Nurrahma Wahyu Fitriyani
Faculty Of Medicine, Universitas Brawijaya, Malang - INDONESIA

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Majalah Kesehatan FKUB

Tinjauan Literatur: MIKROBIOM PADA KULIT DALAM PERSPEKTIF DERMATOLOGI Nurrahma Wahyu Fitriyani; Sinta Murlistyarini
Majalah Kesehatan FKUB Vol. 9 No. 2 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.02.7

Abstract

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia. Sebagai pertahanan fisik terluar, kulit bertugas untuk mencegah invasi dari berbagai patogen. Kolonisasi dari berbagai bakteri, jamur, dan virus yang disebut mikrobiom pada kulit berperan esensial dalam proteksi tubuh terhadap patogen yang menyerang, perkembangan dari sistem imun, maturasi dan homeostasis dari imunitas kulit, serta pembersihan sisa-sisa produk alami tubuh. Sebagian besar mikroba yang hidup pada kulit bersifat komensal atau mutualistik pada kondisi normal. Gangguan dan ketidakseimbangan pada komposisi normal mikrobiom, atau disbiosis, dapat menyebabkan pergeseran mikrobiota komensal pada kulit menjadi komunitas mikrobiota yang berbahaya pada penyakit kulit noninfeksi seperti dermatitis atopik, psoriasis, dan akne. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran mikrobioma secara fisiologis pada kulit serta pada beberapa penyakit kulit yang umum dijumpai, seperti dermatitis atopik, akne vulgaris, dan psoriasis. Berbagai studi telah menunjukkan adanya pengaruh perubahan komposisi mikrobiota dapat memicu munculnya penyakit kulit, merangsang eksaserbasi, dan berkontribusi pada progresivitas penyakit kulit. Meningkatnya minat pada penelitian mengenai mikrobiom pada kulit diharapkan dapat membantu para ahli dermatologi untuk lebih banyak mengembangkan alat diagnostik, meningkatkan pehamaman terhadap patogenesis penyakit kulit, serta mengembangkan berbagai modalitas terapi untuk tata laksana pasien yang lebih terpersonalisasi, bahkan dapat disesuaikan dengan karakteristik mikrobiom pada masing-masing individu. Ruang gerak pengembangan dalam hal mikrobiom pada kulit masih sangat luas dan akan memiliki implikasi yang signifikan baik dalam konteks preventif, klinis, maupun terapeutik.