Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMENUHAN GURU PRODUKTIF SMK DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 jonni sitorus
Inovasi Vol 18 No 1 (2021): JURNAL INOVASI VOL. 18 NO. 1 MEI 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33626/inovasi.v18i1.335

Abstract

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kondisi eksisting guru SMK dan pemenuhan guru produktif SMK di era revolusi industri 4.0. Penelitian merupakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di 4 kabupaten/kota, yaitu: Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Medan, dan Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % jumlah guru produktif SMK dari jumlah seluruh guru di masing-masing SMKN/S tidak merata, yaitu kisaran antara 35% - lebih 50an%. Hampir semua SMK mengalami kekurangan guru produktif kecuali, SMKN 1 Pematangsiantar, SMKS Ar Rahman Medan, dan SMKN 3 Tebing Tinggi. Jumlah kekurangan guru produktif SMK tidak merata, yaitu kisaran antara 2 sampai 26 orang. Pemenuhan kuantitas guru produktif SMK di Sumatera Utara memiliki 10 pola, yaitu: Pengangkatan guru dari Program CPNS; Pengangkatan guru melalui Ikatan Dinas D3 Jakarta; Guru yang pernah mengikuti Program Keahlian Ganda/Alih Keahlian; Pengangkatan guru melalui Program Alih Fungsi pegawai umum; Pengangkatan guru melalui Guru Tidak Tetap (GTT) Provinsi; Pengangkatan guru melalui GTT yang dibiayai SPP; Pengangkatan guru melalui GTT yang dibiayai Dana BOS; Pengangkatan guru sebagai Guru Tetap Yayasan; Pengangkatan guru melalui Program magang mahasiswa PPG; dan Program Guru Tamu. Program Magang Mahasiswa PPG; Program Penyetaraan Guru; Program Keahlian Ganda; dan Program Guru Tamu, telah bertransformasi sebagai tuntutan revolusi industri 4.0. Pemenuhan kualitas guru produktif SMK di Sumatera Utara memiliki 5 pola, yaitu peningkatan kompetensi guru melalui: pemanfaatan SIM GPO/PKB; aktif di Forum MGMP/KKG; pelatihan; magang di industri; dan kolaborasi dengan Industri, Kelima pola tersebut telah bertransformasi sesuai tuntutan revolusi industri 4.0.
PEMENUHAN GURU PRODUKTIF SMK DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 jonni sitorus
Inovasi Vol 18 No 1 (2021): JURNAL INOVASI VOL. 18 NO. 1 MEI 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33626/inovasi.v18i1.335

Abstract

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kondisi eksisting guru SMK dan pemenuhan guru produktif SMK di era revolusi industri 4.0. Penelitian merupakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di 4 kabupaten/kota, yaitu: Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Medan, dan Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % jumlah guru produktif SMK dari jumlah seluruh guru di masing-masing SMKN/S tidak merata, yaitu kisaran antara 35% - lebih 50an%. Hampir semua SMK mengalami kekurangan guru produktif kecuali, SMKN 1 Pematangsiantar, SMKS Ar Rahman Medan, dan SMKN 3 Tebing Tinggi. Jumlah kekurangan guru produktif SMK tidak merata, yaitu kisaran antara 2 sampai 26 orang. Pemenuhan kuantitas guru produktif SMK di Sumatera Utara memiliki 10 pola, yaitu: Pengangkatan guru dari Program CPNS; Pengangkatan guru melalui Ikatan Dinas D3 Jakarta; Guru yang pernah mengikuti Program Keahlian Ganda/Alih Keahlian; Pengangkatan guru melalui Program Alih Fungsi pegawai umum; Pengangkatan guru melalui Guru Tidak Tetap (GTT) Provinsi; Pengangkatan guru melalui GTT yang dibiayai SPP; Pengangkatan guru melalui GTT yang dibiayai Dana BOS; Pengangkatan guru sebagai Guru Tetap Yayasan; Pengangkatan guru melalui Program magang mahasiswa PPG; dan Program Guru Tamu. Program Magang Mahasiswa PPG; Program Penyetaraan Guru; Program Keahlian Ganda; dan Program Guru Tamu, telah bertransformasi sebagai tuntutan revolusi industri 4.0. Pemenuhan kualitas guru produktif SMK di Sumatera Utara memiliki 5 pola, yaitu peningkatan kompetensi guru melalui: pemanfaatan SIM GPO/PKB; aktif di Forum MGMP/KKG; pelatihan; magang di industri; dan kolaborasi dengan Industri, Kelima pola tersebut telah bertransformasi sesuai tuntutan revolusi industri 4.0.
Penanganan Sampah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Jonni Sitorus; Siti Masliyah Lubis; Marlina Zetri; Nobrya Husni
Inovasi Vol 20 No 2 (2023): JURNAL INOVASI VOL. 20 NO. 2 OKTOBER 2023
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33626/inovasi.v20i2.780

Abstract

The research aim to describe pattern of waste management and local government policies in wastemanagement. This research was analyzed qualitatively with a descriptive approach andquantitatively with a simple statistical approach (without statistical tests). The results show thatthe pattern of waste handling in Labuhanbatu Regency is transporting waste from the sourcedirectly to the landfill so that the carrying capacity and capacity of the landfill is overcapacity.Community empowerment in waste management in Labuhanbatu Regency is still very minimal,with the percentage of people who have participated in community empowerment programs andactivities carried out by the local government and other agencies per each assessment indicator asfollows: environmental health counseling (10.16%); socialization about waste management andsimilar activities (13.115%); participation of members/organizational administrators who care about waste management (6.885%); waste management training to be something economicallyvaluable (6.885%); getting the opportunity to work in waste recycling management (1.311%);getting waste management facilities (1.311%); getting business capital for waste management(1.311%); getting economic benefits from waste management (2.295%); producing severalproducts from waste recycling management (4.262%); and protection efforts from the localgovernment when there is a conflict over waste management (3.607%). Labuhanbatu Regencyalready has 2 regulations and laws related to waste management, namely: Peraturan DaerahKabupaten Labuhanbatu No. 8 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sampah, and Peraturan BupatiLabuhanbatu No. 48 Tahun 2021 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan PengelolaanPersampahan kepada Camat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu.Keywords: waste management, community empowerment, government policy
IMPLEMENTATION OF AN INNOVATIVE LEARNING MODEL IN ELEMENTARY SCHOOLS IN BANDA ACEH Side Efrida; Siti Mayang Sari; Akmaluddin; Jonni Sitorus
International Conference on Education, Science, Technology and Health (ICONESTH) 2023: ICONESTH
Publisher : International Conference on Education, Science, Technology and Health (ICONESTH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/iconesth.vi.160

Abstract

Starting from the assumption that the educator-centered approach has many weaknesses. Meanwhile, the student-centered approach, the teacher's role is to help students find facts, concepts, or principles for themselves. Therefore, to refer to learning efforts towards building creative, interactive, innovative, and inspiring student character in the learning process in the classroom, it is necessary to implement innovative-based learning models. It is time for teachers to implement student-centered learning models as one of the learning innovations that make students the center of education. Innovative learning models are expected that students can develop their potential and abilities for the development of society, nation and state.
LINEARITY OF TEACHERS AND LECTURER'S DIPLOMAS IN INCREASING THE QUALITY OF EDUCATION Nona Nofiana Samsul; Siti Mayang Sari; Akmaluddin; Jonni Sitorus
International Conference on Education, Science, Technology and Health (ICONESTH) 2023: ICONESTH
Publisher : International Conference on Education, Science, Technology and Health (ICONESTH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/iconesth.vi.165

Abstract

Expressing quality is an absolute and relative concept. Absolute quality is high idealism and must be met, high standards, with high prestigious product characteristics. Relative quality is not an end in itself, but as a means that has been defined or services are assessed, namely whether they meet predetermined standards. Academic qualification is one of the factors to determine a person's expertise in a particular field. Likewise, the linearity of both study and profession is a benchmark for in-depth knowledge and career. The policy regarding diploma linearity is very good, it's just that this policy must be reviewed and explained again to educators, both teachers and lecturers. The purpose of this study is to analyze government policy regarding the linearity of diplomas for both teachers and lecturers in terms of implementation and realization of the goals of the diploma linearity. This research uses a descriptive qualitative approach in the form of a literature study by collecting information from various sources. This study concludes that government policies have been very good at improving the academic qualifications and academic competence of educators, but they are still a frightening specter for educators.