Esmaralda Nurul Amany
Department of Otorhinolaringology Head and Neck Surgery, Faculty of Medicine, Andalas University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Endoscopic transsphenoidal resection of craniopharyngioma Dolly Irfandy; Esmaralda Nurul Amany; Bestari Jaka Budiman; Dolly Irfandy; Hesty Lidya Ningsih
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 50, No 2 (2020): Volume 50, No. 2 July - December 2020
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32637/orli.v50i2.338

Abstract

ABSTRACTBackground: Endoscopic surgery techniques had been advancing in this last two decades. Transsphenoidal approach endoscopic surgery to the skull base provides better visualization of the operation field compared to microscopic surgery, and also brought lower morbidity than other techniques. Purpose: To report a transsphenoidal endoscopic skull base surgery for craniopharyngioma resection. Case Report: A case of craniopharyngioma in a 47-year-old man. The tumor resection was performed with transsphenoidal endoscopic approach, in collaboration with a neurosurgeon. Clinical Question: Is transsphenoidal endoscopic skull base surgery approach, the appropriate surgical procedure for craniopharyngioma management? Review Method: Evidence based literature study of skull base surgery with transsphenoidal endoscopic approach in craniopharyngioma through database Cochrane library, Pubmed Medline, and hand searching. Result: Skull base surgery with transsphenoidal endoscopic approach was minimally invasive with maximally invasion compared to transcranial surgery, and  also provided better view, and could reduce complication rate. Conclusion: Skull base surgery with transsphenoidal endoscopic approach offers more advantage in skull base lesion management compared to other techniques. Collaboration between neurosurgeon and otorhinolaryngologist using this technique could reduce complication and morbidity rate.  ABSTRAKLatar belakang: Teknik operasi endoskopi mengalami perkembangan pesat dalam dua dekade terakhir. Bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid memberikan kualitas visualisasi lapang pandang operasi lebih baik dibanding menggunakan mikroskop, dan juga mengakibatkan morbiditas lebih rendah dibanding teknik lainnya. Tujuan: Melaporkan keberhasilan bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid pada kraniofaringioma. Laporan kasus: Seorang laki-laki 47 tahun dengan diagnosis kraniofaringioma yang dilakukan tindakan reseksi tumor dengan pendekatan endoskopi transfenoid berkolaborasi dengan ahli bedah saraf. Pertanyaan Klinis: Apakah bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid merupakan teknik operasi yang tepat untuk tatalaksana kraniofaringioma? Telaah literatur: Telaah literatur berbasis bukti mengenai bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid pada kraniofaringioma melalui database Cochrane library, Pubmed Medline, dan pencarian manual. Hasil: Bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid memberikan akses minimal dengan invasi maksimal, visualisasi lebih baik, dan dapat menurunkan angka komplikasi. Kesimpulan: Bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid merupakan teknik operasi lesi basis kranii yang lebih unggul dibandingkan teknik lainnya. Kolaborasi antara ahli bedah saraf dan THT dapat mengurangi angka komplikasi dan morbiditas tindakan ini.
Endoscopic transsphenoidal resection of craniopharyngioma Esmaralda Nurul Amany; Bestari Jaka Budiman; Dolly Irfandy; Hesty Lidya Ningsih
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol. 50 No. 2 (2020): Volume 50, No. 2 July - December 2020
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32637/orli.v50i2.338

Abstract

ABSTRACTBackground: Endoscopic surgery techniques had been advancing in this last two decades. Transsphenoidal approach endoscopic surgery to the skull base provides better visualization of the operation field compared to microscopic surgery, and also brought lower morbidity than other techniques. Purpose: To report a transsphenoidal endoscopic skull base surgery for craniopharyngioma resection. Case Report: A case of craniopharyngioma in a 47-year-old man. The tumor resection was performed with transsphenoidal endoscopic approach, in collaboration with a neurosurgeon. Clinical Question: Is transsphenoidal endoscopic skull base surgery approach, the appropriate surgical procedure for craniopharyngioma management? Review Method: Evidence based literature study of skull base surgery with transsphenoidal endoscopic approach in craniopharyngioma through database Cochrane library, Pubmed Medline, and hand searching. Result: Skull base surgery with transsphenoidal endoscopic approach was minimally invasive with maximally invasion compared to transcranial surgery, and  also provided better view, and could reduce complication rate. Conclusion: Skull base surgery with transsphenoidal endoscopic approach offers more advantage in skull base lesion management compared to other techniques. Collaboration between neurosurgeon and otorhinolaryngologist using this technique could reduce complication and morbidity rate.  ABSTRAKLatar belakang: Teknik operasi endoskopi mengalami perkembangan pesat dalam dua dekade terakhir. Bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid memberikan kualitas visualisasi lapang pandang operasi lebih baik dibanding menggunakan mikroskop, dan juga mengakibatkan morbiditas lebih rendah dibanding teknik lainnya. Tujuan: Melaporkan keberhasilan bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid pada kraniofaringioma. Laporan kasus: Seorang laki-laki 47 tahun dengan diagnosis kraniofaringioma yang dilakukan tindakan reseksi tumor dengan pendekatan endoskopi transfenoid berkolaborasi dengan ahli bedah saraf. Pertanyaan Klinis: Apakah bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid merupakan teknik operasi yang tepat untuk tatalaksana kraniofaringioma? Telaah literatur: Telaah literatur berbasis bukti mengenai bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid pada kraniofaringioma melalui database Cochrane library, Pubmed Medline, dan pencarian manual. Hasil: Bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid memberikan akses minimal dengan invasi maksimal, visualisasi lebih baik, dan dapat menurunkan angka komplikasi. Kesimpulan: Bedah basis kranii dengan pendekatan endoskopi transfenoid merupakan teknik operasi lesi basis kranii yang lebih unggul dibandingkan teknik lainnya. Kolaborasi antara ahli bedah saraf dan THT dapat mengurangi angka komplikasi dan morbiditas tindakan ini.