Gede Suwarthama Sumiarsa
Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN DAN MIGRASI VERTIKAL COPEPODA DI TELUK SUMBERKIMA BALI Media Fitri Isma Nugraha; Gede Suwarthama Sumiarsa; Adi Hanafi; Sudarto Sudarto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 3 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1085.045 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.3.2008.375-383

Abstract

Penelitian keanekaragaman spesies copepoda yang hidup di sekitar keramba jaring apung (KJA) di Teluk Sumberkima, Bali Utara dilaksanakan pada bulan Februari 2007 dengan posisi sampling 50L 0237293 UTM 9101738. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan distribusi vertikal populasi zooplankton khususnya copepoda di sekitar KJA Teluk Sumberkima pada beberapa tingkat kedalaman. Sampling copepoda dilakukan dengan memompa air laut sejumlah volume tertentu pada tingkat kedalaman masing-masing 0 m, 3 m, 6 m, 9 m, 12 m, dan 15 m. Air laut tersebut kemudian disaring pada 200 µm secara terpisah. Sampel copepoda diawetkan dengan formalin 4% untuk analisis mikroskopik di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan terdapat 3 ordo yang terdiri atas 22 spesies copepoda. Ordo yang mendominasi adalah Calanoida yang ditemukan pada setiap kedalaman, dilanjutkan oleh ordo Cyclopoida yang ditemukan pada kedalaman 0 m, 3 m, 6 m, 12 m, dan 15 m dan ordo Harpacticoida yang ditemukan di semua lapisan kedalaman. Spesies yang mendominasi di setiap kedalaman adalah Calanus sinicus dan Calanus minor.The aim of this experiment was to study biodiversity and vertical distribution of copepods around floating cage culture in Sumberkima Bay, North Bali, in sea water depth levels of 0, 3, 6, 9, 12, and 15 meters at sampling site of 50L 0237293 UTM 9101738. The observation was done in February 2007. Samples were obtained by pumping and then filtering the seawater through 200 µm membrane filter. Samples were preserved in 4% formaldehyde for microscopic observation. Results showed that there were three orders from 22 copepod species dominated by the order of Calanoida found in any depth level followed by the order of Cyclopoida found at 0, 3, 6, 12, and 15 meters depth. Even though the order of Harpacticoida copepods was found in each observed depth level but this order was in little quantity. Dominant species at each depth level was Calanus sinicus and Calanus minor from the order of Calanoida.
KERAGAAN COPEPODA CYCLOPOIDA: Apocyclops sp. PADA KONDISI KULTUR Philip Teguh Imanto; Gede Suwarthama Sumiarsa
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.03 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.3.2010.363-372

Abstract

Copepoda pada dasarnya adalah udang berukuran mikroskopik yang menjadi rantai pakan alami yang penting di perairan bebas. Investigasi jenis-jenis copepod lokal akan membantu menyiapkan informasi untuk pengembangan budidayanya sebagai jasad pakan alami. Penelitian dilakukan dengan mengkoleksi jenis Cyclopoida lokal perairan pantai Gerokgak, Buleleng, Bali, diisolasi dan dikembangbiakkan dengan pakan kombinasi antara alga Nannochloropsis oculatta, tepung terigu, ragi roti, dan hati ayam dalam tangki beton 5 m3. Tiga ratus individu Cyclopoida yang membawa telur ditempatkan pada tiga wadah kultur bervolume satu liter. Pengamatan pada pertumbuhan individu dilakukan dengan sampling setiap hari dan setiap dua hari untuk melihat perkembangan telurnya. Jenis Cyclopoida lokal termasuk famili Cyclopidae dan genus Apocyclops spp. Kecepatan pertumbuhan mencapai 20 µm setiap harinya, dan dari fase copepodit mencapai ukuran dewasa membawa telur dianalisis selama 12 hari, perkembangan telur memerlukan waktu maksimal 10 hari, sehingga estimasi siklus umur minimal adalah 22 hari. Produktivitas rata-rata telur Apocyclops spp. pada penelitian ini diestimasi sebanyak 36 (minimum16-maksimum 65) butir per individu betina. Penelitian kultur lebih lanjut difokuskan pada optimalisasi suhu, salinitas, oksigen terlarut pada media hingga optimalisasi pada jenis pakan.Copepod, a microscopic shrimp, is an important member in natural food chain in waters. Investigating the types of local copepod will provide valuable information for the development of other natural live feed culture. The research was carried out by collecting local Cyclopoida species from Gerokgak coastal waters, Buleleng Regency-Bali, isolated and cultured with combination feed of algae Nannochloropsis oculatta, wheat flour, yeast bread and chicken liver in 5 m3 concrete tank. Three hundred individuals of Cyclopoida carrying eggs were placed in three beaker glasses of one-liter culture volume. An observation on the individual growth was done by daily sampling and every two days to see the development of the eggs. The type of local Cyclopoid was classified as Cyclopidae family in the genus of Apocyclops spp. The growth rate reached 20 ìm per day, and from copepodite to adult carrying eggs took 12 days, the egg development took maximum 10 days, and the estimate of the minimum age cycle was 22 days. The average productivity of egg of Apocyclops spp. in this study was estimated to be 36 (min. 16-max. 65) eggs per female. Further culture studies focusing on the optimization of temperature, salinity, dissolved oxygen in the media and nutritional aspects, need to be further studied.
SPESIES ASING SEBAGAI SALAH SATU PEMBATAS DALAM BUDIDAYA COPEPODA PADA BAK TERKONTROL Media Fitri Isma Nugraha; Gede Suwarthama Sumiarsa
Media Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.196 KB) | DOI: 10.15578/ma.4.1.2009.45-49

Abstract

Copepoda adalah golongan crustacean yang dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk larva ikan. Secara umum copepoda tergolong dalam empat ordo yaitu Calanoida, Cyclopoida, Harpacticoida, dan Monstrilidae. Di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol, Copepoda yang dibudidayakan adalah jenis Harpacticoida yaitu Tisbe sp. yang pemeliharaannya dikerjakan dalam bak terkontrol. Copepod ini diberi pakan berupa fitoplankton, scoot’s emulsion, pelet ikan, dan ragi, serta sedikit penambahan probiotik. Pembatas selama budidaya adalah sulitnya produksi naupli copepoda secara massal, hal ini dikarenakan waktu bertelur yang tidak seragam antara individu copepoda, sehingga tidak bisa ditentukan waktu yang tepat untuk panen nauplii secara besarbesaran. Pembatas kedua adalah lambatnya reproduksi copepoda yaitu 14 hari jika dibandingkan dengan rotifer yang hanya dua hari. Pembatas ketiga adalah adanya spesies asing atau predator yang menyerang copepoda pada kondisi tertentu, seperti tingginya nutrisi pakan pada bak pemeliharaan.