney function causes the kidneys can not maintain the balance of metabolism, fluid and electrolytes which can lead to uremia. This study aims to see the extent of the application of ROM exercises in Chronic Kidney Failure Patients in Meeting the Needs of Activities. This research is using descriptive case design with a case study approach. The results of this study are intradialysis ROM exercises in patients undergoing hemodialysis therapy can influence the level of fatigue (fatigue). This began to be seen in the treatment of the third to the sixth has changed and the value of fatigue has increased. Which means that the higher the value of fatigue, the better the quality of life of patients with chronic renal failure. But this exercise must be done continuously. Conclusion: Intradilysis ROM exercises in hemodialysis patients can affect the level of fatigue (fatigue).Keywords: Fatigue, ROM Exercise, CKD
PENERAPAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT PASIEN STROKE DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS Fitria - Hasanuddin; Rahmawati - Said; St. Suarniati - -
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 1 (2019): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3631.805 KB) | DOI: 10.32382/jmk.v10i1.893

Abstract

ABSTRACTThe most common cause of death in the world is among strokes. Where strokes rank third as the main cause of death after coronary heart disease and cancer in developing countries. Of the 56.4 million deaths worldwide in 2015, more than half (54%) were caused by 10 main causes, one of which was ischemic heart disease and stroke. In Indonesia, stroke ranks third in the cause of death, with an estimated 500,000 people affected by stroke. From this number there is a possibility that one third can recover, another third will experience mild to moderate functional disorders and the remaining third will experience severe functional disorders that require patients to carry out continuous bed rest and wrong actions to take are range of motion (ROM).This study aims to describe the application  range of motion (ROM) to muscle strength in stroke patients in meeting their activity needs. This study used a descriptive method with a case study approach in patients who had a stroke from July 10 to July 16, 2018. The instruments used were interview guidelines, wide patient documentation checklist. Data were analyzed based on the results of interviews, measurements of muscle strength and joint degrees before and after range of exercise (ROM).The results of this study after the morning and evening range of motion were found to increase muscle strength after Range Of Motion (ROM) exercise was performed on the 7th day and there was an increase in joint degrees in the limbs of the shoulders, elbows, thighs, and knees after Range training. Of Motion (ROM).The conclusion of this study is that giving range of motion is highly recommended for stroke patients in increasing muscle strength and improving the patient's condition.Keywords: Range Of Motion (ROM), Stroke
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : RUPTUR URETRA Harmawati Muslimin; Sitti Zakiyyah Putri; Fitria Hasanuddin
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 2 (2022): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v13i2.2758

Abstract

Ruptur uretra adalah suatu cedera yang mengenai uretra sehingga menyebabkan ruptur pada uretra. Ruptur uretra adalah kerusakan kontinuitas dari uretra yang disebabkan oleh ruda paksa yang datangnya dari luar. Memperoleh pengalaman dan penerapan Asuhan Keperawatan Pada Tn.S dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Ruptur Uretra. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen format pengkajian kebutuhan nutrisi dengan pemenuhan pengumpulan data menggunakan Teknik wawancara dan observasi. . Setelah melakukan pengkajian didapatkan data subjektif yaitu klien Nyeri pada saat berkemih dan cemas terhadap penyakitnya.data objektif klien mengatakan cemas berkurang. Diagnosa yang di angkat yaitu Nyeri akut b/d inflamasi saluran kemih, Gangguan eliminasi BAK b/d ruptur pada uretra, Intoleransi aktivitas b/d keterbatasan gerak, Cemas b/d kurang informasi tentang penyakit Ruptur Uretra.Intervensi yang dilakukan peneliti yaitu: kaji tingkat  beratnya nyeri (skala 0 – 10) dan lokasi, Observasi Tanda­–tanda vital, pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler, Ajarkan tekhnik relaksasi (napas dalam), Kolaborasi dalam pemberian obat analgetic, kaji pola urine, pantau masukan dan pengeluaran serta karakteristik urine, kaji warna urine, Adapun diagnosa keperawatan yang teratasi  adalah : Cemas berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit ruptur uretra : Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi dengan penyakityna, Klien mengatakan sudah tidak cemas dan gelisah.
Penerapan Terapi Bermain Puzle Pada Pasien Anak dengan Gangguan Kecemasan Sri Ulfa Handayani; Ratna Mahmud; Aslinda Aslindah; Fitria Hasanuddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v12i1.865

Abstract

Introduction: Anxiety is an individual's emotional state and subjective experience of an obscure and specific object due to the anticipation of danger that allows the individual to take action to deal with the threat. The action taken is providing play therapy to reduce anxiety in usis pediatric patients (3-6 years) by providing alphabetical puzzle play therapy. Objective: Describe the application of play therapy in children with anxiety disorders. Method: This study used a descriptive case study design presented as a narrative using the method of collecting observational and interview data. Result: After the application of play therapy three times, there was a decrease in anxiety in the child. Conclusion: There is a decrease in anxiety in children after applying alphabetical puzzle play therapy. Mapplies play therapy as one of the nursing interventions and as a non-pharmacological treatment for pediatric patients who experience anxiety
Penerapan Terapi Bermain Puzle Pada Pasien Anak dengan Gangguan Kecemasan Sri Ulfa Handayani; Ratna Mahmud; Aslinda Aslindah; Fitria Hasanuddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v12i1.865

Abstract

Introduction: Anxiety is an individual's emotional state and subjective experience of an obscure and specific object due to the anticipation of danger that allows the individual to take action to deal with the threat. The action taken is providing play therapy to reduce anxiety in usis pediatric patients (3-6 years) by providing alphabetical puzzle play therapy. Objective: Describe the application of play therapy in children with anxiety disorders. Method: This study used a descriptive case study design presented as a narrative using the method of collecting observational and interview data. Result: After the application of play therapy three times, there was a decrease in anxiety in the child. Conclusion: There is a decrease in anxiety in children after applying alphabetical puzzle play therapy. Mapplies play therapy as one of the nursing interventions and as a non-pharmacological treatment for pediatric patients who experience anxiety
Latihan Relaksasi Nafas Dalam Pada Pasien Hipertensi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Juliet Sindy Opentu; Rahmawati; Fitria Hasanuddin; Rahma Mahmud
Jurnal Mitrasehat Vol. 11 No. 2 (2021): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v11i2.306

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular yang berpotensi menyebabkan kematian dini secara tiba-tiba. Faktor pemicu yakni umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan factor terkait dengan gaya hidup serta perilaku juga dapat menjadi alasan terbesar, di akibatkan sedikit mengeluarkan energi (kurangnya aktivitas fisik), konsumsi alkohol dan tembakau, kelebihan berat badan atau obesitas, diet yang tidak sehat (konsumsi garam berlebih, diet tinggi lemak jenuh, dan rendahnya konsumsi buah dan sayuran), konsumsi makanan yang instan memiliki kandungan kimia yang tinggi disebabkan semakin maraknya produk makanan kemasan dan cepat saji yang cenderung lebih di sukai oleh masyarakat karena kenikmatan rasa dan kemudahan dalam memperolehnya. Tujuan penelitian untuk mengetahuai penerapan latihan relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman. Penelitian ini menggunakan design quasi experiment, one group pre-test dan post test. Hasil penelitian menujukkan teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan pada hari pertama sampai hari ke empat, hal ini di karenakan pasien yang sering mengalami nyeri pada tengkuk dan melakukan teknik relaksasi secara mandiri, namun hasil tekanan darah masih dalam kategori hipertensi. Kesimpulan: latihan relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan, mampu menurunkan tingkat nyeri pada pasien hipertensi di Puskesmas Panambungan dan terdapat hubungan antara usia, stress serta mengkomsumsi garam berlebih terhadap peningkatan tekanan darah
Respon Masyarakat terhadap Pemeriksaan SWAB Antigen dan Vaksinasi Covid-19 Fitria Hasanuddin; St. Suarniati; Nasriani
Jurnal Mitrasehat Vol. 12 No. 1 (2022): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v12i1.322

Abstract

Virus corona atau sering dikenal dengan Covid-19 merupakan salah satu jenis virus yang menyebabkan penyakit pada manusia. Penularan corona virus 19 yang disebabkan oleh SARS–CoV masih melanda dunia khususnya Indonesia. Pada pelaksanaan pemberian vaksin banyak faktor yang mempengaruhi dan penerimaan pemeriksaan antigen sebagai langkah awal untuk menscreening kejadian covid 19 dan vaksinasi sebagai upaya meningkatkan imunitas. Persepsi dan gambaran masyarakat terhadap vaksin menjadi ujung tombak dalam menyukseskan pemberian vaksin di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap swab antigen dan vaksinasi covid–19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang berbentuk deskriptif analitik, dengan studi korelasi dan desain studi cross-sectional. Instrument yang digunakan berbasis online. Hasil : terdapat 61 (51,7%) responden yang pernah melakukan pemeriksaan Swab antigen yang terdiri pernah melakukan pemeriksaan antigen 1 kali : 24 responden, 2 kali 16 responden, >2 kali 21 responden dan 57 ( 48,3%) responden yang belum pernah melakukan pemeriksaan swab antigen. Gambaran penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi covid -19 pada masa penelitian ini adalah yakni 13 (11%) sudah melakukan vaksinasi , dan belum vaksinasi 105 ( 89%). Dan ketika diberlakukan dan ditawarkan vaksinasi dimasyarakat terdapat responden yang bersedia sebanyak 72 (61%), menolak 15 (12,7%) dan 31 (26,3%) masih ragu-ragu. Kesimpulan : penerimaan masyarakat terhadap pemeriksaan swab antigen yang pernah melakukan pemeriksaan paling banyak dikarenakan ada kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif covid 19 sebanyak 26 (22%), menolak karena tidak ada gejala yang berarti untuk urgensi pemeriksaan sebanyak 37 (31,4%). Data penerimaan masyarakat terhadap vaksin, dimana terbanyak yang bersedia karena untuk meningkatkan system kekebalan tubuh 29 (24%), menolak terbanyak dikarenakan adanya berita di tengah masyarakat bahwa sudah ada orang yang pernah di vaksin tapi masih tetap terinfeksi virus covid-19 sebanyak 6 (0,5%) dan ragu-ragu terbanyak dikarenakan vaksin tersebut belum selesai uji coba dan terlalu banyak jenisnya terbanyak 6 (0,5%).
ANALISIS PERAWATAN DAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Nurlina; Fitria Hasanuddin; Rahmawati; Harmawati; Mita Aryuninda
Jurnal Mitrasehat Vol. 15 No. 1 (2025): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v15i1.509

Abstract

Latar belakang: Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) terus meningkat secara global, terutama di negara berkembang. Hiperglikemia kronik pada pasien DMT2 dapat merusak pembuluh darah, saraf dan sistem imun, sehingga meningkatkan risiko ulkus diabetik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas teknik perawatan luka, menganalisis pengaruh kontrol gula darah dan edukasi terhadap tahap pemulihan luka, serta faktor-faktor yang memengaruhi pemulihan luka. Metode: Studi ini menerapkan desain deskriptif analitik pada dua pasien memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Perawatan luka meliputi pencucian luka NaCl 0,9%, debridement manual, dan penggunaan dressing, menunjukkan perubahan positif pada eksudat, bau luka, dan tingkat infeksi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor mobilisasi, pengaturan diet, usia dan Pendidikan. Pasien yang mendapatkan edukasi menunjukkan pemahaman yang lebih baik dalam merawat luka secara mandiri di rumah. Edukasi dan pengetahuan keluarga berkontribusi pada dukungan sosial yang memperkuat kepatuhan pasien terhadap perawatan. Kesimpulan: Teknik perawatan luka sesuai standar meliputi pencucian luka dengan NaCl 0,9%, debridement manual, dan penggunaan dressing efektif dalam mempercepat penyembuhan luka. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga meningkatkan pemahaman tentang perawatan luka dan pentingnya kontrol gula darah dalam proses penyembuhan luka pasien DMT2. Faktor yang memengaruhi penyembuhan luka adalah umur, seks, jenjang pendidikan, status nutrisi, dan tingkat mobilits fisik.