Andi Parenrengi
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULASI AUKSIN (INDOLE ACETIC ACID) DAN SITOKININ (KINETIN, ZEATIN) UNTUK MORFOGENESIS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN, SINTASAN DAN LAJU REGENERASI KALUS RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum; Andi Parenrengi; Yenny Risjani; Happy Nursyam
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 1 (2013): (April 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.25 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.1.2013.31-41

Abstract

Interaksi auksin dan sitokinin dianggap penting untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan dalam kultur jaringan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi auksin dan sitokinin yang optimum untuk morfogenesis kalus rumput laut K. alvarezii, dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap pertumbuhan, sintasan, dan laju regenerasi kalus. Kultur kalus dilakukan pada media cair dengan formulasi zat pengatur tumbuh (ZPT) indole acetic acid (IAA) : kinetin : zeatin, dengan komposisi konsentrasi sebagai berikut: A) 0,4:0:1 mg/L; B) 0,4:0,25:0,75 mg/L; C) 0,4:0,5:0,5 mg/L; D) 0,4:0,75: 0,25 mg/L; E) 0,4:1:0 mg/L; kontrol (tanpa ZPT). Desain penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan pengulangan tiga kali untuk masing-masing perlakuan. Parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan harian, sintasan, laju regenerasi, panjang tunas, dan morfologi tunas. Analisis data dilakukan dengan uji keragaman (ANOVA) dan hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula optimum untuk morfogenesis rumput laut K. alvarezii adalah formula A dengan komposisi IAA : zeatin = 0,4:1 mg/L. Penggunaan formula zat pengatur tumbuh yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan harian, laju regenerasi dan panjang tunas yang dihasilkan, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap sintasan kalus. Tunas rumput laut K. alvarezii mulai terbentuk pada hari ke-15 masa kultur.
INTRODUKSI GEN METALLOTHIONEIN TIPE II KE DALAM RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens Ulia Fajriah; Emma Suryati; Andi Parenrengi; Suharsono Suharsono; Utut Widyastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.739 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.3.2014.377-385

Abstract

Kappaphycus alvarezii adalah jenis alga merah yang memproduksi kappa karagenan yang sangat penting untuk industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Untuk meningkatkan produksi, diperlukan ketersediaan bahan baku yang baik. Salah satu yang memengaruhi ketersediaan bahan baku adalah kondisi ingkungan perairan untuk budidaya. Metallothionein (MT) adalah protein yang memiliki kemampuan untuk mengikat ion logam seperti Cd, Zn, dan Cu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengintroduksi gen Metallothionein Tipe II (MaMt2) ke dalam genom K. alvarezii menggunakan Agrobacterium tumefaciens. Talus rumput laut diinokulasi dengan A. tumefaciens mengandung plasmid pIG6-SMt2 yang membawa gen MaMt2, selanjutnya dilakukan seleksi bertingkat menggunakan higromisin 10 mg/L dan 20 mg/L. Hasil efisiensi transformasi yang diperoleh adalah 27,4%, efisiensi regenerasi tunas transgenik adalah 27,6%. Analisis molekuler dengan PCR menunjukkan bahwa 13 tunas transgenik mengandung gen MaMt2. Tunas transgenik putatif ditumbuhkan hingga menjadi talus baru dan dapat dilakukan uji tantang pada penelitian selanjutnya.
REGENERASI RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii HASIL TRANSFORMASI GEN Sitrat Sintase MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens SECARA IN VITRO Emma Suryati; Ristanti Frinra Daud; Utut Widyastuti; Andi Tenriulo; Andi Parenrengi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.68 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.169-178

Abstract

Introduksi gen sitrat sintase pada rumput laut Kappaphycus alvarezii menggunakan Agrobacterium tumefaciens telah dilakukan secara in vitro. Introduksi gen sitrat sintase ke dalam genom rumput laut dapat mengurangi cekaman oksidatif terutama perubahan yang disebabkan oleh perubahan suhu, salinitas dan cemaran logam di perairan. Penelitian ini bertujuan dalam rangka perbanyakan rumput laut hasil introduksi gen sitrat sintase melalui teknik kultur jaringan pada media cair dan media semi solid. Regenerasi tunas dilakukan berdasarkan eksplan yang tahan pada media seleksi higromisin serta evaluasi transgenik dilakukan menggunakan teknik PCR, di bawah kendali promoter 35S CaMV. Hasil penelitian memperlihatkan efisiensi transformasi pada media selektif sebanyak 30%, efisiensi regenerasi thalus transgenik pada mediaseleksi 85%, dan efisiensi regenerasi thalus non transgenik sebesar 95% pada media non selektif. Media recovery dengan penambahan pupuk PES memperlihatkan sintasan yang paling baik pada regenerasi thalus transgenik. Hasil analisis PCR memperlihatkan K. alvarezii transgenik putatif mengandung transgen PaCS di bawah kendali promoter 35S CaMV.
INTRODUKSI GEN Sitrat Sintase KE DALAM RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens Ristanti Frinra Daud; Utut Widyastuti; Suharsono Suharsono; Emma Suryati; Andi Parenrengi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.971 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.201-208

Abstract

Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu rumput laut merah yang bernilaiekonomis penting. Ice-ice merupakan penyakit yang paling umum menyerang rumput laut dan menyebabkan menurunnya produksi rumput laut. Penyakit ini disebabkan oleh perubahan salinitas, suhu, dan pencemaran logam berat. Asam sitrat digunakan sebagai pengkelat logam berat. Introduksi gen sitrat sintase ke dalam genom tanaman diketahui dapat mengurangi cekaman oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengintroduksi gen sitrat sintase ke dalam genom K. alvarezii menggunakan perantara Agrobacterium tumefaciens. Berdasarkan eksplan yang tahan pada media seleksi higromisin, efisiensi transformasi pada K. alvarezii sebesar 7,5%. Efisiensi regenerasi tunas transgenik putatif sebesar 100%, efisiensi tunas non transgenik sebesar 100%. Analisis molekular menggunakan teknik PCR, satu dari lima K. alvarezii transgenik putatif mengandung transgen PaCS di bawah kendali promoter 35S CaMV. 
ANALISIS RASIO RNA/DNA UDANG WINDU Penaeus monodon HASIL SELEKSI TUMBUH CEPAT Andi Andi Parenrengi; Syarifuddin Tonnek; Andi Tenriulo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 1 (2013): (April 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.163 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.1.2013.1-12

Abstract

Seleksi udang windu Penaeus monodon tumbuh cepat menggunakan marker DNA telah berhasil dilakukan dalam upaya perakitan strain unggul udang windu. Udang windu hasil seleksi menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan tanpa seleksi (kontrol). Rasio RNA/DNA merupakan salah satu parameter yang telah banyak digunakan dalam menentukan kualitas ikan/udang di antaranya adalah pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio RNA/DNA pada udang windu hasil seleksi tumbuh cepat dan kontrol (tanpa seleksi). Sampel udang windu tumbuh cepat yang digunakan berukuran bobot 50,66±16,51 g dan panjang 17,55±1,93 cm; sedangkan udang kontrol berukuran bobot 29,64±11,93 g dan panjang 14,78±2,53 cm. Metode isolasi total RNA dilakukan dengan menggunakan kit isogen, sedangkan genom DNA menggunakan metode konvensional fenol kloroform. Konsentrasi RNA dan DNA hasil isolasi diukur menggunakan GeneQuant. T-test dari Statistix Versi 3,0 digunakan untuk membedakan rasio RNA/DNA antara kedua perlakuan yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genom DNA dan total RNA mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi. Hasil analisis t-test menunjukkanbahwa rasio RNA/DNA udang windu tumbuh cepat (4,51) berbeda secara nyata (P<0,05) dengan udang windu kontrol (3,19). Kecenderungan rasio RNA/DNA semakin tinggi dengan semakin beratnya bobot badan, di mana rasio RNA/DNA udang betina (4,96) lebih tinggi (P<0,05) dari udang jantan (2,93). Analisis regresi menunjukkan bahwa rasio RNA/DNA udang windu memiliki hubungan erat dengan panjang (R=0,5628) dan bobot (R=0,6539). Hasil penelitian ini berimplikasi bahwa parameter rasio RNA/DNA dapat dijadikan sebagai indikator pertumbuhan udang windu.