Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Economic Valuation of Mangrove Ecosystem at Gerung District, West Lombok Regency Mufti Petala Patria; Siti Dian Rosadi; Nisyawati Nisyawati
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 28 No. 2 (2021): April 2021
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.28.2.118

Abstract

Research regarding economic valuation of mangrove in Gerung District, West Lombok Regency has been conducted. The purposes of this research were to calculate and analyze economic value from mangrove ecosystem at Gerung District. Research methods used observation and interviews. Direct Economic Value (DEV) were obtained from direct use of mangrove with a value IDR. 227,040,000/year. Indirect Economic Value (IEV)were calculated from mangrove ecosystem services with a value IDR. 1,405,041,200/year, Existence Value (EV) was obtained by Contingent Valuation Method (CVM) with a value IDR. 1,520,000/year. Option Value (OV) were calculated from biodiversity value with a value were IDR. 1,200,000/year. Total Economic Value (TEV) of mangrove in Gerung District were IDR. 1,634,801,200/year.
PENGARUH PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KELIMPAHAN ZOOXANTHELLA PADA KARANG BERCABANG (MARGA: Acropora) DI PERAIRAN PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU Achmad Fachrurrozie; Mufti Petala Patria; Riani Widiarti
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.52 KB)

Abstract

Keberhasilan proses transplantasi karang sangat tergantung pada kelimpahan zooxanthella. Semakin padat jumlah zooxanthella dalam karang, maka akan semakin tinggi efisiensi pertumbuhan karang dalam suatu perairan. Cahaya sangat mempengaruhi kelimpahan zooxanthella pada karang, dimana semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin besar pula kelimpahan zooxanthella. Penelitian mengenai perbedaan intensitas cahaya terhadap kelimpahan zooxanthella pada karang bercabang di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu telah dilakukan pada bulan April 2012. Penelitian dilakukan dengan cara menutup ujung cabang koloni karang dengan plastik terang (intensitas cahaya 58 μE/m2s), plastik setengah gelap (intensitas cahaya 26 μE/m2s), dan plastik gelap (intensitas cahaya 0 μE/m2s) selama 4 hari. Zooxanthella dalam fragmen karang dikeluarkan dengan cara dipanaskan, dan kelimpahannya dihitung di bawah mikroskop. Data hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji Regresi Linier dan uji ANAVA satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan zooxanthella mengalami penurunan dibandingkan kontrol (1.302.425 sel/cm2) yaitu pada perlakuan 1, perlakuan 2, dan perlakuan 3 dengan jumlah masing-masing 1.201.644 sel/cm2, 933.944 sel/cm2, dan 507.458 sel/cm2. Hasil analisis statistik juga menunjukkan korelasi positif antara kelimpahan zooxanthella dengan kenaikan intensitas cahaya. Kata kunci : kelimpahan zooxanthella, perbedaan intensitas cahaya, dan pulau pari
Spesies Udang Ketak Darat Thalassina (Latreille, 1806) (Decapoda: Thalassinidae) Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi Winda D. Kartika; Mufti P. Patria
Biospecies Vol. 6 No. 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biospecies.v6i1.686

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies udang ketak darat (mud lobster) Thalassina di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies dari Thalassina yang ditemukan adalahThalassina anomala (Herbst 1804). Adapun bagian-bagian morfologi yang dijadikan sebagai pembeda antar spesies dari Thalassina dan menjadi ciri morfologi Thalassina anomala sebagai berikut: 1). Memiliki rostrum triangular, membulat dan bergerigi di sepanjang sisi lateralnya; 2). Tonjolan dorsomedian pada karapas memanjang hingga mencapai bagian dorsal dari abdominal somite pertama; 3). Abdominal sternite pada pleopod ke 2-5 memiliki tonjolan yang berada di tengah (median line); 4). Pereopod I memiliki 13-20 gerigi di sisi dalam dari propodal dan di sepanjang sisi lateral dari propodus; 5). Khusus pada jantan, petasma tanpa spina proksimal dan ujung bulat melebar tanpa setae. Ditemukan T. anomala di wilayah tersebut karena spesies ini memiliki penyebaran yang paling luas dibandingkan dengan Thalassina lainnya.
Pola Pergerakan Perilaku Agonistik Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus (Von Martens, 1868) Tarjono Tarjono; Mufti P. Patria
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 15, No 3 (2010): October 2010
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v15i3.2604

Abstract

This research on movement patterns of agonistic behavior in crayfish Cherax quadricarinatus was conducted at laboratory and used an aquarium size 25 cm x 10 cm x 15 cm. The patterns of agonistic behavior were recorded by using a CCD and digital camera. The recorded data were analyzed using The Adobe Premier computer program and using Jaccard similarity to solve the reciprocal movement patterns. Clustering based on the UPGMA (Unweighted Pair Group Method Average) indicated that the dissimilarity value was about 0,98 and the moving pattern of the agonistic behaviors were grouped into five groups, namely: 1) threatening; 2) arranging the strategy; 3) testing the enemies capability; 4) fighting; 5) avoiding and defending.
VALUASI EKONOMI MANGROVE DI DESA KEBUN AYU, KABUPATEN LOMBOK BARAT Siti Dian Rosadi; Nisyawati; Mufti Petala Patria
Jurnal Pro-Life Vol. 7 No. 2 (2020): Juli
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/jpvol6Iss2pp102

Abstract

Research has been conducted on the economic valuation of Mangrove ecosystems in Kebun Ayu Village, West Lombok Regency. This study aims to calculate and analyze the economic value of Mangrove ecosystems. The study was conducted by observation and interview methods. Direct Economic value (DUV) is obtained from the direct use of Mangroves with a value of Rp29.474.000,00/ year. Indirect Economic Value (IDV) of Rp1.161.136.240,00/years, obtained from the assessment of Mangrove ecosystem services. The Existence Value (EV) is obtained by using the CVM (Contingent Valuation Method) with a value of Rp3.150.000,00/ year. The value of the Option Value (OV) is obtained from the value of Mangrove biodiversity with a value of Rp3.150.000,00/ year. Total Economic Value (TEV) of Mangrove ecosystems in Kebun Ayu Village is Rp1.196.910.240,00/years. Keywords: Kebun Ayu, Mangrove, Lombok, Economic valuation
Peran Komunitas Moluska dalam Mendukung Fungsi Kawasan Mangrove di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten Nur Rohmatin Isnaningsih; Mufti P. Patria
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2018.006.02.01

Abstract

Kemampuan ekosistem mangrove untuk memberikan jasa lingkungan tidak terlepas dari peran berbagai fauna akuatik termasuk moluska. Penelitian di hutan mangrove Tanjung Lesung bertujuan untuk mengetahui peran komunitas moluska dalam mendukung fungsi hutan mangrove melalui penghitungan data-data penyusun struktur komunitas moluska, serta memberikan gambaran awal mengenai peluang moluska sebagai agen penyimpan karbon. Pengambilan sampel moluska dilakukan pada enam stasiun yang berbeda dengan metode petak contoh. Struktur komunitas moluska diketahui dengan menghitung nilai frekuensi, kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, serta dominansi. Kandungan karbon pada cangkang diukur dengan menggunakan alat C-N analyzer. Komunitas moluska di hutan mangrove Tanjung Lesung terdiri dari delapan spesies. Tiga spesies dengan nilai kepadatan (Ki) dan Indek Nilai Penting (INP) tertinggi adalah Cerithidea cingulata (Ki=187 ind/m2; INP=76,71%), Clithon squarrosus (Ki=99 ind/m2; INP=39,95%) dan Terebralia palustris (Ki=42 ind/m2; INP=24,75%). Spesies T. palustris dan Telescopium telescopium merupakan moluska asli hutan mangrove sehingga kedua spesies tersebut memegang peran penting terutama sebagai pengurai serasah. Kandungan karbon dalam cangkang T. palustris dan T. Telescopium terukur berturut-turut sebesar 10,92 ± 2,33 dan 10,32 ± 0,63% berat kering. Namun, potensi kedua spesies moluska sebagai penyimpanan karbon masih membutuhkan evaluasi dan penelitian lebih lanjut
THE ROLE OF MACROBENTHIC COMMUNITIES AS AN INDICATOR FOR THE FERTILITY OF MANGROVE POND: CASE STUDY AT BLANAKAN, SUBANG, WEST JAVA Joni Haryadi; Hadiyanto Hadiyanto; Mufti Petala Patria
Indonesian Aquaculture Journal Vol 9, No 2 (2014): (December 2014)
Publisher : Center for Fisheries Research, Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resource

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.37 KB) | DOI: 10.15578/iaj.9.2.2014.113-121

Abstract

Macrobenthic in mangrove ecosystems plays an important role as removal particles from the water column to the sediments. Ecology indexes of macrobenthic communities were used in this study as an indicator for the fertility of mangrove pond ecosystems. The study was carried out at mangrove pond in Blanakan, West Java. Data was collected from four sampling sites: opened pond (TB), sylvofishery pond (TS), sedimented pond (TT), and conservation pond (TP). Some ecological indexes such as Margalef’s Index (R), Shannon-Wiener Index (H’), Pielou Evenness Index (E), and Simpson Dominance Index (D) were used to analyze macrobenthic communities. The results showed that infaunal macrobenthic communities were stable at TP with R: 1.91±0.42, H’: 1.59±0.30, E: 0.74±0.14, and D: 0.29±0.12. They were unstable at TB with R: 1.63±0.80, H’: 1.36±0.32, E: 0.74±0.06, and D: 0.35±0.07. The macrobenthic communities can be used as indicator for the fertility of mangrove pond in Blanakan, West Java.
PERTUMBUHAN DAN SINTASAN CACING LAUT Nereis sp. (POLYCHAETA, ANNELIDA) YANG DIBERI JENIS PAKAN BERBEDA Rasidi Rasidi; Mufti P. Patria
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 3 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.701 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.3.2012.447-464

Abstract

Cacing laut sebagai pakan berkualitas tinggi sangat dibutuhkan dalam prosespematangan gonad dan pemijahan udang dan ikan. Namun informasi bahan pakan lokal alternatif untuk budidayanya masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi beberapa bahan baku lokal sebagai alternatif pakan dalam budidaya cacing laut Nereis sp. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental dengan random design. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diberikan pada pemeliharaan Nereis sp. dengan menggunakan perbedaan jenis pakan. Pakan yang digunakan terdiri atas 4 jenis: (A) tepung usus ayam broiler, (B) tepung kepala udang, (C) tepung darah ayam, dan (D) pakan komersial (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan pertambahan bobot berkisar 0,31-1,01 g, dan laju pertumbuhan spesifik berkisar 0,73%-1,76 %/hari, serta tingkat sintasan berkisar 80,56%-92,22%. Hasil analisis varian terhadap pertumbuhan, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan berbeda nyata (anova P< 0,05). Perlakuan terbaik diperoleh pada pakan dari tepung usus ayam broiler. Jenis pakan yang lain juga mempunyai kualitas yang sama dengan pakan komersial. Dengan demikian tepung usus ayam, kepala udang, dan tepung darah dapat digunakan sebagai alternatif pakan dalam budidaya cacing laut selain pakan ikan komersial.
DINAMIKA PERIKANAN PAYANG DI PERAIRAN UTARA KARAWANG DAN SEKITARNYA Mohamad Adha Akbar; Mufti Petala Patria
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.747 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.4.2019.253-268

Abstract

Perikanan skala kecil terutama perikanan payang merupakan salah satu tulang punggung mata pencaharian masyarakat pesisir di perairan Karawang, Jawa Barat. Peran nyata aktivitas perikanan pada keanekaragaman sumberdaya hayati laut adalah memanfaatkan sumberdaya hayati perairan laut di kawasan pesisir dengan kondisi kelimpahan sumberdaya ikan yang cenderung berfluktuasi pada tingkat yang relatif rendah. Penelitian dilakukan melalui survey lapang pada kurun waktu Agustus – Nopember 2018 dengan basis data hasil tangkapan dan upaya penangkapan pada rentang waktu 2016-2018. Beberapa data lingkungan terkait ragam keadaan cuaca yang digambarkan oleh data curah hujan, arah dan kecepatan angin digunakan untuk menggambarkan siklus adaptasi nelayan untuk mempertahankan mata pencariannya. Aktivitas penangkapan menggunakan perahu dengan tonase <10 GT dan rerata kekuatan mesin sekitar 20 PK, beroperasi dalam skala harian dengan alat penangkapan ikan utama adalah jaring payang. Perkembangan tahunan indeks kelimpahan sumberdaya ikan dengan alat tangkap payang pada kurun waktu 2004-2008 dan 2015-2018 cenderung menurun. Tahun 2004 nilai indeks kelimpahan sumberdaya ikan sebesar 268 kg/trip menjadi 199 kg/trip pada 2008 dan terus menipis menjadi sebesar 115 kg/trip tahun 2018. Hal ini mengindikasikan usaha perikanan cenderung berada pada kondisi tidak berkelanjutan bila tidak dilakukan pengelolaan. Keberlanjutan usaha perikanan masih dapat diharapkan jika dilakukan perubahan terhadap sistem usaha yang lebih bersifat menjadi gabungan individu perahu yang berukuran kecil menjadi usaha kelompok dengan perahu yang berukuran lebih besar diatas 10 GT dengan daerah penangkapan yang lebih jauh.One day pelagic seine (payang) fisheries, is one of the backbones of coastal community livelihoods in North Karawang waters, West Java. The significant role of fisheries activities to harvest small pelagic fish resource in coastal areas indicated that the monthly CPUE tend fluctuated and stabil at low level. The study was conducted through a field survey in the period August - November 2018 with a database of catches and efforts from 2016-2018. Some environmental data related to various weather conditions illustrated by rainfall data, wind direction and speed are used to describe the adaptation cycle of fishermen to maintain their livelihoods. Fishing activities using boat with tonnage <10 GT and average engine strength of around 20 PK, operating on a daily scale with the main fishing gear is payang net. The average annual catch per trip (CPUE) of payang fisheries within period of 2004-2008 to 2015-2018 tend to decrease. In 2004 the CPUE was 268 kg/trip then 2008 at 199 kg / trip, and continue to lower index in 2018 of 115 kg / trip. This indicates that the fishery business is suspected to be in an unsustainable condition if no sustainable management is carried out. Sustainability of the fisheries business can still be expected if changes are made to the business system which is more a combination of individual small-sized boats into group businesses with boats larger than 10 GT with more distant fishing grounds.
VARIASI UKURAN DAN JENIS MANGSA DARI IKAN MADIDIHANG MUDA (IMMATURE) DAN DEWASA (MATURE) Siti Mardlijah; Mufti Petala Patria
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.079 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.1.2010.65-70

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mangsa dan pemangsa (ikan madidihang) di perairan Marisa. Pengambilan contoh dilakukan di Marisa, Provinsi Gorontalo, pada perusahaan fillet ikan tuna. Pengamatan isi lambung dilakukan secara visual. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pertambahan ukuran mangsa dengan ukuran ikan pemangsa (madidihang), tapi terdapat hubungan antara jenis mangsa dengan ukuran ikan pemangsa. Ikan madidihang yang berukuran besar (matang gonad) memakan tuna kecil (Auxis rochei) dan ikan pelagis kecil (Brama dussumieri dan Selar crumenopthalmus), sedangkan ikan madidihang yang belum matang gonad banyak memakan Canthigaster spp., Monacanthidae, dan Balistidae. Kanibalisme tidak terjadi di perairan Teluk Tomini. The objective of this research was to study on the relationship between predator and prey for yellowfin tuna in Tomini Bay. Sampling site were located at Marisa, Gorontalo Province in 2007. Prey composition of yellowfin tuna was visually determined. The results showed that there was no relationship between the size of yellowfin tuna and their preys, however, there was indication that different size of yellowfin tuna feed on different item of foods. Adults yellowfin tuna feed little tuna (Auxis rochei) and small pelagic fish Brama dussumieri and Selar cromenopthalmus), while immature yellowfin tuna feed mostly Canthigaster spp., Monacanthidae and Balistidae.