Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GENOTYPE AND RESISTANCE PATTERNS OF ANTI TUBERCULOSIS TREATMENT (ATT) IN Mycobacterium tuberculosis ISOLATES FROM TUBERCULOSIS CASES WHICH NOT TAKEN ATT Maria Silvia Merry; Ning Rintiswati; Yanri Wijayanti S
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 2 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1240.813 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i2.14

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is still a prominent health problem which need to be controlled worldwide. In Indonesia, the incidences of TB cases in 2011 were 450.000 cases with mortality rate 175 person per day. The emergence of mycobacterium’s resistance against Anti Tuberculosis Treatment (ATT) gives a double burden to prevent the disease. This resistance against ATT is caused by several things, one of which is the nature of mycobacterium, mutations and genotype strain variation. Objective: The aim of this study is to get a description of ATT’s resistance pattern, genotype of M. tuberculosis, and determined the correlation between M. tuberculosis’ genotypes and the resistance pattern against ATT. Methods: The research methods were cross-sectional and analytical descriptions. Samples used in this research were clinical isolates, which were taken from patients who hadn’t received ATT therapy before. Patients were recruited from BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru = Health Center for Lung’s Diseases) at Minggiran and Kotagede area, for the period of June 2010 - December 2010. Drug susceptibility test for ATT were done for Isoniazid, Rifampicin, Streptomycin, and Ethambutol using LJ’s proportion method. Whereas for genotyping, we were using PCR-based Spoligotyping, with Dra and Drb primers. Data processing for genotypes and resistance pattern were in descriptive form, while the analysis of the ATT resistance and genotypes correlation were using chi square. Results: From 33 samples collected and tested for resistancy, 17 samples (51,52%) were sensitive to INH, RIF, STREP, and ETAMB while 16 samples (48,48%) were resistant to one or more ATT. We found 1 isolate (3.03%) was MDR TB. Genotype patterns description are 30% (10 isolates) were Beijing strain and 70% (23 isolates) were Non Beijing with a variety of EAI, LAM, U, Harleem, T, Manu, and Miscellanous. The chi square’s analysis results are p = 0,034 (p < 0,05), ratio prevalence 2,96 (95 CI 0,26 – 0,57). Conclusion: The result from drug susceptibility test for ATT are 48,48%, resistant to one regimen or more ATT, while sensitivity 51,52%. Beijing strains were predominant strain (30%). There were significant correlation between the patterns of resistance against ATT and genotype patterns, Beijing strains tend to be resistant by 2,96 times greater than non-Beijing strains.
INTEGRASI PENDIDIKAN, PENELITIAN, & PELAYANAN YANG BERKUALITAS DALAM ACADEMIC HEALTH SYSTEM Rizaldy Taslim Pinzon; Maria Silvia Merry
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 2 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.874 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i2.64

Abstract

Pelayanan kesehatan di era ini mengalami perubahan sesuai dengan pengaruh situasi global, kemajuan pesat di bidang informasi dan teknologi, serta tingginya mobilitas penduduk dunia. Hal tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan juga terdampak dengan menghadapi berbagai tantangan, yaitu: 1) pola penyakit yang berubah, 2) perubahan proporsi populasi dan demografi, 3) disparitas pelayanan kesehatan dan tuntutan masyarakat. Perubahan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia sejak tahun 2014 dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga turut berandil besar dalam perubahan pola pemberian pelayanan kesehatan yang cukup bermakna.
PROFIL HEMATOLOGIK BERDASARKAN JENIS PLASMODIUM PADA PASIEN MALARIA RAWAT INAP DI RSK LINDIMARA, SUMBA TIMUR Henryanto Irawan; Maria Silvia Merry; Nining Sri Wuryaningsih; Tri baskoro TS
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 2 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.102 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i2.62

Abstract

Pendahuluan: Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih banyak ditemukan di negara tropis dan sub tropis. Data WHO pada tahun 2013 diperkirakan 197 juta kasus malaria dengan angka kematian sekitar 584.000 orang. Di Indonesia kasus malaria pada tahun 2013 sebesar 343.527 kasus. Kabupaten Sumba Timur merupakan daerah endemis malaria dengan angka kejadian malaria yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 6.266 kasus. Tujuan: Menganalisis gambaran hematologik malaria terutama angka eritrosit dan hemoglobin berdasarkan jenis Plasmodium, distribusi berdasarkan data demografi (jenis kelamin, umur, dan pekerjaan) dan rejimen obat anti malaria yang digunakan. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode potong lintang. Data berasal dari data rekam medis 262 pasien malaria yang rawat inap di Rumah Sakit Kristen Lindimara bulan Juli 2014 - Desember 2014. Data dianalisis secara univariat dan uji T. Hasil: Sebanyak 262 subjek penelitian sebanyak 210 orang (80,2%) terinfeksi Plasmodium falcifarum dan 52 orang (19,8%) terinfeksi Plasmodium vivax dengan derajat infeksi ringan (69,5%). Hasil uji T terhadap gambaran klinis, angka eritrosit (p=0,380) dan kadar hemoglobin (p=0,523) menunjukkan tidak terdapat perberdaan yang signifikan antara kedua jenis Plasmodium (p>0,05). Berdasarkan distribusi data demografi, frekuensi tertinggi pada perempuan (53,1%), umur ≥ 15 tahun (54,6%) dan sebagian besar adalah pelajar (43,1%). Rejimen obat anti malaria yang digunakan ialah kombinasi kina dan primakuin (75,6%). Kesimpulan: Kejadian malaria di RSK Lindimara paling banyak disebabkan oleh Plasmodium falcifarum (80,2%) dibandingkan dengan Plasmodium vivax (19,2%). Berdasarkan gambaran klinis, angka eritrosit dan kadar hemoglobin tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua jenis Plasmodium (p>0,05). Kombinasi kina dan primakuin merupakan obat pilihan pertama di RSK Lindimara (75,6%).