Siti Murniasih
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIVITAS METODE TRANSFEKSI DALAM TRANSFER GEN PADA ZIGOT IKAN CUPANG ALAM (WILD BETTA), Betta imbellis Anjang Bangun Prasetio; Eni Kusrini; Ruby Vidia Kusumah; Sawung Cindelaras; Siti Murniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.617 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.191-199

Abstract

Transfeksi merupakan salah satu metode transfer gen (transgenesis) yang tepatdiaplikasikan pada cupang alam (wild betta), Betta imbellis dikarenakan pemijahannya yang alami dan sulit untuk dilakukan stimulasi. Penelitian yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas warna ikan cupang alam ini bertujuan untuk melihat efektivitas metode transfeksi dalam penyisipan gen asing pada zigot B. imbellis. Analisis laboratorium dan proses pemeliharaan ikan dilaksanakan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias serta Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, selama enam bulan. Calon induk B. imbellis diseleksi dan dipijahkan dengan perbandingan 1 :1, selanjutnya dilakukan transfeksi pada telur yang telah dibuahi, sebagian kecil diambil untuk isolasi DNA dan di-PCR. Gen asing yang digunakan untuk perlakuan adalah Green Flourenscent Protein (GFP) 1:1 dan 3:1 serta Red Flourescent Protein (RFP) 1:1dan 3:1 dengan jumlah ulangan masing-masing sebanyak enam kali. Sebagai kontrol, ditambahkan juga perlakuan non transfeksi (non transgenik) yaitu tanpa penyisipan gen GFP maupun RFP. Pengamatan dilakukan sejak perkembangan zigot mulai dari penghitungan derajat penetasan (HR) dan sintasan larva (SR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan transfeksi tidak memperlihatkan pola yang jelas dari setiap perlakuan, namun secara umum tidak berbeda signifikan dengan kontrol non transgenik. PCR pada embrio dan larva menunjukkan hasil positif di mana DNA teramplifikasi pada ukuran sekitar 0,6 kb untuk beberapa ulangan. Dari hasil yang diperoleh ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode transfeksi efektif digunakan untuk transfer gen ikan cupang alam, wild betta (Betta imbellis). 
PENINGKATAN SINTASAN LARVA IKAN RAINBOW KURUMOI (Melanotaenia parva) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK Lili Sholichah; Siti Murniasih; Nurhidayat Nurhidayat
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.741 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.265-276

Abstract

Pembenihan ikan rainbow kurumoi sudah dilakukan di Balai Penelitian danPengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) sejak tahun 2010. Dalam perkembangannya ada beberapa kendala terutama rendahnya sintasan benih yang dapat memengaruhi proses produksi massal yang sedang dan terus akan dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah uji efektivitas probiotik dan tahap kedua adalah penentuan dosis optimal. Tujuan penelitian tahap I adalah untuk menentukan jenis probiotik yang paling efektif digunakan untuk pemeliharaan benih ikan rainbow. Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan yaitu: probiotik komersil jenis pertama (P1), jenis kedua (P2), jenis ketiga (P3), jenis keempat (P4), dan kontrol tanpa menggunakan probiotik (P0) masing-masing diulang sebanyak tiga kali menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Benih yang digunakan berumur satu bulan dengan ukuran badan yang seragam dan dihasilkan dari batch yang sama pula. Benih dipelihara menggunakan akuarium berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm dengan sistem resirkulasi menggunakan filter batu karang. Masing-masing akuarium diisi 100 ekor benih ikan rainbow kurumoi yang diberi pakan nauplii Artemia. Jenis-jenis probiotik komersil yang telah diuji pada tahap I akan dipilih satu jenis probiotik yang paling efektif berdasarkan hasil uji statistik yang menunjukkan nilai sintasan tertinggi. Selanjutnya probiotik terpilih (P2) akan diuji untuk menentukan dosis yang tepat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas empat perlakuan yaitu berupa dosis yang akan diujikan terdiri atas 0,5x dosis kemasan (perlakuan TB1), 1x dosis kemasan (perlakuan TB2), 2x dosis kemasan (perlakuan TB3), dan 4x dosis kemasan (perlakuan TB4), masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Dengan lama pemeliharaan dua bulan. Pengamatan yang dilakukan berupa sintasan, pertumbuhan, identifikasi plankton dan bakteri, dan analisis kualitas air. Kedua tahap penelitian dianalisis dengan ANOVA (analisis sidik ragam) dan jika terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Tahap pertama diperoleh hasil berturut-turut dari sintasan (%) tertinggi yang dicapai oleh P2 (56,5); P3 (50,0); P1 (46,5); P4 (34,5); dan terendah kontrol P0 (15,0). Sedangkan nilai sintasan (%) tahap dua berturut-turut dari yang tertinggi yaitu dicapai oleh perlakuan: TB3 (63,0); TB2 (58,0); TB4 (55,0); dan yang terendah perlakuan TB1 (34,0).