Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI “THE RULE OF HALVES” KASUS HIPERTENSI PADA RESPONDEN DI DELAPAN DUSUN BAGIAN SELATAN SLEMAN YOGYAKARTA Rita Suhadi; Greta Paulina; Chatarina Danik Wijayanti; Lusia Dewi; Antonia Adeleide Anutopi; Fransisca Tielman
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 2 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1040.281 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i2.16

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi (50%), kesadaran (25%), terapi (12,5%), dan pengendalian (6,25%) hipertensi ditemukan pada populasi berdasarkan the rule of halves (the rule). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan proporsi subyek hasil penelitian dengan yang ada pada the rule. Metode: Survei analitik cross-sectional dilakukan dengan cluster random-sampling pada 8 dusun di bagian selatan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kriteria inklusi meliputi responden ≥ 40 tahun dan menandatangani informed-consent; sementara responden yang hamil diekslusi. Data dikumpulkan dengan wawancara dan tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan diukur. Perbandingan proporsi subyek dibandingkan the rule dengan uji-Z (p < 0,05); perbandingan umur; body mass index (BMI), dan tekanan darah sistolik/diastolik antara kelompok hipertensi dan tidak hipertensi dianalisis dengan uji-t p < 0,05. Hasil: Subyek (N = 1602) memiliki umur 54,3 ± 11,8 tahun; BMI 23,0±4,2kg/m2; dan tekanan darah 141,3/83,8±23,1/12,3mmHg. Proporsi subyek berturut-turut terdiri dari 49,3%; 29,3%; 19,0%; dan 3,6% untuk prevalensi; sadar; terapi; dan pengendalian hipertensi. Subyek memiliki prevalensi yang sama dengan the rule (p > 0,05); sadar dan terapi hipertensi lebih banyak dibandingkan the rule (p < 0,05); tetapi pengendalian hipertensi lebih sedikit proporsinya dibandingkan the rule (p < 0,05). Kelompok hipertensi memiliki tekanan darah (159,0/89,8mmHg) berbeda bermakna dengan tidak hipertensi (124,1/78,0mmHg); sama antara yang sadar dan tidak sadar hipertensi; sama antara terima terapi dan tidak terapi; tetapi berbeda bermakna pada kelompok dengan tekanan darah terkendali (131,3/81,4mmHg) dan tidak terkendali (161,1/90,5mmHg). Kesimpulan: Subyek memiliki prevalensi yang sama; lebih tinggi bermakna untuk sadar dan terapi hipertensi; tetapi lebih rendah untuk pengendalian hipertensi bila dibandingkan the rule of halves.
Transformasi Pendidikan Digital Etika : Tantangan dan Strategi Menuju SDGs 2030 Greta Paulina; Sarifatul Maulidiyah; Ichsan Fauzi Rachman
JURNAL ILMIAH RESEARCH STUDENT Vol. 1 No. 5 (2024): Mei
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jirs.v1i5.1345

Abstract

Building a quality life is one of the main visions of the SDGs, so it is important to educate future generations to be able to utilize digital in accordance with good morals and ethics. The writing in this article uses literature study as a data collection method by using previous research as a foundation to provide a comprehensive analysis. Digital ethics education is a challenge as well as a strategy to deal with the development of today’s world. Through digital ethics education, students can be guided to utilize technology as it should be, and avoid misuse. This article is expected to provide an overview of the influence of digital technology on the success of the 2030 SDGs agenda, and how the transformation of ethical digital education can be a decisive step in the success of the SDGs. Keywords: Digital Ethics, Educational Technology, ICT, SDGs 2030