Otong Zenal Arifin
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HIBRIDISASI INTERSPESIFIK TIGA SPESIES IKAN TOR (Tor soro, Tor douronensis, DAN Tor tambroides) SECARA RESIPROKAL PADA FASE LARVA Toni Yulian Kusmardani; Otong Zenal Arifin; Agoes Soeprijanto; Yunita Maimunah
Jurnal Riset Akuakultur Vol 16, No 1 (2021): (Maret, 2021)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.738 KB) | DOI: 10.15578/jra.16.1.2021.1-8

Abstract

Ikan Tor merupakan genus yang potensi dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Masalah yang ada adalah lambatnya pertumbuhan dan rendahnya tingkat sintasan benih ikan tersebut dalam jumlah yang memadai untuk pembudidaya. Hibridisasi atau persilangan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kombinasi antara populasi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat unggul. Hibridisasi tiga spesies ikan Tor secara resiprokal antara Tor soro (Ts), Tor douronensis (Td), dan Tor tambroides (Tt) dilakukan guna untuk mengetahui keberhasilan hibridisasi beda spesies tetapi masih dalam genus. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan enam perlakuan dan tiga kali ulangan hasil hibrida. Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai derajat pembuahan tertinggi dihasilkan dari hibridisasi Td >< Ts (93,66 ± 1,15%), daya tetas tertinggi dihasilkan dari persilangan Td >< Ts (88,00 ± 1,00%), laju pertumbuhan spesifik bobot tertinggi dihasilkan dari hibridisasi Ts >< Td dan Ts >< Tt (5,62 ± 0,17%; 5,44 ± 0,06%), laju pertumbuhan spesifik panjang tertinggi dihasilkan dari hibridisasi Ts >< Td (1,79 ± 0,11%) dan sintasan tertinggi dihasilkan dari hibridisasi Tt >< Ts (86,00 ± 3,60%). Nilai heterosisyang meliputi derajat pembuahan, daya tetas telur, pertumbuhan benih, dan sintasan ikan sampai umur 41 hari menunjukkan nilai negatif, kecuali laju pertumbuhan spesifik bobot. Hibridisasi berdampak pada meningkatnya jumlah larva abnormal yang dihasilkan dibanding tetuanya (pure breed).Tor fish has the potential to be commercially developed as a farmed fish due to its high economic value and market demand. However, slow growth and low survival rate of the fish larvae and insufficient seed availability for aquaculture farmers are the main bottlenecks to develop a profitable aquaculture for tor fish. Hybridization or crossbreed is an attempt to get a combination between different populations to produce offspring inheriting superior characters. A reciprocal hybridization between Tor soro (Ts), Tor douronensis (Td), and Tor tambroides (Tt) was carried out to assess the success rate of hybridization between the three species. The study used an experimental design with six treatments and three replications to measure and compare hybridization and survival parameters between the species. The highest fertilization rate attained by hybridization Td >< Ts (93.66 ± 1.15%, the highest hatching rate was achieved by Td >< Ts (88.00 ± 1.00%), the highest weight specific growth rate was gained by hybridization Ts >< Td and Ts >< Tt (5.62 ± 0.17%; 5.44 ± 0.06%), the highest lenght specific growth rate was achieved by hybridization Ts >< Td (1.79 ± 0.11%) and highest survival rate was resulted from hybridization between Tor tambroides >< Tor tambroides (90.33 ± 1.52%). The observed heterosis (degree of fertilization rate, hatching rate, growth rate, and survival rate until the age of 41 days) showed that all parameter characters were negative, except for the weight-specific growth rate characters. This study concludes that hybridization have an impact on increasing the number of abnormal larvae produced compared to their parents (pure-breed).
KARAKTERISTIK FENOTIPE DAN GENOTIPE IKAN GURAMI, Osphronemus goramy, STRAIN GALUNGGUNG HITAM, GALUNGGUNG PUTIH, DAN HIBRIDANYA Otong Zenal Arifin; Imron Imron; Nandang Muslim; Ade Hendri; Aseppendi Aseppendi; Akhmad Yani
Jurnal Riset Akuakultur Vol 12, No 2 (2017): (Juni 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.835 KB) | DOI: 10.15578/jra.12.2.2017.99-110

Abstract

Persilangan antara dua populasi yang berbeda secara genetik lazimnya menghasilkan kombinasi genetik baru. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik fenotipe dan genotipe ikan gurami strain Galunggung Hitam, Galunggung Putih, dan Hibridanya. Perkawinan dalam galur (GP X GP dan GH X GH) dan persilangan dua arah antara betina GH dan jantan GP (GH X GP), dan resiprokalnya (GP X GH) telah dilakukan di BPBIGN Singaparna. Fenotipe dianalisis berdasarkan metode truss morfometrik dan meristik, sedangkan karakteristik genotipe diamati menggunakan metode PCR-RAPD. Hasil analisis menunjukkan berdasarkan 21 karakter truss morfometrik, centroid hibrida GH X GP lebih tinggi dari centroid ketiga populasi lainnya pada PC-1 yang dicirikan oleh karakter B3, B4, B5, A3, A4, dan A6, dan bersifat intermediate pada PC-2, PC-3, dan PC-4. Berdasarkan delapan karakter meristik, centroid hibrida GH X GP lebih tinggi dari kedua tetua dan hibrida GP X GH pada PC-1 yang dicirikan oleh karakter SPR dan SDA, lebih rendah dari kedua tetua, tetapi lebih tinggi dari populasi GP X GH pada PC-2, dan lebih rendah dari ketiga populasi lainnya pada PC-3 dan PC-4. Polimorfisme dan heterozigositas pada populasi hibrida GH X GP dan GP X GH lebih tinggi daripada kedua tetuanya GH X GH dan GP X GP. Hibridisasi yang dilakukan meningkatkan variasi genetik yang dapat berguna dalam peningkatan produktivitas budidaya.Hybridization between two genetically different populations is expected to generate a population carrying new genetic combinations which may be expressed in both phenotypes and genotypes. This study was carried out to explore the phenotype and genotype characteristics of reciprocal hybrids of goramy of Galunggung black (GH) and Galunggung white (GP) with respect to their parental lines. Matings within the same line producing GP X GP and GH X GH, and reciprocal mating producing hybrids GH X GP and GP X GH, were conducted at BPBIGN Singaparna. Samples representing the four populations were analyzed for their morphology using truss morphometric and meristic methods, while genotypes were analyzed using PCR-RAPD method. The results showed that based on the 21 morphometric characters, the centroid of hybrid GH X GP was higher than those of the other three populations at PC-1, which was marked by the characters B3, B4, B5,A3, A4, and A6, and was intermediate at PC-2, PC-3, and PC-4. Based on the eight meristic characters, the centroid of GH X GP was also higher than those of their parents and hybrids GP X GH at PC-1, which was marked by the characters SPR and SDA, lower than those of their parents but higher than that of hybrid GP X GH at PC-2, and lower than those of the other three populations at PC-3 and PC-4. The genetic diversities in terms of polymorphism and heterozygosity levels in hybrids GH X GP and GP X GH were higher than those found in the pure-line (GH X GH and GP X GP). Hybridization conducted in this study had resulted in the enhancement of genetic variations which could be useful in increasing aquaculture productivity.