Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFEKTIVITAS AMBULASI DINI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI RSUD KUDUS Rustianawati, Yuni; Karyati, Sri; Himawan, Rizka
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 2 (2013): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Nyeri merupakan pengalaman pribadi yang diekspresikan secara berbeda. Tindakan medis yang sering menimbulkan nyeri adalah pembedahan seperti laparatomi. Komplikasi tindakan pembedahan laparatomi adalah nyeri. Pasien post laparatomi memerlukan perawatan yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh. Hal ini dilakukan dengan pemberian intervensi mobilisasi dini (latihan gerak sendi, gaya berjalan, toleransi aktivitas sesuai kemampuan dan kesejajaran tubuh). Ambulasi dini pasca laparatomi dapat dilakukan sejak di ruang pulih sadar (recovery room) dengan miring kanan/kiri dan memberikan tindakan rentang gerak secara pasif. Latihan ambulasi dini dapat meningkatkan sirkulasi darah yang akan memicu penurunan nyeri.Tujuan : Efektivitas ambulasi dini terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di RSUD Kudus.Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk jenis penelitian Quasi Ekperimen dengan desain penelitian Non Equivalent Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien operasi laparatomi di RSUD Kudus sebanyak 20 orang pada bulan Januari-Pebruari 2013. Teknik pengambilan sampel dengan Accidental Sampling sehingga besar sampel sebanyak 20 responden. Uji analisa data dengan uji Independent Samples T test.Hasil Penelitian : Uji Independent Samples T Test, pada hari ke 1 didapatkan nilai p value = 0.009, hari ke 2 didapatkan nilai p value 0.000 dan hari ke 3 didapatkan nilai p value 0.000. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata intensitas nyeri hari ke 1, 2 dan 3 antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Ha diterima dan Ho ditolak).Kesimpulan : Terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri pada hari ke I, II dan III antara kelompok eksperimen yang melakukan ambulasi dini dan kelompok kontrol yang tidak melakukan ambulasi dini. Untuk itu diperlukan prosedur tetap terhadap intervensi ambulasi dini pada pasien pasca laparatomi dan diperlukan kecakapan perawat dalam pemberian terapi.
EFEKTIVITAS AMBULASI DINI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI RSUD KUDUS Yuni Rustianawati; Sri Karyati; Rizka Himawan
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 2 (2013): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Nyeri merupakan pengalaman pribadi yang diekspresikan secara berbeda. Tindakan medis yang sering menimbulkan nyeri adalah pembedahan seperti laparatomi. Komplikasi tindakan pembedahan laparatomi adalah nyeri. Pasien post laparatomi memerlukan perawatan yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh. Hal ini dilakukan dengan pemberian intervensi mobilisasi dini (latihan gerak sendi, gaya berjalan, toleransi aktivitas sesuai kemampuan dan kesejajaran tubuh). Ambulasi dini pasca laparatomi dapat dilakukan sejak di ruang pulih sadar (recovery room) dengan miring kanan/kiri dan memberikan tindakan rentang gerak secara pasif. Latihan ambulasi dini dapat meningkatkan sirkulasi darah yang akan memicu penurunan nyeri.Tujuan : Efektivitas ambulasi dini terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di RSUD Kudus.Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk jenis penelitian Quasi Ekperimen dengan desain penelitian Non Equivalent Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien operasi laparatomi di RSUD Kudus sebanyak 20 orang pada bulan Januari-Pebruari 2013. Teknik pengambilan sampel dengan Accidental Sampling sehingga besar sampel sebanyak 20 responden. Uji analisa data dengan uji Independent Samples T test.Hasil Penelitian : Uji Independent Samples T Test, pada hari ke 1 didapatkan nilai p value = 0.009, hari ke 2 didapatkan nilai p value 0.000 dan hari ke 3 didapatkan nilai p value 0.000. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata intensitas nyeri hari ke 1, 2 dan 3 antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Ha diterima dan Ho ditolak).Kesimpulan : Terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri pada hari ke I, II dan III antara kelompok eksperimen yang melakukan ambulasi dini dan kelompok kontrol yang tidak melakukan ambulasi dini. Untuk itu diperlukan prosedur tetap terhadap intervensi ambulasi dini pada pasien pasca laparatomi dan diperlukan kecakapan perawat dalam pemberian terapi.
Does the Overcost Prediction Index Relate to Nursing Service Quality in BPJS Inpatients? Rustianawati, Yuni; Rusnoto, Rusnoto; Dedi, Blacius
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Vol. 14 No. 2 (2025): August 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmmr.v14i2.581

Abstract

Health financing through the INA-CBGs system by BPJS Health frequently engenders a discrepancy between the actual hospital tariff and the INA-CBGs tariff. The discrepancy may result in overcosts associated with the quality of nursing services. This study examined the correlation between the overcost prediction index (which encompasses hospital tariffs, disease diagnosis, type of service, and length of stay) and the quality of nursing services in BPJS inpatients. The present study employed a quantitative descriptive method with a cross-sectional design, encompassing 104 BPJS class III inpatients at RSUD dr. Loekmonohadi Kudus, who were selected through a purposive sampling technique. The data were collected using a structured questionnaire tested for validity and reliability, then analyzed univariately and bivariately using Pearson's Chi-Square test. The findings indicated a substantial correlation between the components of the overcost prediction index and the quality of nursing services. This finding is statistically significant and makes a scientific contribution to developing health financing systems and nursing service quality. The practical implications of this study highlight the imperative for periodic evaluation of the INA-CBGs system, the precision of diagnosis coding, and the implementation of theory-based nursing service models to preserve service quality within the limitations imposed by JKN health financing.