Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN DAN PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KESAKITAN MALARIA DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS LANJUT DATA RISET KESEHATAN DASAR 2007 Saikhu, Akhmad; Budianto, Anif; Yuliani, Rosda Cita
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 3 No 3 (2009): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria is a major public health problem in Indonesia, causing mortality not only for infant and pregnant women but also decreasing productifity among workers. To provide important and up to date of health related information, National Health Institute Research and Development – MOHRepublic Indonesia had held National Baseline Health Research (NBHR) on 2007. The extended analisis of NHBR particularly on malaria has been conducted to evaluate distribution of case malaria and its influencing risk factors especially the behavioral and environmental factor. This study found that there were associations between malaria cases with age (p<0.000), occupation (p<0.005), time consumed to seek health services (posyandu), health services utilization (p<0.05), type of water sludge irrigation (p<0.001) and usage of insecticide mosquito bed net (p<0.000). This study recommended the improvement environment condition and health education to improve knowledge, attitude and practice, provide more and better insecticide mosquito bed net can be applied to solve the problems that were issued from the findings of the study. Extended malariaresearch should be conducted to provide better understanding of malaria control.
Inventarisasi Keanekaan Anggota Ordo Odonata di Cagar Alam Nusakambangan Timur dan Sekitarnya Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Zaman, Mokhamad Nur; Yusuf, Muhammad; Romli, Mochamad; Syafii, Imam; Hardhaka, Tri; Fuadi, Bakhtiar Fahmi; Saikhu, Akhmad; Rouf, M. Solakhudin Ar; Adi, Arfiansyah; Laily, Zainul; Purwanto, Pratama Bimo; Yudo, M. Haris
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.249 KB)

Abstract

Capung merupakan serangga yang mempunyai nilai penting bagi lingkungan. Keberadaanya di alam menjadipenanda adanya perubahan kualitas lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah merekam keberadaan keanekaanCapung, karena hingga saat ini belum ada data capung di Cagar Alam Nusakambangan Timur. Mengingatpulau Nusakambangan adalah salah satu lokasi bernilai tinggi yang merupakan daerah hutan primer di Jawayang masih tersisa. Metode yang digunakan adalah survey langsung di lapangan di beberapa wilayah yaituSungai, Hutan Primer, dan Pantai pada bulan Januari 2017. Hasilnya tercatat ada 14 spesies yang terbagidalam 2 subordo yaitu Anisoptera dan Zygoptera. Subordo Anisoptera terdiri dari 2 famili yaitu Aeshnidae (1spesies) dan Libellulidae (7spesies). Subordo Zygoptera terdiri dari 4 famili yaitu Clorochypidae (1 spesies),Protoneuridae (1 spesies), Platycnemididae (3 spesies),dan Platystictidae (1 spesies). Spesies terakhirmerupakan spesies endemik Jawa yaitu Drepanosticta sundana.
PERAN PELEMBAGAAN DALAM PROGRAM ONE VILLAGE ONE PRODUCT MELALUI EMPOWERMENT MASYARAKAT Dyah Ratnasari, Siwi; Saikhu, Akhmad; Sunarto, Sunarto
Jurnal Ilmu Manajemen (JIMMU) Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Magister Manajemen Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jimmu.v7i2.18646

Abstract

 One village one product (OVOP) merupakan konsep pengembangan ekonomi yang mengarahkan suatu wilayah mampu menciptakan produk bercirikan lokal dengan potensi sumberdaya lokal dan berdaya saing global. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui: 1) proses pelaksanaan OVOP sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat 2) untuk mengetahui model pelembagaan yang digunakan dalam pelaksanaan program OVOP. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Sadengrejo Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Metode yang digunakan berupa metode interractive model. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Tahapan penelitian meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan OVOP meliputi: a) Pemetaan potensi, b) Menemukan sasaran pada basis desa tertinggal, c) OVOP dikembangkan secara kelompok, d) Memilih potensi lokal, e) Mengembangkan potensi lokal, f) Menguatkan kelembagaan dengan konsep pemberdayaan, g) Membuat perencanaan usaha. 2) Model pelembagaan yang digunakan dalam pelaksanaan OVOP adalah kombinasi antara buttom up dan top down, meskipun feedback belum berjalan secara efektif. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa program OVOP yang telah dilaksanakan memerlukan monitoring dan evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.Kata Kunci:  Pelembagaan, Empowerment, One Village One Product (OVOP)             One village one product (OVOP) is an economic development concept that directs a region to be able to create products with local characteristics with local resource potential and global competitiveness. The research objectives are to determine: 1) the process of implementing OVOP as an effort to empower the community's economy 2) to determine the institutional model used in the implementation of the OVOP program. This type of research is qualitative research. The research was conducted in Sadengrejo Village, Rejoso, Pasuruan. The method used is an interactive model method. Data collection techniques through interviews and documentation. The research stages include: data reduction, data presentation and conclusion drawing (verification). The results showed that: 1) The OVOP implementation process includes: a) Potential mapping, b) Finding targets on a disadvantaged village basis, c) OVOP is developed in groups, d) Selecting local potential, e) Developing local potential, f) Strengthening institutions by the concept of empowerment, g) Making business plans. 2) The institutional model used in the implementation of OVOP is a combination of bottom up and top down, although the feedback has not been effective. The implication of this research is that the OVOP program that has been implemented requires monitoring and evaluation to improve the implementation of further activities.Keywords:  Community, Empowerment, One Village One Product (OVOP)