Priyo Sambodho
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TAMPILAN BOBOT BADAN DAN UKURAN TUBUH KAMBING DARA PERANAKAN ETTAWA AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN SUPLEMENTASI UREA YANG BERBEDA Setiawati, Tika; Sambodho, Priyo; Sustiyah, Ani
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 2 (2013): Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.634 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi urea yang berbeda terhadap bobot badan dan ukuran – ukuran tubuh (lingkar dada, panjang badan, tinggi badan dan lebar pinggul) pada kambing perah dara Peranakan Ettawa. Dua belas ekor kambing perah dara Peranakan Ettawa dengan rata – rata bobot badan ±15,83 kg (cv = 6,5 %) dengan umur 4 – 5 bulan dibagi menjadi tiga unit kandang sehingga setiap kelompokunit kandang terdapat 4 ekor kambing. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan : T1: ransum dengan suplementasi urea 0,447 gr dengan asumsi mengandung PK 11%; T2 : ransum dengan suplementasi urea 1,073 gr dengan asumsi mengandung PK 13% ; T3 : ransum dengan suplementasi 1,69 gr dengan asumsi mengandung PK 15%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam dengan uji F pada taraf 5 % dan apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh perlakuan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan suplementasi urea 0,447 g, 1,073 gr dan 1,69 g mempengaruhi bobot badan, lingkar dada, panjang badan, namun tidak pada tinggi badan dan lebar pinggul.Kata kunci : kambing peranakan ettawa, urea, proteinABSTRACTThis study aimed to determine the effect of different urea supplementation on body weight and body size (chest girth, body length, body high, hip width) in Ettawa grade ewe. Twelve Ettawa grade ewes weighting 15,83 kg by the age of 4-5 months were divided into three groupsunit cages so that each unit cages contained four goats. This experiment used completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4 replications: T1: ration with urea supplementation contained 0,447 gr assuming a 11% crude protein; T2: ration with urea supplementation containing 1,037 g assuming crude protein 13 %, T3: ration with urea supplementation containing 1,69 g assuming 15% crude protein. The data obtained were analyzed using various analytical procedures F-test with level 5% and if the results of the analysis show that the real effect of treatment will be followed by the Least Significant Different test. The results showed that treatment with urea supplementation of 0,447 g, 1,037 gr and 1,69 g had effect on body weight, chest girth and body length, and had no effect on body high and hip width.Key words: Ettawa grade ewe, urea, protein,
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP PRODUKSI DAN BAHAN KERING SUSU KAMBING PERAH (The Effect of Differents by Forage Feeding Frequency on Total Solid and Milk Production for Dairy Goat) Amrudin, Rahmad; Sambodho, Priyo; Suprayogi, Teguh Hari
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.417 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans produksi kambing Perah yaitu produksi susu dan kandungan bahan kering susu akibat dari perlakuan pakan hijauan dengan cara mengatur frekuensi pemberiannya (frekuensi pemberian pakan perhari). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing perah (PE) laktasi sebanyak 12 ekor yang berada pada bulan laktasi ke 3 dan ke 4. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrat dan hijauan (tebon jagung dan rumput gajah dengan perbandingan kosentrat : hijauan adalah 40% : 60% dari total bahan kering ransum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan (T1, T2 dan T3) dan 4 kali ulangan (kambing). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (P<0,05) frekuensi pemberian hijauan terhadap konsumsi BK pakan dan PK pakan, produksi susu dan bahan kering susu, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa peningkatan frekuensi pemberian hijauan ekor/hari pada kambing perah dapat meningkatkan konsumsi hijauan, produksi susu dan BK susu.Kata Kunci : Kambing perah; hijauan; konsentrat; produksi susu ABSTRACT The experiment aimed to determine the performance of dairy goat of total solid and milk production dairy goat. The result of feed treatment by regulation the frequencies of feeding. Material used are 12 dairy goats in 3rd and 4th lactating periods. Ration that used in this experiment are concentrate and forages (corn hay and Elephant grass) with ration : 40 % (concentrate) : 60 % (forages). Design of experiment used Completely Randomized Design ( CRD ) that consisted of 3 treatments ( T1, T2 and T3 ) and 4 replications. The result indicates a significant by frequencies of forages on dry matter intake, crude protein intake, total solid and milk production. The conclusions, that the increased of forage feeding frequencies in dairy goats can be improve for feed intake , total solid and milk production.Keywords: Dairy goat; forage; concentrate; milk production
TOTAL BAKTERI DAN pH SUSU AKIBAT LAMA WAKTU DIPING PUTING KAMBING PERANAKAN ETTAWA LAKTASI Swadayana, Asri; Sambodho, Priyo; Budiarti, C
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.495 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu diping puting terhadap total bakteri dan pH susu pada kambing PE laktasi. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Malang pada tanggal 23 Juli sampai dengan 23 Agustus 2011. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor kambing perah laktasi dengan kriteria kondisi sehat dan sedang dalam masa laktasi, kaporit (Calcium Hyphochloride) dan aquades. Peralatan yang digunakan timbangan digital, ember, gelas ukur, gelas pencelup untuk diping, stop watch, botol sampel, pH meter dengan skala 0-14 dengan kepekaan 0,1 dan termos serta plate count agar. Perlakuan yang diterapkan adalah T1 (Lama waktu diping 5 detik), T2 (Lama waktu diping 10 detik) dan T3 (Lama waktu diping 15 detik). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah total bakteri dan pH susu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu diping puting tidak menunjukkan perbedaan terhadap total bakteri dan pH susu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama waktu diping puting kambing perah laktasi selama 5 detik saja sudah mampu mengendalikan total bakteri dan mempertahankan pH susu.Kata Kunci : diping puting , total bakteri susu, pH susu
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI SERAT KASAR TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN KLATEN (The relation between crude fiber intake with total milk production and milk fat in smallholder dairy farms in Klaten) Andriawan, Trio; Harjanti, Dian Wahyu; Sambodho, Priyo
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.246 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengkaji hubungan konsumsi serat kasar (SK) terhadap produksi susu dan kandungan lemak susu sapi perah. Materi yang digunakan adalah 30 ekor sapi perah laktasi. Kadar lemak susu dianalisis menggunakan analisis gerber, sedangkan kadar SK dianalisis menggunakan analisis proksimat. Data dianalisis secara korelasi untuk mengetahui besar kecilnya hubungan variabel bebas dan variabel terikat sertaanalisis regresi non linier kuadratik untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel.Hasil penelitian menunjukkan konsumsi SK rata-rata sebesar 5,99 kg/ekor, produksi susu rata-rata sebesar 10,95 kg/ekor, kandungan lemak susu 0,33 kg/ekor. Koefisien hubungan konsumsi SK pakan terhadap  produksi susu sapi perah rendah (r=0,275), dengan koefisien determinasi (R2=0,076)dan persamaan y = - 0,208x2 + 3,026x +0,828. Hubungan konsumsi SK pakan terhadap lemak susu sapi perah adalah sangat rendah (r=0,190), dengan koefisien determinasi (R2=0,036) dan persamaan y = - 0,005x2 + 0,070 x +0,086. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara konsumsi SK terhadap produksi susu dan lemak susu mengikuti kurva quadratik, berarti peningkatan konsumsi SK tidak menyebabkan peningkatan produksi susu dan lemak susu secara linier.Kata kunci : serat kasar; produksi susu; lemak susu; sapi perah ABSTRACT The research was done to evaluate the correlation between crude fiber intake with total milk production and milk fat by using a total of 30 dairy cattle. The concentrations of milk fat were analyzed using Gerber method, while crude fiber in the diets were analyzed using proximate analysis. The data analyzed by corellation method to find relationship value of independent variabel and dependent variabel, the non linier quadratic regression was used to analyze the data. The results showed that the average crude fiber intake was 5.99 kg/d which give total milk production of 10.95 kg/d, with milk fat content of 0.33kg/d. Correlation coefficient between crude fiber intake and total milk production was low (r=0.275), as well as the determinant coefficient(R2=0.076)with these equation y = - 0.208x2 + 3.026x + 0.828. Correlation coeficient (r) between crude fiber intake and milk fat content were very low (r=0.190), and the determinant coefficient (R2=0.036) with these equation y = - 0.005x2 + 0.070x + 0.086. In conclusion, the correlation between crude fiber intake, milk production and milk fat were followed the quadratic regression. It was suggested that increasing crude fiber intake did not increase milk production and milk fat.Keyword : crude fiber; milk production; milk fat; dairy cattle
HUBUNGAN ANTARA VOLUME AMBING, LAMA MASSAGE DAN LAMA PEMERAHAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (The Relationships between Udder Volume, Massage and Milking Durations on Milk Yield of Ettawa Grade) Habib, Ilham; Suprayogi, Teguh Hari; Sambodho, Priyo
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 1 (2014): Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.964 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian mengenai hubungan antara volume ambing, lama massage dan lama pemerahan terhadap produksi susu kambing Peranakan Ettawa bertujuan untuk mengetahui hubungan antara volume ambing, lama massage dan lama pemerahan terhadap produksi susu. Materi yang digunakan adalah 60 ekor kambing perah PE laktasi periode II sampai III. Parameter yang diukur meliputi volume ambing, lama massage, lama pemerahan, dan produksi susu. Analisis hipotesis pendugaan hubungan antar variabel penelitian menggunakan analisis korelasi-regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan volume ambing, lama massage dan lama pemerahan dapat digunakan untuk memprediksi produksi susu. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu secara berurutan untuk memprediksi produksi susu dapat menggunakan parameter: volume ambing, lama pemerahan dan lama massage. Kata kunci: kambing Peranakan Ettawa; ambing; pemerahan; massage; produksi susu   ABSTRACT Research on the relationship between the volume of the udder, massage and milking duration on milk yield of Ettawa grade aims to determine the relatioship between the volume of the udder, massage and milking duration on milk yield. The materials used were 60 dairy goats 2nd until 3rd lactations period. Parameters measured include udder volume, massage duration, milking duration and milk yield. Analysis of the relationship between variables hypothesized prediction research using corellation-simple and multiple regression analysis. The result showed the volume of the udder, massage and milking durationcan be used to predict milk yield. As conclusion, in sequence to predict milk yield can use the parameters: the volume of udder, massage and milking duration. Keywords : Ettawa grade; udder; milking; massage; milk yield 
TAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI YANG DIPRODUKSI DI DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI KABUPATEN SEMARANG (Performans of Milk Production and Milk Quality Produced at The Highland and Lowland of Semarang District) Nurvita, Laily; Sambodho, Priyo; Harjanti, Dian Wahyu
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 4 (2014): Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.652 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah konsumsi, tampilan produksi dan kualitas susu di peternakan sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) yang terletak di dataran tinggi dan rendah di Kabupaten Semarang. Data yang diambil meliputi suhu lingkungan dan kelembaban, konsumsi pakan, produksi susu, kualitas susu dari 30 ekor sapi perah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pada dataran rendah 25,70C, lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi 22,40C (P<0,05), sedangkan kelembaban tidak berbeda nyata (P>0,05). Konsumsi bahan kering, lemak kasar, serat kasar tidak berbeda nyata (P>0,05) antara dataran tinggi dan rendah, sedangkan konsumsi protein kasar berbeda nyata (P<0,05). Produksi dan kualitas susu di dataran tinggi dan rendah tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pada konsumsi bahan kering, lemak kasar, serat kasar, produksi susu, dan kualitas susu pada peternakan sapi perah di dataran rendah dan dataran tinggi, meskipun suhu dan konsumsi protein kasar pada kedua dataran tersebut berbeda nyata.Kata kunci : Dataran rendah; dataran tinggi; konsumsi pakan; sapi perah; susu ABSTRACT The research was conducted to determine feed intake, milk production and milk quality of dairy cattle at lowland and highland located at Semarang district. A total of 30 dairy cattle used in this research. Datataken included region temperature and humidity, feed intake, milk production and quality. The data obtained from lowland and highland were then compared using t-test analysis. The results showed that temperature in the lowland were higher 25.70C (P<0.05) than in the highland 22.40C. Nonetheless, the feed intake (dry mater, crude fiber, and crude fat) did not differ (P>0.05) between the regions, except for crude protein intake, which was higher (P<0.05) in the lowland than in highland. However, total milk production and milk quality were similar between highland and lowland. Therefore it was concluded that the altitude of region did not affect feed intake, milk production and milk quality.Key words : Dairy cattle; feed intake; highland; lowland; milk
Pengaruh Teat Dip dan Suplemen Temulawak terhadap Tingkat Peradangan Ambing Sapi Mastitis Subklinis Solehah, Dina Amalia Solehah; Harjanti, Dian; Sambodho, Priyo
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.564 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.65-70

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk mengkaji pengaruh treatment teat dipping dan pemberian suplemen pakan tepung temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap tingkat peradangan kelenjar ambing dan pH susu sapi perah laktasi penderita mastitis. Materi yang digunakan adalah 12 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) penderita mastitis subklinis. Rancangan percobaan yang digunakan adalah percobaan RAK split plot dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan yang diterapkan yaitu T0 = sebagai kontrol, T1 = suplemen temulawak 1% BK, T2 = antiseptik teat dipping temulawak 5% dan T3 = suplemen temulawak 1% BK + antiseptik teat dipping temulawak 5%. Parameter yang diamati meliputi tingkat peradangan kelenjar ambing dengan California Mastitis Test (CMT) dan pH susu menggunakan kertas pH. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam/ANOVA (Analysis of Variance) dan jika hasil signifikan dilakukan uji lanjut wilayah berganda Duncan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan dan lama perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap skor CMT dan tidak berpengaruh nyata terhadap pH (P>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sapi perah penderita mastitis yang mendapat treatment teat dipping, suplemen pakan tepung temulawaak maupun kombinasi keduanya mampu menurunkan tingkat peradangan.