Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Intensitas Nyeri dengan Status Fungsional Penderita Kanker Payudara Pasca Pembedahan di RSUDZA Banda Aceh Rahmi Eka Saputri; Iskandar .; Rima Novirianthy
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.973 KB)

Abstract

Kanker payudara merupakan pertumbuhan abnormal pada jaringan payudara yang bersifat progresif. Pengobatan dapat menimbulkan rasa nyeri bagi penderita. Nyeri dapat menimbulkan keterbatasan fisik dan berdampak pada setiap aspek kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri dengan status fungsional penderita kanker payudara pasca pembedahan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Metode penelitian bersifat analitik observasional dengan menggunakan rancangan jenis cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan wawancara terpimpin menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) untuk menilai intensitas nyeri dan Barthel Index untuk menilai status fungsional. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016-Oktober 2016 terhadap 32 orang subjek penelitian. Hasil penelitian didapatkan 12 orang (37,5%) nyeri ringan, 17 orang (53,1%) nyeri sedang, dan 3 orang (9,4%) nyeri berat. Status fungsional didapatkan 6 orang (18,8%) dependen ringan, 23 orang (71,9%) dependen sedang, dan 3 orang (9,4%) dependen berat. Analisa data dengan menggunakan uji Spearman diperoleh nilai p=0,000 (p0,05) dan nilai r=0,680. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas nyeri dengan status fungsional penderita kanker payudara pasca pembedahan dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi yang kuat
Stereotactic Radiosurgery in Recurrent Brain Metastases After Prior Radiosurgery: A Case Report and Review of Literature HENRY KODRAT; RIMA NOVIRIANTHY
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 4 (2016): October - December 2016
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1045.108 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v10i4.492

Abstract

ABSTRACTPreviously, all brain metastasis has been treated with whole brain radiotherapy and the survival is poor. Recently, the development of stereotactic radiosurgery (SRS) provides comparable efficacy with low toxicity, and in several cases have a better survival compared to historical data. We conducted a case review in brain metastasis, which has been treated with SRS previously and experienced distant brain recurrence, then re-treated with SRS.ABSTRAKDahulu, semua metastasis otak ditangani dengan modalitas radiasi seluruh otak dan memiliki kesintasan yang tidak terlalu baik. Saat ini berkembang modalitas stereotactic radiosurgery (SRS). SRS memberikan efektivitas yang sebanding dengan toksisitas yang rendah dan pada beberapa kasus memiliki kesintasan yang lebih baik dibandingkandata sebelumnya. Berikut adalah tinjauan kasus metastasis otak dengan penanganan SRS sebelumnya dan mengalami kekambuhan di lokasi lain pada otak, kemudian ditatalaksana ulang dengan SRS.
Stereotactic Radiosurgery pada Benign Skull Base Tumor HENRY KODRAT; RIMA NOVIRIANTHY
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 1 (2016): Jan - Mar 2016
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.829 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v10i1.412

Abstract

ABSTRACTTotal removal is difficult to be performed in skull base tumors because its location is surrounded by important structures such as nerves and blood vessels. Therefore, radiotherapy is one of treatment modalities that has been proven efficacy. Simultaneous with the development of imaging technology and advancement of radiobiology, radiosurgery is an emerging therapeutic modality. Radiosurgery is radiotherapy method which delivers high doseirradiation in single fraction. Rational use of stereotactic radiosurgery on benign skull base tumor is from radiobiology point of view; there is no advantage can be achieved from conventional dose fractionated radiotherapy compared with high dose. However, if we want to delivered high dose radiation, we must apply rigid immobilization, target definition using stereotactic navigation and image guidance verification. Radiosurgery can only be delivered in small intracranial lesion.ABSTRAKReseksi total kadang sulit dilakukan pada tumor yang terletak pada dasar tengkorak. Hal ini disebabkan lokasinya dikelilingi oleh struktur saraf dan pembuluh darah penting. Oleh karena itu, radioterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang sudah terbukti maanfaatnya. Sejalan dengan perkembangan teknologi pencitraan dan kemajuan pengetahuan radiobiologi, radiosurgery merupakan modalitas terapi yang melejit penggunannya. Radiosurgery adalah metode pemberian radioterapi dengan dosis tinggi dan diberikan dalam fraksi tunggal. Rasional penggunaan stereotactic radiosurgery pada tumor jinak dasar tengkorak adalah karena dari sudut pandang radiobiologi, tidak ada kelebihan dariradioterapi dengan dosis konvensional dibandingkan dengan dosis tinggi. Namun, untuk pemberian dosis tinggi diwajibkan imobilisasi yang rigid dan lokalisasi yang akurat dengan menggunakan navigasi stereotaktik dan verifikasi dengan panduan pencitraan radiologi. Radiosurgery hanya dapat diberikan pada kelainan intrakranial yang berukuran kecil.