Denny Syaputra
Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA PROSES TRANSPORTASI SISTEM TERTUTUP DENGAN PENAMBAHAN PERASAN DAUN UBI KAYU AKSESI BATIN (Manihotes culenta Crantz) Jamaliah Jamaliah; Eva Prasetiyono; Denny Syaputra
Media Akuakultur Vol 15, No 1 (2020): (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.595 KB) | DOI: 10.15578/ma.15.1.2020.15-22

Abstract

Kebutuhan masyarakat terhadap ikan nila perlu didukung dengan ketersediaan benih secara berkelanjutan untuk kegiatan budidaya. Masalah yang sering dihadapi adalah terjadinya kematian benih ketika ditransportasikan akibat stres. Daun ubi kayu memiliki kandungan flavonoid dan saponin yang bermanfaat sebagai pencegah stres pada ikan selama proses pengangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimal penambahan perasan daun ubi kayu aksesi batin sebagai bahan anestesi alami pada transportasi sistem tertutup benih ikan nila. Konsentrasi daun ubi kayu aksesi batin yang diujikan adalah 0 g/L (P-0/kontrol); 6,25 g/L (P-1); 7,50 g/L (P-2); dan 8,75 g/L (P-3). Ikan ditransportasikan pada sistem tertutup selama delapan jam dengan suhu udara berkisar 28°C-30°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan perasan daun ubi kayu aksesi batin pada masing-masing perlakuan menghasilkan kelulushidupan benih ikan nila sebesar 80% (P-0/kontrol), 100% (P-1), 98% (P-2), dan 38,88% (P-3); dengan kadar glukosa darah sebesar 245 mg/dL (P-0/kontrol); 102,33 mg/dL (P-1); 196,66 mg/dL (P-2); dan 307,66 mg/dL (P-3). Konsentrasi terbaik untuk aplikasi transportasi benih ikan nila adalah konsentrasi 6,25 g/L. Pada konsentrasi tersebut kondisi ikan tidak mengalami stres yang dominan dengan sedikit perubahan kadar glukosa darah yang relatif rendah dan mempertahankan kondisi kualitas air lebih baik dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan lainnya.Market demands for tilapia are steadily increased annually which require a sustainable and consistent availability of its seed supply. One of the issues in the supply chain of tilapia seed is the juvenile mortality during transportation caused by a prolonged stress. Cassava leaf contains flavonoid and saponin, which were suspected to be useful to prevent fish stress during the transportation process. This research aimed to determine the optimal concentration of cassava leaf extract of Batin accession as a natural anesthetic to nile tilapia transported in a closed system. The concentrations of cassava leaf extract of Batin accession used in this research were 0 g/L (P-0, control treatment), 6.25 g/L (P-1), 7.50 g/L (P-2), and 8.75 g/L (P-3). Tilapia seeds were transported within a closed transportation system for eight hours, with air temperatures ranging between 28°C-30°C. The results showed that the addition of cassava leaf extract of Batin accession in each treatment produced survival rates of tilapia seed of 80% (P-0/control), 100% (P-1), 98% (P-2), and 38.88% (P-3), with blood glucose levels of 245 mg/dL (P-0/control), 102.33 mg/dL (P-1), 196.66 mg/dL (P-2), and 307.66 mg/dL (P-3). The best concentration of cassava extract for tilapia seed transportation was achieved by treatment P-1. The concentration of cassava extract used in P-1 was successfully reduced the seed stress level indicated by a relatively slight change in the blood glucose level. The concentration was also proved to keep better conditions of the transport media compared to the control and other treatments.
ANALISIS KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT PADA LOKASI BUANGAN LIMBAH TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI KABUPATEN BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Eva Prasetiyono; Endang Bidayani; Robin Robin; Denny Syaputra
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 18, No 2 (2022): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.18.2.73-79

Abstract

Budidaya udang vaname pada kawasan perairan pesisir Bangka Tengah dilakukan secara intensif menggunakan pakan buatan sebagai pakan utama udang. Permasalahan yang muncul pada setiap budidaya intensif yaitu sisa pakan yang tidak termakan dan sisa metabolisme berupa feses dan urin yang berpotensi menyebabkan kesuburan ekosistem perairan. Dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme akan menghasilkan senyawa nitrogen dalam bentuk nitrat dan fosfat. Senyawa-senyawa ini merupakan nutrisi yang diserap oleh tumbuhan sehingga berpotensi menyebabkan pertumbuhan berlebih dari mikroalga. Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis kandungan nitrat, fosfat dan parameter kualitas air lainnya serta kesesuaian air limbah yang dihasilkan pada lokasi buangan tambak udang vaname di Kabupaten Bangka Tengah. Lokasi yang dijadikan penelitian yaitu Tambak Udang TLTA (Lokasi 1), Tambak Udang ALB (Lokasi 2), dan Tambak Udang SDL (Lokasi 3). Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kandungan nitrat pada lokasi 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar 0,92±0,18 mg/L, 0,89±0,14 mg/L, dan 0,93±0,21 mg/L dan kandungan fosfat masing-masing sebesar 0,25±0,09 mg/L, 0,15±0,11 mg/L, dan 0,23±0,15 mg/L. Kandungan nitrat dan fosfat tersebut masih memenuhi kriteria baku mutu standar air buangan limbah tambak namun terdapat potensi eutrofikasi pada saat limbah tersebut masuk ke perairan umum. Hal ini dikarenakan nilai nitrat dan fosfat tersebut berada pada kisaran yang dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Kandungan parameter kualitas air TSS, BOD, COD, kekeruhan, suhu, salinitas, pH dan DO pada semua titik lokasi menunjukan nilai yang masih memenuhi standar baku mutu yang menggambarkan bahwa tidak terdapat ketercemaran dari limbah tambak udang yang dihasilkan. Pacific white shrimp shrimp cultivation in the coastal waters of Central Bangka is carried out intensively using artificial feed as the main shrimp feed. Problems in intensive cultivation are uneaten feed residues and metabolic wastes in the form of feces and urine which have the potential to cause fertility in aquatic ecosystems. Decomposition of organic matter by microorganisms will produce nitrogen compounds in the form of nitrate and phosphate. They will be absorbed by plants that have the potential to cause blooming algae. This study aims to test and analyze the content of nitrate, phosphate and other water quality parameters as well as the suitability of wastewater generated at the disposal site of pacific white shrimp ponds in Central Bangka Regency. The research locations were TLTA Shrimp Pond (Location 1), ALB Shrimp Pond (Location 2), and SDL Shrimp Pond (Location 3). The research method used quantitative descriptive analysis method. The results showed that the nitrate content at locations 1, 2 and 3 were 0.92±0.18 mg/L, 0.89±0.14 mg/L, and 0.93±0.21 mg/L, respectively, and phosphate content of 0.25±0.09 mg/L, 0.15±0.11 mg/L, and 0.23±0.15 mg/L, respectively. The nitrate and phosphate content still meets the standard quality criteria for pond waste water, but there is potential for eutrophication when they flow into estuary or seas area. Their values are in the range that can cause eutrophication. The content of water quality parameters TSS, BOD, COD, turbidity, temperature, salinity, pH and DO at all location points shows values that still meet quality standards which illustrate that there is no pollution from shrimp pond waste produced.