Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Media Akuakultur

UJI APLIKASI VAKSIN HYDROVAC UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MERAH PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio) DAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI BALAI BENIH IKAN PANDAK KABUPATEN BANYUMAS Indrawati Indrawati; Hambali Supriyadi
Media Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.19 KB) | DOI: 10.15578/ma.4.1.2009.73-75

Abstract

Uji aplikasi vaksin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vaksin hydrovac terhadap perkembangan kesehatan ikan mas dan gurami, serta mendapatkan informasi tentang cara pengendalian, melalui tindakan pencegahan ikan air tawar yang terserang wabah penyakit Aeromonas hydrophila. Sebanyak 39 ekor ikan mas (Cyprinus carpio) dengan bobot rata-rata 1 kg dan panjang rata-rata 30 cm dan108 ekor ikan gurami (Osphronemus gouramy L.) dengan bobot rata-rata 250 g dan panjang rata-rata 10 cm yang berasal dari Balai Benih Ikan (BBI) Pandak Kabupaten Banyumas, digunakan sebagai ikan uji. Vaksin yang digunakan adalah “vaksin hydrovac” yang diproduksi oleh Laboratorium Patologi Ikan. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Vaksin diaplikasikan dengan cara dicampur pelet dengan dosis 2--3 mL per kilogram bobot badan ikan yang diberikan selama 5--7 hari berturut-turut dan setelah satu bulan kemudian dilakukan vaksinasi ulangan (booster) terhadap ikan yang telah divaksin dengan cara yang sama. Hasil uji menunjukkan bahwa ikan baik ikan mas maupun gurame yang divaksin menunjukkan angka sintasan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan ikan yang tidak divaksin. Mortalitas ikan uji yang tidak divaksin terjadi mulai minggu ke-5 dan ke-6.
INFEKSI BAKTERI Streptococcus iniae PADA IKAN UDIDAYA DI INDONESIA Hambali Supriyadi
Media Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.773 KB) | DOI: 10.15578/ma.1.2.2006.71-74

Abstract

liat lengkapnya di file PDF
KEGUNAAN EKSTRAK DAUN MENIRAN (Phylanthus niruri) BAGI PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AKIBAT INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila Hambali Supriyadi; Dein Iftitah
Media Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.625 KB) | DOI: 10.15578/ma.4.1.2009.54-58

Abstract

Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang selalu dihadapi oleh para pembudi daya ikan. Penyakit akibat infeksi bakteri terutama yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila telah menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Penanggulangan penyakit infeksi bakteri dengan menggunakan antibiotika telah banyak dilakukan. Namun cara seperti ini apabila dilakukan dengan tidak hati-hati akan menimbulkan banyak masalah, di antaranya adalah terbentuknya bakteri yang resisten dan residunya dalam daging ikan. Cara lain yang dipertimbangkan lebih aman adalah dengan cara pencegahan yaitu dengan penggunaan vaksin dan bahan lain yang dapat menimbulkan kekebalan tubuh. Tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.) telah banyak digunakan sebagai obat baik pada manusia maupun pada binatang ternak. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang efektivitas ekstrak tanaman meniran terhadap bakteri Aeromonas hydrophila baik secara in-vitro maupun secara in-vivo yang diaplikasikan bagi pengobatan terhadap ikan yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila.
INFEKSI MYCOBACTERIOSIS PADA IKAN BUDIDAYA DI INDONESIA Hambali Supriyadi
Media Akuakultur Vol 5, No 1 (2010): (Juni 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.077 KB) | DOI: 10.15578/ma.5.1.2010.57-61

Abstract

Penyakit akibat infeksi bakteri telah banyak ditemukan pada usaha budidaya ikan baik di dunia termasuk di Indonesia. Penyakit akibat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila telah banyak menimbulkan kerugian pada budidaya ikan mas (Cyprinus carpio), gurame (Osphronemus gouramy), dan ikan lele (Clarias batrachus). Penyakit tersebut juga telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit pada usaha budidaya ikan hias. Penyakit lain yang sekarang menjadi masalah yang tidak ringan pada usaha budidaya ikan adalah penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium fortuitum. Penyakitnya terkenal dengan sebutan “mycobacteriosis” atau sering juga di istilahkan dengan “fish tuberculosis”. Lebih dari 150 jenis ikan baik ikan air tawar maupun ikan laut dapat terinfeksi oleh penyakit tersebut. Penyakit tersebut selain dapat menginfeksi ikan dapat juga menginfeksi manusia, terutama pada pembudidaya yang dalam menangani ikan yang terinfeksi oleh penyakit ini tidak dilakukan dengan hati-hati. Di Indonesia telah dilakukan beberapa penelitian tentang jenis ikan yang terinfeksi maupun sebarannya terutama di Pulau Jawa. Telah diketahui bahwa penyakit ini terutama menginfeksi ikan gurame (Osphronemus gouramy). Gejala klinis serangannya serta cara untuk diagnosa dan deteksi bagi penyakit tersebut telah banyak diteliti. Treatment/pengobatan terhadap penyakit tersebut relatif agak susah, jadi tindakan yang lebih baik dilaksanakan adalah tindakan pencegahan, dan segera memusnahkan dengan cara dikubur dan atau dibakar, apabila kita menemukan ikan yang terinfeksi oleh penyakit tersebut.