Moses Wibowo
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ROH KUDUS DALAM TEOLOGI PERJANJIAN BARU I:: Roh Kudus, Agen Misi Allah Yang Kedua Dalam Injil Sinoptik Dan Kisah Para Rasul Moses Wibowo
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 1 No. 1 (2018): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.178 KB) | DOI: 10.47457/phr.v1i1.5

Abstract

Teologi Perjanjian baru adalah bidang yang luas. Namun demikian fokus dari teologi PB adalah Allah dan karya-Nya dalam rangka misi penyelamatkan manusia berdosa dengan membentuk komunitas baru. Karya keselamtan ini datang dari Allah, dikerjakan oleh dan dalam Yesus Kristus dan direalisasikan bagi orang percaya oleh Roh kudus dan karya-Nya. Artikel ini akan mengulas secara khusus tentang Roh kudus dan karya-Nya sebagai agen misi Allah kedua secara berkala dan berkesinambungan. Dalam mengulas, akan menggunakan pendekatan historis-teologis dengan menjadikan Alkitab dan khususnya PB sebagai dokumen kanonik yang Allah berikan kepada gereja sebagai sang pemelihara. Pengungkapan dan pengulasan pribadi Roh kudus dan karya-Nya sebagai agen misi Allah kedua dalam rangka menuntaskan misi penyelamatan akan dimulai dari dokumen Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul dengan menjadikan karya Marshall: New Testament Theology sebagai sebuah patron.
ROH KUDUS DALAM TEOLOGI PERJANJIAN BARU 2:: ROH KUDUS, AGEN MISI ALLAH YANG KE DUA DALAM DALAM SURAT- SURAT PAULUS Moses Wibowo
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 1 No. 2 (2018): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.298 KB) | DOI: 10.47457/phr.v1i2.18

Abstract

Teologi Paulus mengambil peran yang signifikan dalam Teologi Perjanjian Baru. Teologi Paulus secara restropektif fokus pada karya Allah dalam dan melalui Yesus Kristus, terutama pasca kenaikan-Nya ke sorga. Dalam teologi Paulus karya Yesus Kristus diaktivasikan oleh Roh Kudus kepada gereja yaitu orang percaya. Essay ini memfokuskan pada bagaimana kiprah Roh Kudus dalam teologi Paulus. Untuk memahami kiprah Roh Kudus ini maka segala hal yang berkaitan dengan karya Roh Kudus dalam Paulin Corpus akan dicermati dan dipahami. Riset ini akan dilaksanakan dalam bingkai sejarah keselamatan yang merupakan karaya Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam prespektif teologi Paulus yang dipersentasikan oleh Marshall dalam bukunya New Testament Theology. Teologi Paulus mempersentasikan bahwa Roh Kudus adalah Agen Allah yang berkiprah untuk mengaktivasikan karya Yesus Kristus. Roh Kudus menjadi agen transformasi dan rekonsiliasi dalam prespektif karya penyelamatan untuk mengujudkan komunitas baru di bumi yang di sebut ciptaan baru yaitu gereja. Gereja sebagai ciptaan baru berperan sebagai objek karya Roh Kudus dan juga subjek yang berpartisipasi di dalam karya Roh Kudus di bumi ini.
ROH KUDUS DALAM TEOLOGI PERJANJIAN BARU 3:: ROH KUDUS, AGEN MISI ALLAH YANG KEDUA DALAM TULISAN YOHANES & SURAT-SURAT UMUM Moses Wibowo
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 2 No. 2 (2019): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.413 KB) | DOI: 10.47457/phr.v2i2.38

Abstract

Kekristenan memiliki teologi yang kaya. Hal ini dikarenakan secara restrospektif kitab Suci umat kristen ditulis, diterima oleh pribadi yang berbeda (individual dan komunal) dan dalam kondisi yang multi konteks. Namun demikian semua karya yang ada dapat disatukan dalam satu tema besar yaitu karya penyelamatan Allah bagi manusia dan dunia. Untuk melaksanakan visi ini adalah bermisi dengan mengunkan dua agen misi utma: Yesus Kristus dan Roh Kudus. Roh Kudus sebagai agen kedua diprestasikan secara kaya oleh penulis kitab, khususnya Perjanjian Baru. Kekayaan ini juga bisa dapat menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi para penafsir. Hasil dari pemahaman yang berberda akhirnya mengasilakan ajaran dan bahkan sikap yang berbeda pula di dalam perilaku kehidupan ini. Esai ini merupakan lanjutan dari reset pertama dan kedua dalam memahami kiprah Roh Kudus dalam teologi Perjanjian Baru. Kali ini merupakan bagian terakhir yang akan fokus pada karya Yohanes dan surat-surat umum. Yohanes dalam karyanya mempersentasikan Roh Kudus sebagai Allah yang berperan sebagai konselor yang melanjutkan karya Yesus. Roh kudus mengudusan meneguhkan dan sang pemberi hidup. Dalam surat-surat umum Roh Kudus berperan sebagai agen transformasi yang merealisasikan karya keselamatan dalam Yesus dalam rangka pengudusan umat melalui hadirnya kitab Suci sebagai Firman Allah yang harus ditaati sehingga keselamatan dapat dinikmati secara penuh.
Implikasi Pemahaman Tritunggal terhadap Perbedaan Pandangan tentang Misi Tony Salurante; Dewi Yuliana; Moses Wibowo; Jonidius Illu
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 4, No 1: Juli 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v4i1.87

Abstract

The correct understanding of the doctrine of the Trinity plays an important role in the theology and praxis of believers. Unfortunately, these implications have not yet appeared in the church’s mission in which every believer is called to proclaim and live the truth of God -- something that cannot be separated from deeds and words. Not just thinking about the concept of going out to send. This article is an integrative effort that has been started by Lesslie Newbigin and David Bosch to change the paradigm of a church mission in the world. This article shows the relation between the concept of Trinitarian and mission. With this attempt, the church will be able to play a significant role contextually without losing the important values of the Bible.AbstrakPemahaman yang benar tentang Tritunggal memiliki signifikansi besar dalam teologi dan kehidupan praxis orang percaya. Sayangnya implikasi tersebut belum nampak dalam misi gereja yang didalamnya setiap orang percaya terpanggil untuk menyatakan dan menghidupi kebenaran Allah. Penelitian ini adalah sebuah usaha integratif untuk menunjukkan apa yang telah dimulai Lesslie Newbigin maupun David Bosch untuk merubah paradigma misi gereja di dunia. Dengan cara gereja melihat sebuah misi dari perspektif ajaran Tritunggal gereja akan mampu bersaksi dengan kontekstual tanpa harus kehilangan nilai biblikal yang penting dari Alkitab.  
Metafora Ganda Bagi Yesus Kristus Dalam Wahyu 5:5-6: Memahami Perjanjian Baru Dalam Menggunakan Perjanjian Lama Moses Wibowo; Jonidius Illu; Oren Siregar
EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 5, No 1: Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v5i1.238

Abstract

The Old and New Testaments are the primary sources of understanding the identity and work of Jesus Christ. There was a consensus from commentators that the combination of the Lion and the Lamb as a double metaphor for Jesus Christ in Revelation 5:5-6 is one of the complex texts and was also crucial to being able to understand the entire book of Revelation. Restrospectively this section has presented multi-interpretation so that it also affects the theological and practical understanding of interpreters. This article will approach the metaphorical combination in Revelation 5:5-6 biblically primarily by dividing the interpretation steps in accordance with the NT use of the OT. This point in the book of Revelation is related to the identity and work of Jesus Christ in order to carry out the divine dual mission: judgment and salvation, to establish the kingdom of God on earth through love and not through violence.  
STRATEGI PEMURIDAN BAGI NARAPIDANA DI LP CIPINANG JAKARTA TIMUR BERDASAR PADA 2 TIMOTIUS 4:2 DAN RELEVANSINYA BAGI PELAYANAN MISI KAUM MARGINAL Matheus Mangentang; Malik Bambangan; Dyulius Thomas Bilo; Moses Wibowo
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal PkM Setiadharma
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.743 KB) | DOI: 10.47457/jps.v1i1.22

Abstract

Everyone believe is called to be a disciple by Christ. Christianity without discipleship is Christianity without Christ. Departing from this statement, it is understood that, only by becoming a disciple of Christ can one become a light or witness of Christ in the world and lead others to Christ. The true Christian life, is not meant to simply accept Jesus as Savior, attend church services, read the Bible, pray, talk about Jesus, but also is intended to represent God and demonstrate the lifestyle of God's kingdom on earth. So true Christians are disciples of Jesus Christ. Because of the importance of that discipleship, students are mentioned 269 times in the New Testament, which refers to individuals who are jointly committed to following Jesus Christ. The purpose of this research is to provide discipleship services for Christian prisoners at Lembaga Pemasyarakatan Cipinang Jakarta Timur. As a result of this research that after this discipleship was held Christian convicts at Lembaga Pemasyarakatan Cipinang Jakarta Timur had a Christlike character, had hope in Christ, could multiply discipleship.
KATEKISASI BERKALA DI JEMAAT BAFUAYA KABUPATEN DONGGALA SULAWESI SELATAN SEBAGAI PERSIAPAN MEMASUKI KEHIDUPAN BARU SEBAGAI ORANG PERCAYA Moses Wibowo; Tony Salurante; Juliana Nurtita; Romuba Simamora; Hendrikus Kombok
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal PkM Setiadharma
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.169 KB) | DOI: 10.47457/jps.v1i1.42

Abstract

Katekisasi sudah banyak diabaikan oleh banyak gereja. Dalam penelitian Pengabdian kepada masyarakat ini team mengimplementasikan tradisi ini sebagai sebuah usaha awal dalam mengajar firman Tuhan kepada jemaat suku Kaili-Daa di dusun Bavuaya. Katekisasi merupakan metode yang digunakan yang cocok dengan karakter dan latarbelakang konteksnya. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini cukup signifikan, tidak hanya belajar firman Tuhan namun Pendidikan lain juga terserap karena metode tanya jawab dan persekutuan yang intensif membuat jemaat yang dahulunya sangat tertutup lambat laun menjadi terbuka. Kesempatan seperti ini sebuah langkah yang berat itu sebabnya dilakukan cukup lama.
MISI KEMITRAAN MENGENTASKAN BUTA AKSARA DI DUSUN BAVUAYA DESA KARUVIA KECAMATAN PINEMBANI SULAWESI TENGAH DENGAN MEMBANGUN RUMAH BACA Tony Salurante; Moses Wibowo
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 1 No. 2 (2020): Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.317 KB) | DOI: 10.47457/jps.v1i2.59

Abstract

Dusun Bavuaya merupakan salahsatu dusun di Desa Karuvia di Donggal Sulawesi Tengah. Keberadaan masyarakat yang masih tradisional membuat masyarakat menjadi wilayah yang tertinggal dalam berbagai hal. Selain masalah jarak yang jauh dari pusat desa karena hidup ditengah pegunungan. Masalah utama lain masyarakat di pegunungan Kecamatan Pinembani yang masih buta huruf 99%. Dalam rangka ikut serta program pemerintah dan bersama menjalankan sebuah pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut. Artikel ini menunjukkan bahwa sekalipun tantangan dalam pelayanan misi daerah pedalaman sangat sulit namun dengan melalukan Misi Kemitraan beberapa kendala utama dapat teratasi dan menunjukkan hasil positif. Program ini bertujuan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tertinggal secara sosial.