Surahmawati Surahmawati
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Barru (Kasus Pelayanan Rawat Jalan Pasien Pengguna Asuransi Kesehatan) Surahmawati Surahmawati
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 7, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.859 KB) | DOI: 10.24252/as.v7i1.1975

Abstract

Pelayanan di bidang kesehatan masih menjadi problem mendasar yang dikeluhkan sebagian besar masyarakat yang mana pelayanan bermutu antara pasien dan pemberi pelayanan (provider) disadari sering terjadi perbedaan persepsi . Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Barru pada pasien rawat jalan pengguna Asuransi kesehatanMetode penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif, dan yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rata-rata pasien Asuransi kesehatan yang berobat rawat jalan di Rumah Sakit Barru selama tahun 2010 yaitu sebanyak 519 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh Jumlah sampel sebanyak 104 orang. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket, observasi, dan wawancara. Pengolahan data menggunakan Microsoft excel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas pelayanan kesehatan rawat jalan di RSUD Barru ditinjau dari prosedur administrasi dinyatakan cukup baik dengan nilai rata-rata 2,72, kualitas pelayanan ditinjau dari waktu tunggu dinyatakan kurang baik dengan nilai rata-rata 2,26, tingkat kualitas pelayanan ditinjau dari sikap petugas kesehatan dinyatakan cukup baik dengan nilai rata-rata 2,94, dan tingkat kualitas ditinjau dari fasilitas pelayanan kesehatan dinyatakan cukup baik dengan nilai rata-rata 2,43. Dari empat variabel penelitian diperoleh nilai rata-rata 2,58 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Barru termasuk kategori cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan beberapa hal yakni; diharapkan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan kedisiplinan dan rasa tanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaannya, kepada pihak rumah sakit agar mengupayakan perbaikan fasilitas yang bermasalah seperti WC dan ketersediaan airnya, petugas kesehatan hendaknya selalu memberi pelayanan yang baik dan bersikap ramah kepada pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Barru.  
Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Balangnipa Tahun 2015 Sitti Raodhah; Surahmawati Surahmawati; Muttaqiyyah Darwis
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 7, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.129 KB) | DOI: 10.24252/as.v7i2.2005

Abstract

Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk mengurangi AKB yaitu melakukan kontak langsung dengan tenaga kesehatan minimal tiga kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pelayanan kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas Balangnipa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional. Populasi dan sampel adalah 75 ibu yang telah melahirkan di Puskesmas Balangnipa. Pengambilan sampel meggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan statistic deskriptif. Hasil penelitian didapatkan bahwa 75 responden (100%) memanfaatkan pelayanan kunjungan neonatus. Dari akses geografis, sebanyak 72 orang (96%) yang mampu menjangkau pelayanan KN dan 3 orang (4%) yang tidak mampu menjangkau pelayanan KN. Dari faktor ekonomi, 23 orang (30.7%) memiliki pendapatan keluarga yang tinggi dan 52 orang (69.3%) memiliki pendapatan keluarga yang rendah. Dari faktor sosial budaya, sebagian besar responden masih memiliki kepercayaan tentang bayi baru lahir, sedangkan faktor sikap dan persepsi menunjukkan 75 orang (100%) responden memiliki sikap yang baik dan persepsi yang positif terhadap pelayanan kunjungan neonatus. Dan dari faktor pelayanan kesehatan, 75 orang (100%) berpendapat bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sudah baik.  Penelitian ini menunjukkan bahwa semua ibu melakukan memanfaatkan pelayanan kunjungan neonatus terutama KN1 karena masih berada di tempat pelayanan kesehatan saat bersalin.Dengan penelitian ini adalah disarankan kepada tenaga kesehatan lebih aktif melakukan penyuluhan tentang kunjungan neonatus kepada masyarakat. 
Faktor-Faktor Yang Behubungan Dengan Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Pada Pasien Tb Paru di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2016 Muhammad Fais Satrianegara; Surahmawati Surahmawati; Asriani Asriani
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 8, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.661 KB) | DOI: 10.24252/as.v8i1.2080

Abstract

Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan interaksi antara pengguna jasa pelayanan dan penyedia jasa pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (lokasi, fasilitas, dan pelayanan), dan faktor penguat (petugas dan dorongan keluarga) dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan pada pasien tb paru di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen dan independen sekaligus pada waktu yang sama, dengan jumlah responden sebanyak 68 orang dengan penentuan sampel menggunakan rumus Slovin. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan pemanfaatan ulang adalah faktor predisposisi: sikap (p=0,013), faktor pemungkin: lokasi (p=0,001), fasilitas (p=0,001), pelayanan (p=0,013), dan faktor penguat: petugas (p=0,000), sedangkan yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan ulang adalah faktor predisposisi: pendidikan (p=0,329), pekerjaan (p=0,665), dan  pengetahuan (p=0,618). Disarankan kepada rumah sakit perlu lebih meningkatkan mutu pelayanan agar pasien loyal dan tetap memilih memanfaatkan ulang pelayanan rawat jalan di RSUD Labuang Baji Makassar, karena sebagaimana yang kita ketehui bahwa persaingan rumah sakit sekarang yang semakin kompetitif. 
Gambaran Implementasi Peraturan Daerah Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Pada RSUD Haji dan Rumah Sakit Stella Maris di Kota Makassar Tahun 2015 Habibi Habibi; Surahmawati Surahmawati; Heriyani Sompo
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 8, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.923 KB) | DOI: 10.24252/as.v8i2.2656

Abstract

Penerapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya dari pemerintah untuk melindungi dan menjamin hak setiap orang untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok. Kota Makassar sendiri telah menetapkan PerWali No. 13 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang mengatur tentang area atau ruangan yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok. RSUD Haji dan Rumah Sakit Stella Maris merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peranan untuk melaksanakan kewajiban dan larangan sesuai dengan ketentuan Perda tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan melalui teknik wawancara mendalam. Penentuan informan dengan teknik purposive (purposive sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada RSUD Haji dan Rumah Sakit Stella Maris pada dasranya sudah diterapkan. Perlu dilakukannya evaluasi secara berkala untuk mengetahui perkembangan dari implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok yang meliputi tingkat keefektifan strategi kebijakan, keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman yang muncul selama pelaksanaan kebijakan. 
Gambaran Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Fungsi Manajemen Pada Program Pengendalian Penyakit Menular (P2M) di Puskesmas Tamangapa Makassar Tahun 2016 Habibi Habibi; Nurdiyanah Nurdiyanah; Surahmawati Surahmawati; Nurul Chaerunnisa
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 9, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.879 KB) | DOI: 10.24252/as.v9i1.3144

Abstract

Pelaksana kegiatan di Puskesmas adalah seorang tenaga kesehatan, dimana pelaksana melakukan kegiatan tertentu yang dinamakan dengan fungsi manajemen.Data yang di peroleh di Puskesmas Tamangapa, bahwa penyakit ISPA, Diare, dan Hipertensi mengalami peningkatan. Maka, aktifitas yang ada membutuhkan kerja sama dari tenaga kesehatan terkhusus pada unit P2M di Puskesmas untuk mengelola pelayanan kesehatan dalam fungsi manajemen dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan fungsi manajemen pada program P2M di Puskesmas Tamangapa Makassar. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif, melalui teknik wawancara mendalam.Penentuan informan dengan teknik purposive sampling dimana informan berjumlah 9 orang. Hasil penelitian menunjukkan, fungsi perencanaan pada Program P2M dimulai dengan mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas masalah sampai menetapkan tujuan dan kegiatan yang ingin dicapai hal ini sesuai dengan tahapan perencanaan program pada umumnya. Fungsi pengorganisasian dalam pembagian tugas dan menyusun kelompok kerja, dirumuskan bersama sesuai kompetensi pegawai, namun adanya rangkap jabatan dinilai kurang efektif. Kemampuan pimpinan dalam memberikan motivasi dalam fungsi pergerakan telah dilaksanakan. Bentuk pengawasan pada program P2M hanya melalui via telepon. Serta fungsi evaluasi untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program yang telah dilakukan, dengan melihat standar pelayanan minimal yang disusun.Saran, perlu adanya penambahan jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas dan proses pengawasan yang di tingkatkan dengan melakukan pemantauan langsung kegiatan untuk melihat kinerja pegawai terkhusus pada program P2M.