Rasidi Rasidi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN SINTASAN CACING LAUT Nereis sp. (POLYCHAETA, ANNELIDA) YANG DIBERI JENIS PAKAN BERBEDA Rasidi Rasidi; Mufti P. Patria
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 3 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.701 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.3.2012.447-464

Abstract

Cacing laut sebagai pakan berkualitas tinggi sangat dibutuhkan dalam prosespematangan gonad dan pemijahan udang dan ikan. Namun informasi bahan pakan lokal alternatif untuk budidayanya masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi beberapa bahan baku lokal sebagai alternatif pakan dalam budidaya cacing laut Nereis sp. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental dengan random design. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diberikan pada pemeliharaan Nereis sp. dengan menggunakan perbedaan jenis pakan. Pakan yang digunakan terdiri atas 4 jenis: (A) tepung usus ayam broiler, (B) tepung kepala udang, (C) tepung darah ayam, dan (D) pakan komersial (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan pertambahan bobot berkisar 0,31-1,01 g, dan laju pertumbuhan spesifik berkisar 0,73%-1,76 %/hari, serta tingkat sintasan berkisar 80,56%-92,22%. Hasil analisis varian terhadap pertumbuhan, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan berbeda nyata (anova P< 0,05). Perlakuan terbaik diperoleh pada pakan dari tepung usus ayam broiler. Jenis pakan yang lain juga mempunyai kualitas yang sama dengan pakan komersial. Dengan demikian tepung usus ayam, kepala udang, dan tepung darah dapat digunakan sebagai alternatif pakan dalam budidaya cacing laut selain pakan ikan komersial.
ANALISIS POLA MUSIM TANAM RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii MELALUI PENDEKATAN KESESUAIAN LAHAN DI NUSA PENIDA, BALI I Nyoman Radiarta; Erlania Erlania; Rasidi Rasidi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.978 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.319-330

Abstract

Usaha budidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh lokasi dan iklim. Penyusunan pola musim tanam rumput laut yang benar dapat membantu dalam keberlanjutan usaha budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola musim tanam rumput laut, Kappaphycus alvarezii, berdasarkan pendekatan kesesuaian lahan pengembangan budidaya rumput laut di Nusa Penida, Bali. Data dikumpulkan pada bulan Mei dan September 2013. Kesesuaian lahan dianalisis secara spasial berdasarkan sistem informasi geografis, dengan memadukan antara faktor kualitas perairan dan sosialinfrastruktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa bulan Mei merupakan bulan yang sesuai untuk K. alvarezii dibandingkan dengan bulan September. Kawasan Pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan merupakan kawasan yang lebih sensitif terhadap perubahan kondisi perairan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan strategi musim tanam di Nusa Penida. 
POTENSI PENGEMBANGAN CACING LAUT (POLYCHAETA) SEBAGAI SUMBER PAKAN INDUK UDANG WINDU DI KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN Joni Haryadi; Rasidi Rasidi
Media Akuakultur Vol 7, No 2 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.064 KB) | DOI: 10.15578/ma.7.2.2012.92-98

Abstract

Permintaan terhadap cacing laut sebagai sumber pakan induk terus meningkat. Sementara ketersediaan cacing di habitatnya sudah mulai menurun. Hal ini disebabkan telah rusaknya ekosistem pantai terutama mangrove akibat dikonversi lahan mangrove menjadi lahan budidaya tambak. Untuk itu, kajian potensi terhadap potensi cacing laut di perairan pantai. Kabupaten Barru menjadi hal menarik karena diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap kondisi terkini dari populasi dan habitat serta jumlah kebutuhan hatceri terhadap cacing sebagai sumber pakan broodstock udang. Kegiatan ini dilakukan dengan metode survai dengan teknik purposive sampling method dan intervews dengan responden yang terdiri atas pemilik hatcheri, penjual cacing, dan penangkap cacing laut. Survai dilakukan pada tanggal 11-12 April 2012 di Desa Mallawa dan Ujung Labua Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Hasil survai menunjukkan bahwa umumnya hatcheri di Kabupaten Barru menggunakan cacing laut sebagai pakan induk udang. Jumlah populasi cacing sedikit menurun, terutama di kawasan habitat yang berpasir dibandingkan dengan habitat cacing yamg berada di bawah tegakan mangrove.
MENGENAL JENIS-JENIS CACING LAUT DAN PELUANG BUDIDAYANYA UNTUK PENYEDIAAN PAKAN ALAMI DI PEMBENIHAN UDANG Rasidi Rasidi
Media Akuakultur Vol 8, No 1 (2013): (Juni 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.976 KB) | DOI: 10.15578/ma.8.1.2013.57-62

Abstract

Cacing laut merupakan salah satu jenis pakan alami yang banyak digunakan sebagai pakan induk udang di pembenihan udang. Jenis-jenis cacing laut yang dimanfaatkan sebagai pakan alami induk udang di pembenihan udang antara lain dari famili Nereidae dan Eunicidae. Famili Nereidae terdiri atas Nereis sp., Namalycastis, Perinereis nuntia. Famili Eunicidae terdiri atas Marphysa sp.-1, dan Marphysa sp.-2. Berbagai jenis cacing laut tersebut mempunyai nama lokal yang berbeda-beda di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Serang, Cilacap, Situbondo, dan Barru. Masyarakat setempat memperoleh cacing laut tersebut dari penangkapan di alam antara lain di kawasan mangrove, tambak, dan pantai. Pembenihan udang sebagai pengguna sangat mengharapkan cacing laut dapat dibudidayakan sehingga kebutuhan pakan alami tidak tergantung dari hasil penangkapan saja. Pembenihan udang telah siap menerima produksi cacing laut dari hasil budidaya jika cacing laut berhasil dikembangkan, hal ini menjadi peluang pasar yang menjanjikan sehingga potensi dan peluang sebagai salah satu komoditas penting untuk memenuhi kebutuhan pakan alami dalam industri akuakultur terpenuhi.
PEMBENIHAN CACING LAUT Dendronereis pinnaticirris: SUATU UPAYA AWAL PENYEDIAAN BENIH CACING LAUT UNTUK BUDIDAYA Rasidi Rasidi
Media Akuakultur Vol 7, No 2 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.722 KB) | DOI: 10.15578/ma.7.2.2012.88-91

Abstract

Ketersediaan benih mutlak diperlukan untuk mencukupi kebutuhan budidaya baik jumlah maupun kualitasnya. Budidaya cacing laut (marine worm aquaculture) juga memerlukan ketersediaan benih yang akan dipelihara. Salah satu usaha untuk penyediaan benih dapat dilakukan dengan melakukan pemijahan secara eksternal. Teknologi pembenihan cacing laut Dendronereis pinnaticirris telah berhasil dilakukan skala laboratorium. Hal ini menjadi salah satu kemajuan yang dapat dijadikan referensi untuk pemijahan cacing laut jenis yang lain di Indonesia. Mengingat ketersediaan data dan informasi mengenai teknologi budidaya cacing laut di Indonesia masih sangat terbatas. Sementara di beberapa negara misalnya di Inggris dan Australia budidaya cacing laut telah berkembang dan produknya telah diekspor ke berbagai negara, sehingga cacing laut telah menjadi salah satu sumber devisa negara. Sementara di Indonesia cacing laut belum banyak dilakukan penelitian budidayanya. Peluang penelitian dan pengembangan budidaya cacing laut di Indonesia masih terbuka lebar dalam rangka penyediaan pakan alami untuk induk udang di pembenihan udang.