Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INFEKSI MENULAR SEKSUAL MULTIPEL PADA PEREMPUAN HAMIL TRIMESTER KEDUA (LAPORAN KASUS) Arum Krismi; Herwinda Brahmanti; Satiti Retno Pudjiati
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 1 (2015): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v1i1.5

Abstract

Infeksi Menular Seksual (IMS) dapat menimbulkan dampak yang serius pada kehamilan berupa kehamilan ektopik, aborsi spontan, kematian janin dalam rahim, prematuritas, infeksi kongenital dan perinatal serta infeksi puerperal pada ibu. Seorang perempuan hamil berusia 21 tahun mengeluhkan adanya kutil di sekitar kelamin dan dekat anus, serta keputihan berwarna putih keruh dari kemaluan sejak ± 2 bulan yang lalu. Pada perut bagian bawah dan kedua pangkal paha terdapat makula dan papul hiperpigmentasi, teraba keras, multipel, tersebar; pada vulva, perineum dan perianal terdapat papul verukosa multipel dengan luas area (perianal) ± 6 x 5 cm2. Pemeriksaan inspekulo pada cervix didapatkan bintik-bintik kemerahan (strawberry cervix), cervix dan fornix tertutup discharge putih keabuan berbuih dan vagina tertutup discharge putih homogen menggumpal. Diagnosis kerja adalah siflis sekunder, trichomoniasis, dan kandidiasis vulvovaginalis (KVV) pada kehamilan. Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, status dermato-venereologis, pemeriksaan fsik (inspekulo), laboratorium, histopatologis, dan serologis. Infeksi Menular Seksual dapat diderita oleh seorang pasien jika terdapat sumber penularan. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan, baik perubahan dalam respon imun, hormonal maupun anatomis, menyebabkan perempuan hamil lebih rentan untuk menderita IMS multipel. Kata kunci: infeksi menular seksual, perempuan hamil, siflis sekunder, tricho¬moniasis, kandidiasis vulvovaginalis
PERBEDAAN INDIKATOR-INDIKATOR PENYEMBUHAN LUKA TIKUS WISTRAR NON DIABETIK DAN DIABETIK PADA PEMBERIAN CURCUMIN TOPIKAL Tejo Jayadi; Arum Krismi
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 1 (2015): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v1i1.2

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Di dunia dan Indonesia, penderita diabetes melitus akan meningkat, diperkirakan dua kali. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah penderita ulkus diabetikum, pada akhirnya dapat menyebabkan amputasi. Banyak faktor pertumbuhan berperan dalam penyembuhan luka, diantaranya TGF beta1 dan p63. Pada luka kronik, ekspresi TGF beta 1 menurun, sementara peran utama p63 adalah pertumbuhan epidermis. Curcumin memperbaiki penyembuhan luka. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian adalah untuk mengenali efek kurkumin pada penyembuhan luka tikus wistar non diabetic dan diabetic dengan menilai ekspresi TGF beta1 dan p63, tingkat inflamasi, jaringan granu%asi, dan penutupan dermis. Metode Penelitian: Penelitian dikerjakan dengan metode quasi eksperimental dengan desain post-test only control group design pada 64 hewan coba, dengan 16 tikus non diabetik diterapi curcumin (A), 16 hewan coba diabetik tanpa curcumin (B), 16 tikus diabetik tanpa curcumin (C), 16 tikus diabetik diterapi salep curcumin (D). Hasil dan Diskusi: Pada uji marginal homogeneity derajat inflamasi sampe% A terhadap sampel B adalah p= 0,166, level ekspresi TGF beta1 nilai p= 0,03, pembentukan jaringan granulasi p= 0,317, penutupan dermis nilai p 0,317 (p= 0,05), ekspresi p63 ni%ai p&O,OOS. +urcumin meningkatkan derajat inflamasi dan %e/e% ekspresi TGF beta1 yang cenderung mempercepat proses penyembuhan luka pada hewan coba non diabetes. Uji marginal homogeneity sampel C dan D menunjukkan inflamasi ni%ai p& O,128, pembentukan jaringan granu%asi p& O,S69, sedang penutupan dermis sampel D p= 0,083, ekspresi TGF beta1 p= 0,884, ekspresi p63 p= 0,025. Curcumin meningkatkan ekspresi p63, tetapi tidak mempercepat proses penyembuhan luka. Kata Kunci: curcumin, TGF beta
PERBEDAAN INDIKATOR-INDIKATOR PENYEMBUHAN LUKA TIKUS WISTAR DIABETIK DIINDUKSI CURCUMIN Tejo Jayadi; Arum Krismi
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Perkembangan Terbaru Pemanfaatan Herbal Sebagai Agen Preventif Pada Tera
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.34 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.1196

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengenali efek kurkumin pada penyembuhan luka pada tikus wistar diabetik dengan mengukur ekspresi TGF beta-1 dan p63, level inflamasi, pembentukan jaringan granulasi dan penutupan dermis. Penelitian ini dikerjakan dengan metode quasi eksprerimental berdesain post-test only dengan kelompok kontrol, pada 32 hewan coba diabetik. Enam belas hewan coba diinsisi diberi placebo (A) , 16 berikutnya diinsisi diterapi salep kurkumin (B). Eksisi 3 hewan coba dikerjakan pada hari pertama, ke- 3, ke- 12, ke-18, ke- 30. Inflamasi sampel B cenderung lebih berat dibandingkan sampel A, uji marginal homogeneity 0,197. Peningkatan inflamasi ini, dimungkinkan karena infeksi, sehingga pembentukan jaringan granulasi cenderung lebih lambat  uji marginal homogeneity 0,564, dan penutupan dermis lebih lama dengan uji marginal homogeneity  0,083. Ekspresi TGF beta1 sampel B dibandingkan sampel A tidak didapatkan perbedaan dengan uji marginal homogeneity 0,814. Pada penelitian ini pemberian salep kurkumin meningkatkan ekspresi p63 semua pada semua sampel eksisi kulit tikus wistar diabetik. Kata Kunci: curcumin, TGF beta-1, p63, level inflamasi, jaringan granulasi, penutupan dermal