Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

The Legal Strength of Home Ownership Credit Agreements During Covid 19 Sumarno Sumarno
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 3 (2021): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i3.2641

Abstract

At this time, during the COVID-19 pandemic, the government's role in meeting the community's needs for housing is urgently needed in providing funds and providing initiatives in housing development efforts. The presence of the Home Ownership Credit system is very much needed by people whose economic income is in the small and medium levels. During this pandemic, banking is one of the sources for obtaining funds which is considered easy and fast for some people in terms of needing funds to meet their needs, such as in utilizing funding from banks in the Home Ownership Credit facility. Each granting credit, there will be rights and obligations. Banks can only consider granting credit if the applicant is a legal subject, because the legal subject is a supporter of rights and obligations, meaning that they can receive rights and be charged with obligations. This study describes the legal arrangements in Home Ownership Loans during the covid 19 pandemic, to find out the rights and obligations of the parties in the Home Ownership Loan agreement, as well as to find out efforts to settle defaults in the Home Ownership Loan agreement. This research was obtained from secondary data, namely library research, namely by collecting references related to the object or research material. Article 1754-1769 is one of the forms of loan-borrowing agreement. By the agreement that has been stated in the credit agreement, each party will obtain its rights and obligations. What is the right of the debtor is the obligation of the bank, and what is the obligation of the debtor is the right of the bank. The implementation of the Home Ownership Credit agreement is made based on a free agreement with the meaning that the agreement can be made freely. Any form of agreement is made between two parties who capable of acting by law to carry out an achievement that does not conflict with the applicable legal rules, morality, and public order, in agreeing to the provision of credit loans, the bank needs to pay attention to the restrictions regulated by the applicable laws and regulations.
THE ENVIRONMENTAL OF CRIMINAL LAW ENFORCEMENT BASED ON PANCASILA’s JUSTICE Sumarno Sumarno; Ismaidar Ismaidar
Jurnal Pembaharuan Hukum Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Pembaharuan Hukum
Publisher : UNISSULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26532/jph.v10i1.30913

Abstract

The environmental problems can no longer be said to be purely natural problems, because humans provide a very significant causative factor for environmental events. The purpose of this research is to find out and analyze environmental criminal law enforcement based on Pancasila justice, which is a legal concept that upholds the values of justice, equality and humanity. the approach method used in this study uses a normative juridical approach, the resulting research results state that the 2009 Environmental Protection and Management Law defines a crime as an act that can result in exceeding ambient air quality standards, water quality standards, seawater quality standards, or standard criteria for environmental damage. Enforcement of environmental criminal law based on Pancasila justice is a legal concept that upholds the values of justice, equality and humanity.
Analisis Deviant Behavior Dalam Keluarga {Parenting} Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di Desa Jati Sari Langkat. Rita Nofianti*; Sumarno Sumarno; Husna Farisah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.26675

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penelitian ini mengeksplorasi Deviant Behavior atau perilaku menyimpang pada anak usia dini dan dampaknya terhadap perkembangan sosial dan emosional mereka. Dengan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini mencermati bentuk-bentuk perilaku menyimpang seperti kekerasan fisik (mencubit, memukul), dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti lingkungan sosial desa, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan dampak negatif perilaku menyimpang terhadap perkembangan sosial dan emosional anak, termanifestasi dalam ketidakpercayaan diri, sifat pemalu, kecenderungan untuk diam, dan perkembangan kognitif yang tidak optimal. Penelitian ini menekankan bahwa perilaku menyimpang adalah hasil dari diferensiasi hubungan dalam keluarga dan berdampak signifikan terhadap perkembangan anak usia dini. Hal ini menunjukkan pentingnya intervensi dini dan pendukung dalam mencegah dan menangani perilaku menyimpang ini.
Peran Manajemen Rumah Sakit dalam Penyelesaian Sengketa Medis Melalui Jalur Mediasi di Rumah Sakit Ronnie Juliandri; Redyanto Sidi; Beni Satria; Sumarno Sumarno
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 7 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54371/jiip.v6i7.2382

Abstract

Keterkaitan hukum antara tenaga medis dengan pihak pasien dalam menjalankan pelayanannya sebagai tenaga kesehatan tidak jarang hal tersebut dilalui dengan adanya peristiwa dimana tenaga kesehatan mengabaikan secara sengaja ataupun tidak hak pasien hingga timbulnya sebuah masalah atau sengketa. Mediasi merupakan salah satu sarana dalam penyelesaian sengketa alternatif di luar pengadilan. Malpraktik medis merupakan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan mengenai praktek jahat ataupun tidak dalam hal tersebut tidak terpenuhinya suatu standar yang awalnya telah di tentukan oleh profesi. Pengaturan mengenai penyelesaian sengketa medis melalui mediasi diatur dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 terdapat kekaburan norma didalamnya dimana dalam pasal tersebut diatur tentang mediasi tetapi tidak menjelaskan secara jelas mengenai mediasi apa yang di maksud, lebih khususnya tidak dijelaskan mengenai upaya mediasi penal yang mengakibatkan implisit dalam pengaturannya, sehingga perlu untuk diteliti. PP No 47 Tahun 2021 BAB III Kewajiban Rumah Sakit Pasal 27 ayat (1) poin r mengamatkan bahwa “menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit”. Artinya Undang-undang telah mengamanatkan kepada Manajemen Rumah sakit membuat dan menetapkan sendiri aturan tentang menyelesaian sengketa pabila terjadi kemudian hari sengketa medik. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode penelitian yuridis normatif dimana hal ini dilakukan dengan cara penelitian bahan pustaka atau yang sering di katakan dengan data sekunder berupa hukum positif. Hasil pembahasan ini menunjukan bahwa manajemen rumah sakit telah menetapkan mekanisme penyelesaian sengketa medik tahap awal adalah mediasi. Sebagai Alternatif penyelesaian permasalahan dengan sangat baik dan terstuktur.
Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Kekerasan Fisik Oleh Orang Tua Kandung Muhammad Iqbal; Syaiful Asmi Hasibuan; Sumarno Sumarno
Jurnal Hukum dan Sosial Politik Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Hukum dan Sosial Politik
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jhsp-widyakarya.v1i4.1541

Abstract

The purpose of this research is to analyze the legal protection of child victims of physical violence by biological parents. This research uses a literature review approach by looking for theoretical references that are relevant to the case or problem found. Based on the results and discussion, it is found that the forms of violence experienced by children are physical violence such as: being kicked, hit, thrown with wood, slapped and even hung, resulting in children feeling depressed by the violence they experience and children who experience this rarely communicate with their friends. The sources that trigger physical violence against children are poverty, violence also occurs because the parents are stressed or have complicated problems. Parents' lack of knowledge The existence of children who do not want.
Analysis of the Cooperation Agreement between the Health Social Security Administering Agency (BPJS) and Hospitals on Determining Postponed Claims at the Datu Beru Takengon Regional General Hospital, Central Aceh Eko Cipta Burnama; Sumarno Sumarno; Dahlan Dahlan
Jurnal Ekonomi Vol. 13 No. 02 (2024): Jurnal Ekonomi, Edition April - June 2024
Publisher : SEAN Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study examines the Cooperation Agreement between the the Social Security Provider (BPJS) for Health and Hospitals and how it impacts the delay in claim payments at RSUD Datu Beru Takengon in 2023. The research employs a juridicalempirical method focusing on the analysis of the Cooperation Agreement documents. The findings reveal that coding discrepancies are the major cause of claim delays, with a total of Rp 4,370,529,800 in delayed claims throughout 2023. While the cooperation agreement outlines rights and obligations for both parties, it lacks specific attention to resolving delayed claims. Therefore, the agreement needs improvement by emphasizing the prevention of claim delay cases to avoid negative impacts on hospitals and healthcare services.
Upaya Kepolisian dalam Menangani Tindak Pidana Kecelakaan Lalu Lintas Tabrak Lari Di Wilayah Hukum Polres Tual Maluku Tenggara Yossri Mantaw Sihombing; Yasmirah Mandasari Saragih; Sumarno Sumarno; Abdur Rahman Sirait; Delianto Habeahan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.10603

Abstract

Abstrak Perkembangan jumlah kendaraan dan rendahnya kesadaran hukum dalam masyarakat menyebabkan terjadinya ketidakdisplinan dalam berlalu lintas sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Salah satunya adalah kecelakaan tabrak lari yang dimana pelakunya tidak bertanggungjawab dengan melarikan diri dan membiarkan korban begitu saja tanpa menghentikan kendaraannya. Untuk mewujudkan kedisplinan dalam berlalu lintas dibutuhkan peranan penegak hukum yang dilaksanakan oleh Polisi Lalu Lintas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apa yang menjadi faktor penyebab banyak terjadinya tabrak lari di kota Tual dan bagaimana upaya kepolisian dalam menegakkan hukum terhadap pelaku tindak pidana tabrak lari di kota Tual. Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris yang bersifat deskriptif. Lokasi penelitian ini adalah kepolisian yang memiliki kewenangan dalam menegakkan hukum terhadap tindak pidana tabrak lari yaitu Unit Kecelakaan Satlantas Polres Tual Maluku Tenggara. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan study dokumen yang nantinya data tersebut akan di analisis secara kualitatif. Dan untuk hasil penelitian sendiri menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penyebab banyak terjadinya tabrak lari di kota Tual adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat, adanya rasa takut serta jalan atau tempat yang sepi. Adapun upaya yang dilakukan kepolisian dalam menegakkan hukum terhadap pelaku tindak pidana tabrak lari di kota Tual adalah melalui penal (penindakan) yaitu dengan melakukan mediasi antar pelaku dan korban, melakukan penyelidikan dan penyidikan. Sedangkan upaya non penal (pencegahan) yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada siswa menengah atas (SMA), melakukan seminar umum dan memberikan edukasi kepada masyarakat baik secara langsung maupun media sosial.Adapun kendala yang dihadapi oleh Polres Tual dalam upaya penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana tabrak lari di kota Tual dikarenakan keterlambatan melapor, kurangnya kesadaran masyarakat, tidak ada saksi, wilayah kejadian tidak ada CCTV dan belum ditemukannya pelaku. Kata Kunci: Peran Kepolisian, Tindak Pidana, Kecelakaan Lalu Lintas, Tabrak Lari
Penegakan Hukum Pidana Bagi Pelaku Pedofilia Atas Kejahatan Seksual Terhadap Anak Muhammad Safar; Yasmirah Mandasari Saragih; Sumarno Sumarno; Teguh Hidayat Siregar; Sri Utami
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11291

Abstract

Anak merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang harus dilindungi dan dijamin hak-haknya untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Berita kejahatan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh pedofilia telah menyedot perhatian masyarakat dan pemerintah. Seperti yang kita ketahui, pedofilia adalah suatu perilaku menyimpang untuk mendapatkan kepuasan seks yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak. Biasanya sebelum melancarkan aksinya, para pedofil ini selalu menggunakan berbagai macam cara untuk menarik perhatian agar para calon korbannya mau atau menuruti apa kata si pelaku. Tindakan ini sangat berdampak buruk terhadap perkembangan anak hingga ia dewasa nanti karena akan meninggalkan luka dan trauma yang mendalam, yang membuat mental anak menjadi lemah. Untuk itu anak yang menjadi korban kejahatan seksual para pedofilia harus dilindungi dan memperoleh pelayanan khusus. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan penelitian hukum normatif yang berdasarkan pada teori-teori hukum. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perilaku pedofilia, bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi korban pedofilia berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan penegakan hukum pidana bagi pelaku pedofilia atas kejahatan seksual terhadap anak.
JURIDICAL ANALYSIS OF MINIMUM CRIMINAL IMPOSITIONS FOR PERSONS OF CORRUPTION CRIMINAL ACTS (STUDY OF DECISION NUMBER 43/Pid.Sus-TPK/2022/PN.Mdn) Ricky Pratama Ginting; Sumarno; T. Riza Zarzani
International Journal of Educational Review, Law And Social Sciences (IJERLAS) Vol. 4 No. 3 (2024): May
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijerlas.v4i3.1598

Abstract

The crime of corruption is a serious crime and must be eradicated in the Unitary State of the Republic of Indonesia, because it can harm the country. In terms of preventing and eradicating corruption, Indonesia has regulated it in Law number 20 of 2001 as an amendment to Law Number 31 of 1999 concerning the Eradication of Corruption Crimes. In this research, there are 3 discussions that will be explained in this research, namelyWhat is the role of judges in applying minimum criminal sanctions for perpetrators of criminal acts of corruption according to the provisions of the law, what are the basic considerations of judges in imposing sentences below the minimum threat for perpetrators of criminal acts of corruption and what is the legal basis for the judge's rationale for imposing criminal sanctions below the minimum for criminal acts of corruption? , in accordance with the provisions of Law Number 20 of 2001regarding changes to Law Number 31 of 1999 concerning the Eradication of Corruption Crimesin accordance with the provisions of Article 2 Paragraph (1) Every person who unlawfully commits an act of enriching himself or another person or a corporation which can harm state finances or the state economy, shall be punished with life imprisonment or a minimum imprisonment of 4 (four) years. and a maximum of 20 (twenty) years and a fine of at least IDR 200,000,000.00 (two hundred million rupiah) and a maximum of IDR 1,000,000,000.00 (one billion rupiah). However, in the case of this research, the judge decided the case was below the minimum sentence.
Legal Protection for Health Workers Working in Remote Areas : Research Study in Kapuas Hulu Regency Ismawan Adrianto; Sumarno Sumarno; T Riza Zarzani
International Journal of Sociology and Law Vol. 1 No. 4 (2024): November : International Journal of Sociology and Law
Publisher : Asosiasi Penelitian dan Pengajar Ilmu Hukum Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijsl.v1i4.187

Abstract

This research examines the implementation of legal protection for healthcare workers serving in remote areas, with a case study in Kapuas Hulu Regency. The main focus of the study is to analyze the effectiveness of existing legal protections and identify factors hindering their implementation. Through a qualitative approach using case study methods, this research reveals a significant gap between existing regulations and practices in the field. The case of Dr. I serves as a concrete example of weak legal protection, ranging from transfers without adequate consideration to eviction from official residences. Identified inhibiting factors include lack of understanding among local officials, weak inter-agency coordination, and discrepancies between central policies and local implementation. This study recommends the need for comprehensive reform in the legal protection system for healthcare workers in remote areas, including capacity building for local officials and strengthening oversight mechanisms.